Chapter 68

1.4K 243 146
                                    

Dalam tidurnya, Indonesia sedikit mengernyitkan keningnya ketika ia merasakan ada seseorang yang menoel-noel pipinya. Namun anak itu tetap abai, ia membalikkan tubuhnya menghindari arah datangnya tangan jahil itu.

Plak

~Sampai kapan kamu mau tidur?!

Indonesia sontak terbangun dengan tangan yang memegang bekas tabokan. Ia segera menoleh ke arah sang pelaku, hendak membacotinya dengan kata-kata mutiara andalannya, sebelum akhirnya terdiam begitu tau siapa pelakunya.

~Apa?! Mau marah?

Didepannya, Selena— si Peri kegelapan berkacak pinggang sembari menatapnya tajam. Indonesia refleks menggelengkan kepalanya, entah mengapa kemarahan Selena mirip dengan kemarahan sang Bunda.

"Ada apa?" Tanya Indonesia sembari mengucek matanya. Indonesia baru menyadari kalau sekarang ia berada di dimensi yang diciptakan oleh Selena.

"Ini masih jam tidurku tapi kau malah membangunkanku, so fun kah begitu?" Indonesia berbaring di rerumputan. Dimensi milik Selena sedikit mirip dengan milik EU, bedanya di dalam dimensi Selena hanya terdapat kastil dan taman kecil. Dan sekarang keduanya sedang berada di taman itu.

~Jangan malas-malasan! Ayo bangun. Aku akan melatihmu agar bisa menggunakan kekuatanku. Selena memutar matanya malas saat melihat Indonesia yang tidak bergeming. Dengkuran halus kemudian terdengar.

~Anak ini...💢

Plak

Buaghh
.
.
.
.
.

"Kakak darimana saja? Aku tidak melihat kakak dimana-mana tadi." Vietnam bertanya kepada Indonesia yang masih setengah sadar. Rambutnya acak-acakan dengan muka bantal khas orang yang bangun tidur.

"Tunggu, kakak baru bangun?!" Tanya Malaysia berteriak syok.

"Ini masih pagi, jangan teriak-teriak." Ucapan Indonesia membuat adik-adiknya melotot.

Srek

"Pagi?! Ini sudah menjelang malam!!" Seru Philippines sembari menyibak gorden dengan emosi. Terlihatlah matahari yang hampir tenggelam dan akan tergantikan oleh bulan.

Indonesia mengedipkan matanya, ngelag.

'Lebih lama dari yang kuduga.'

"Kak Indo tega sekali... padahal aku ingin kak Indo melihat pertandinganku." Ucap Philippines dengan mata berkaca-kaca. Vietnam pun mengangguk setuju.

"Aku kira kakak sudah berangkat bersama teman-teman kakak, karena pintu kamar kak Indo terkunci tadi pagi." Sahut Singapore. Luka yang dideritanya pun sudah hampir 100% sembuh.

'Bangke!! Setan-setan pada kemana sih?!

Indonesia berteriak kesal dalam hati. Mempertanyakan keberadaan para teman setannya yang tidak membangunkannya.

"Apa kakak sakit?" Tanya Myanmar yang sedari tadi diam. Satu kalimat yang meluncur dari mulut Myanmar membuat suasana semakin kacau.

"A-aku sungguh tidak apa. Daripada itu ceritakan yang terjadi hari ini." Indonesia menepuk sisi ranjangnya yang kosong, mengode para adiknya untuk duduk disana.

"Aku memenangkan pertandingan!!" Vietnam mengangkat tangan kanannya tinggi. Ucapan anak itu terdengar sangat bangga sehingga membuat Malaysia yang berada didekatnya berdecih.

"Oh, benarkah? Kau sudah bekerja keras." Indonesia mengusak surai merah Vietnam membuat anak itu tersenyum lebar.

"Pertandingan ku hasilnya seri... apa kakak akan mengelus kepalaku?" Tanya Philippines dengan muka melas.

EPISTROFI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang