Chapter 24

1.8K 234 26
                                    

Terlihat disebuah ruangan, seorang pria bersurai navy sedang duduk menelungkupkan kepalanya dimeja. Hingga pria bersurai biru muda bercampur putih masuk dan mulai membuka suara.

"Sean, ada apa?" Tanya SEATO kepada ASEAN yang terlihat lemas dari pagi, bahkan sewaktu rapat tadi pagi, ASEAN juga hanya diam tanpa memberikan pendapat.

"Firasatku tidak enak dari kemarin, ditambah sudah lima hari Indo tidak menghubungiku..." Ujar ASEAN sambil menyandarkan tubuhnya.

"Benar juga, tinggal kelompok Indo saja yang belum kembali. Karena lokasi yang di acak kita tidak tau dimana ia ditempatkan." SEATO tampak berfikir.

"Dia tidak apa-apakan? Apa dia sudah makan?" Aura suram kembali menyelubungi ASEAN.

"Hei, dalam kelompoknya itu ada 4 siswa kelas-S lainnya, dia pasti baik-baik saja." Ujar SEATO berniat menghibur ASEAN.

Brakk

"JUSTRU ITU!! Bukannya harusnya mereka yang kembali pertama?!" Ujar ASEAN setelah menggebrak meja. SEATO hanya memegang dadanya, menetralkan detak jantungnya yang berdetak terlalu kencang.

Tok

Tok

Tok

"ASEAN kau didalam? Pangeran TNI menyuruh kita berkumpul." Suara WHO terdengar.

"Iya aku akan segera kesana." Jawab ASEAN dari dalam ruangan.


"Apa ada informasi lebih tentang penyerangan yang akan dilakukan para demon itu, Pangeran?" Tanya UN.

"Belum, BIN belum memberikan laporan apapun." Ujar TNI sembari memijat keningnya.

"Tapi aku sudah mempersiapkan semua pasukan, andai kemungkinan terburuknya terjadi." Tambah TNI menatap lurus ke depan.

"Apa tidak ada informasi lain dari Pangeran Petrus?" Tanya NATO yang sedari membalik-balik dokumen.

Petrus, Pangeran kelima kerajaan. Ia sangat jarang berada dikerajaan. Dibanding pangeran yang lain, Petrus lebih memilih bekerja diluar. Kerjaannya biasanya adalah sebagai mata-mata. Jadi tidak heran NATO menanyakannya, karena NATO tau pasti Petrus juga sudah tau hal ini.

"Anak itu bahkan tidak memberi kabar sama sekali!!" Ujar TNI geram.

"Tidak ada yang tahu dia dimana." Tambahnya.

Semuanya hanya terdiam mendengar kemarahan TNI pada salah satu adiknya. Memang kalau dipikir-pikir dari dulu yang menjadi sasaran kejahilan adik-adiknya itu selalu TNI bukan pangeran mahkota atau pangeran kedua.

🍀🍀🍀

'Dingin'

Tunggu, dingin?!

"Hah..." terlihat remaja bersurai merah putih itu langsung terbangun ketika merasakan sesuatu yang tak beres.

Benar saja bagaimana ia sekarang bisa berada didasar laut?!!

Indo kemudian meraba alas berbaringnya, terlihat gelembung dari air dengan tekstur super lembut menjadi ranjangnya.

"Akh..." karena terlalu banyak bergerak lukanya jadi terasa sakit. Ia juga baru sadar kalau banyak perban melilit tubuh bagian atasnya dan ia juga tidak memakai baju.

~Akhirnya kamu bangun.

Indo refleks menoleh ketika mendengar suara Ephrait, raja peri api.

EPISTROFI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang