Chapter 65

1.5K 243 93
                                    

Bruk

"SK, kau tidak mau mengumumkan kemenanganku?" Tanya Neth dengan seringai menyebalkan miliknya.

"P-pemenangnya adalah Netherland dari akademi Wilwatikta!!"

Terlihat lawan dari Netherland tengah berlutut dengan pandangan kosong. Tubuhnya bergetar tanpa sebab dan akhirnya River tumbang.

"Membosankan." Gumam Netherland pelan sebelum berbalik dan melangkah ke teman-temannya berada.
.
.
.
.
.
.

"Anak si Dutch boleh juga." J.E sedikit terkesan dengan kemampuan + kelicikan Netherland. Memang dari dulu, keluarga marquess Dutch terkenal dengan kelicikan dan magic manipulation yang mereka kuasai.

"Anak itu terampil dalam bidang pertempuran, tipu daya, dan manipulasi." Ucap TNI bersedekap dada.

"Yah walau masih kalah dari si kembar sih kalau masalah memanipulasi orang." Sahut Indosila tenang. Si kembar tidak memprotes, mereka justru membusungkan dadanya, bangga.

"Apa yang bisa dibanggakan dari kemampuan buat nipu orang." Cibir I.E pelan
.
.
.
.
.
.
.

Tidak lama setelah Netherland pergi, beberapa tim kesehatan tiba untuk mengobati peserta yang terluka. Terlihat juga disana ada Palestine yang sedang menjalankan tugasnya.

"Akademi Wilwatikta memimpin jalannya kompetisi dengan dua poin lebih banyak dari pada akademi Horizon. Apakah Horizon punya strategi untuk menyusul ketertinggalan?" Nada yang digunakan SK seakan mengejek.

Alfred yang melihat itu sedikit speechless.

'Kalian melakukan lebih baik dari yang aku harapkan!!'

Di sisi lain, Carl dengan gelisah terus menggigiti kukunya. Ia tidak boleh membiarkan Horizon dipermalukan. TIDAK BOLEH!!

"Guru, anda tenang saja. Kami pasti akan mengalahkan mereka." Carl sontak menoleh ke arah salah satu siswanya baru saja berbicara. Pemuda bersurai pirang dengan telinga runcing khas ras elf terlihat di matanya. Elvian, si pemuda elf itu tersenyum tipis ke arah sang guru.

Dibelakang pemuda itu juga ada beberapa orang lain yang menyaksikan perandingan dengan berbagai macam ekspresi, ada yang bodo amat sampai ada yang berbinar penuh semangat.

"Aku menyerahkannya pada kalian. Jangan sampai mempermalukan Horizon." Carl menatap tajam mereka semua.

"Ha'ik."

"Pertandingan selanjutnya, antara Elvian Zephyr dari akademi Horizon melawan Singapore dari akademi Wilwatikta!! Kira-kira siapa yang akan menang?!"

"Akhirnya..." Elvian berdiri dan menoleh sejenak ke arah Carl.

"Saya pasti akan mengalahkan mereka." Ucap Elvian sembari tersenyum. Senyuman yang sulit diartikan.
.
.
.
.
.
.
.

"Singa." Singapore menoleh saat mendengar Indonesia memanggilnya.

"Hati-hati, dia lawan yang cukup kuat. Jangan memaksakan diri jika sudah tidak mampu." Nasihat dari Indonesia diangguki dengan mantap oleh Singapore. Ia kemudian mendekati sang kakak yang sedang selonjoran dengan Russia sebagai babunya.

Singapore kemudian mengambil syal yang belum diambil oleh Netherland dan langsung melemparkannya tepat di wajah si empunya. Nampaknya Indonesia tidak sadar kalau dari tadi ia memeluk syal milik Netherland.

"Sat!! Tata kramamu mana?!" Netherland kini meledak-ledak. Entah pergi kemana ketenangannya tadi.

"Ketinggalan." Jawab Singapore tak acuh. Singapore menjauh mengabaikan Netherland yang sudah mencak-mencak dibelakangnya.

EPISTROFI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang