Chapter 50

1.9K 247 76
                                    

"Bundaa~ Aaaaa~" Kirana membuka mulutnya hendak menerima suapan dari si kecil.

"Enak?" Indonesia bertanya dengan binar di matanya.

"Heum... enak sekali!! Apalagi putra kesayangan bunda yang menyuapkannya, rasa cookies ini menjadi semakin enak." Kirana mencolek hidung Indo gemas.

"Laim suka cookies?" Indonesia menyodorkan sebuah cookies kepada Ellaim.

"Aku tidak terlalu menyukai makanan manis." Meskipun begitu, Ellaim tetap mengambil dan memakannya.

"Nee... Dwipantara, untukku?" Alfred menatap si kecil penuh harap.

"Ini..."

Baru saja Alfred ingin menerima suapan dari Indo, cookies itu sudah di ambil Ellaim.

"Dia tidak perlu dikasih."

"Hei!! Kakak~"  pekikan Alfred diakhiri rengekannya kepada Kirana.

"Jangan menjahilinya seperti itu." Ujar Kirana sembari mengelus surai Alfred.

'Apa seenak itu?' Indonesia menatap Ellaim yang makan dengan lahap.

"Dasar pengadu." Ellaim menatap sinis Alfred yang menjulurkan lidahnya.

Mereka berempat berkeliling dengan diiringi tawa Indonesia yang manis.

"Kakak terlihat sangat bahagia..." gumam Malaysia lirih.

Beberapa orang yang lewat pun sampai berbisik.

"Kyaa!! Aku ingin anakku kelak bisa selucu dia."

"Keluarga bahagia ya..."

"Wanita itu sangat beruntung."

"Visualnya gilaa!!"

"Si rambut biru sangat tampan!!

"Dek, jadi adek kakak yok!"

"Indo, ada yang kamu inginkan?" Ellaim bertanya kepada si kecil.

"Laim, sudah cukup. Indonesia sudah makan terlalu banyak hari ini. Bagaimana jika nanti perutnya sakit?" Kirana berkacak pinggang sembari menatap Ellaim garang.

"Indo masih mau jajann~" Tangan mungil Indonesia menarik pelan ujung pakaian yang digunakan Kirana.

Kirana menghela nafas pasrah ketika si kecil menatapnya memelas.

"Fine."

"Omong-omong Laim, darimana kau mendapatkan uang untuk mentraktir kami? Kamu kan tidak bekerja?" Tanya Kirana penasaran.

Ellaim tidak menjawab. Ia malah memalingkan wajahnya.

"Kau mencuri ya?!!" Tuding Alfred.

"Bukannya di laut ada banyak harta karun?" Kirana memijit keningnya.

"Kau memberi makan Dwipantara makanan haram!!"

"Lucu. Saat manusia menebang pohon di hutan atau menangkap ikan di laut. Manusia tidak membayar apapun." Ujar Ellaim dengan wajah datar. Kirana menatap lelah Ellaim.
.
.
.
.
.

"Pria berambut biru itu siapa sih?" Tanya PFI agak sensi. Cemburu dia tuh, diakan juga pengen jalan-jalan dengan Indo!!

"Dari perkataannya sepertinya dia bukan manusia ya.." ujar UN membuat ASEAN melirik ke arahnya.

"Orang itu yang menyembuhkan Indonesia waktu itu." Ucapan ASEAN membuat semua orang menoleh.

"Memangnya Indonesia kenapa?" Tanya E.U mengerutkan keningnya.

EPISTROFI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang