Chapter 28

1.8K 251 68
                                    

"Aster, bagaimana menurutmu tentang pangeran bungsu itu?" Tanya Indo kepada Aster yang sibuk makan. Di meja mereka pun banyak piring yang berserakan.

"Saya tidak peduli, asal ia tidak menggangu tuan muda." Jawab Aster setelah menelan makanannya.

"Apa kau begitu kelaparan?" Tanya Indo heran, melihat porsi makanan Aster yang menyamai porsi makan 10 orang.

"Saya dengar makanan kerajaan sangat lezat, karena itu saya tidak makan dari kemarin untuk mendapatkan keuntungan penuh." Jawab Aster mengambil steak didepan Indo.

"Hei, apa kalian hanya makan saja? Pergi berdansa sana!" Sahut seseorang. Indo kemudian menoleh dan mendapati kedua bab- temannya disampingnya.

"Saya tidak mau dinasehati oleh orang yang selalu di duakan oleh kekasihnya." Ucap Aster santai tetapi membuat Ethan menatapnya tajam.

"Kok kau bisa masuk?" Tanya Indo heran. Pengangguran kayak Ethan mana mungkin diundang.

"Aku kesini sebagai asisten Pangeran Mahkota benua Tengah yang hebat ini." Ujar Ethan sembari menyenggol sedikit badan Gabriel.

" Ujar Ethan sembari menyenggol sedikit badan Gabriel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayahmu mana?" Tanya Indo. Padahal Indo ingin bertemu ayahnya Gabriel untuk berterima kasih atas wilayah yang diberikan pada Indo.

"Dia tidak bisa hadir, jadi aku yang menggantikannya." Ujar Gabriel sembari duduk disebelah Indo.

"Hei, kau tau? Aku ketemu anak haram bapakmu." Ujar Indo menatap serius Gabriel.

"Jangan konyol." Ucap Gabriel sembari menyesap wine di gelasnya.

"Sumpah, anak itu menatapku dengan mata beast nya." Mata beast, mata yang hanya dimiliki oleh keluarga kerajaan benua Tengah. Mata yang memiliki kekuatan intimidasi yang kuat jika dilatih dengan benar.

"Dimana kau menemukannya?" Tanya Ethan heran. Masa anak raja benua Tengah ada di benua Tenggara?

"Dia mencopetku waktu itu." Jawab Indo sembari memakan dessert didepannya.

"Dimana dia sekarang?" Tanya Gabriel.

"Dirumah."

"Hei kau tidak merasa aneh dengan pangeran bungsu itu?" Ethan memulai sesi ghibah.

"Kau merasakannya juga ternyata." Ujar Indo menatap Ethan.

"Apa maksud kalian?" Tanya Gabriel.

"Entah, seperti ada yang tercampur." Jawab Ethan sulit dimengerti.

"Apanya?" Tanya Gabriel yang masih tak mengerti.

"Justru itu, aku tidak tau." Sahut Indo.

"Nah." Ethan menyerahkan segelas wine yang baru saja ia dapatkan dari seorang pelayan kepada Indo.

"Wihhh..." Indo tak menolak, justru ia dengan semangat mengambilnya. Saat keduanya hendak meminumnya, suara Gabriel menginterupsi,

"Aku tidak tau jika di Duke ASEAN, tapi bukanlah peraturan Roxburg melarang kalian meminum alkohol sebelum berumur 20 tahun." Sahut Gabriel menohok keduanya.

EPISTROFI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang