Chapter 26

1.9K 254 54
                                    

Setelah sekian lama akhirnya kereta kuda yang mereka naiki telah tiba di depan mansion ASEAN. Indo, Myanmar, Ethan, dan Atirath turun sedangkan yang lain akan pergi ke akademi. Karena beberapa dari mereka juga tinggal di asrama.

Sedangkan di dalam mansion ASEAN, Ana terlihat sedang tergesa-gesa untuk keluar ketika mendengar bahwa anak tertua Duke telah pulang dari ujian terakhirnya.

"Ana kau mau kemana?" Tanya Singapore yang melihat Ana yang terburu-buru keluar.

"Penjaga gerbang melaporkan bahwa Tuan muda pertama dan tuan muda ke sembilan telah kembali." Ujar Ana sembari membungkukkan sedikit badannya.

"KAK INDO SUDAH PULANG?!!" Teriak Malaysia dari arah tangga. Anak itu memang hendak turun untuk mengambil air karena air dikamarnya sudah habis.

"Benar tuan muda." Ujar Ana.

Seperti memiliki ikatan batin yang kuat, yang lainpun dengan sigap langsung keluar dari kamar masing-masing.

"Mana?! Mana?!" Tanya Brunei tak sabar.

"Mereka masih diluar gerbang."

"Kami saja yang menyambutnya, kamu kembali saja." Ucap Thailand kepada Ana.

"Baik."

Malaysia dan adiknya yang lain pun keluar. Terlihat di netra mereka Indo dan Myanmar juga 2 orang asing disamping Indo.

"KAKA-"

"Huwaa Aster aku sungguh merindukanmuuu..." teriakan lebay Malaysia terpotong karena Indo yang langsung berlari memeluk Aster.

Krek

"Wah ada pecah tapi bukan kaca." Gumam Asya yang melihat kejadian tragis didepannya.







"Ini mansionmu?" Tanya Ethan ketika melihat sebuah mansion megah berdiri di depan mereka.

"Ini mansionmu?" Tanya Ethan ketika melihat sebuah mansion megah berdiri di depan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukan, ini punya punya Duke ASEAN." Jawab Indo lempeng.

"Sama aja blok."

"Aku rindu kasurku." Ujar Indo sembari meregangkan badannya.

Tak sengaja Indo melihat Aster yang sedang berjalan santai dengan tangan yang penuh makanan dengan Asya di sebelahnya.

"Huwaa Aster aku sungguh merindukanmuuu..." ujar Indo sembari memeluk Aster yang kebingungan tanpa melihat kondisi disekitarnya.

"Wah ada yang pecah tapi bukan kaca." Gumaman Asya membuat Indo menoleh. Ia melihat para adiknya berdiri dengan tatapan terluka ke arah Indo. Apalagi Malaysia yang sudah membuka tangannya dengan mata berkaca-kaca.

Sial, Indo sama sekali tidak menyadari keberadaan mereka.

"Hahahaa... aku juga merindukan kaliann..." dengan tawa canggung, Indo langsung memeluk Malaysia.

"Jahat! Padahal aku sudah bersiap memelukmu." Ucapan Malaysia terendam karena ia memeluk Indo erat.

"Minggirrr! Aku juga ingin memeluk kakakku!" Brunei berteriak emosi.

EPISTROFI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang