Chapter 67

1.4K 233 126
                                    

"JANGAN BERCANDA!! DASAR TAK BERGUNA!!" Sejurus dengan teriakan Blake, kabut beracun mulai menyebar lagi dan semakin pekat. Bahkan pelindung akademi bagian dalam juga sedikit menghitam.

"Heh.." Poland menyeringai. Ia tidak peduli dengan racun ataupun serangan yang terus menerus menghantam tubuhnya.

"Apa bocah itu masokis? Kenapa ia sempat senyum-senyum begitu meskipun?" India menatap Poland dengan tatapan ngeri.

Sedangkan Russia celingak-celinguk, mencari keberadaan teman kecilnya yang belum kembali padahal gilirannya sudah selesai. NK yang seakan tahu, menepuk pelan pundak Russia. Dagunya menunjuk ke arah salah satu bangku penonton, dimana Indonesia sedang bercanda dengan tiga orang yang tak dikenalnya, yah, kecuali bocah bersurai crimson.

Dimatamu mungkin bercandaan, tapi dimata Ethan itu pembulian.

"Siapa?" Tanya Russia singkat. NK hanya mengendikkan bahunya. Italy yang melihat interaksi duo kulkas speechless. Ia tidak paham dengan bahasa isyarat yang dipakai keduanya.

"Lawannya goblok banget dah. Udah tahu itu orang pengendali darah, kenapa malah diserang kayak gitu?" Cibir Ethan yang sedang memijat kaki Indonesia. Sesuai dengan perkataan Reinhart tadi, kini Ethan menggantikan Russia. Bedanya Russia ikhlas dan Ethan tidak.

Darah-darah Poland membentuk bilah runcing begitu Poland mengangkat pedangnya. Bilah darah itu segera melesat ke arah Blake yang sempat tersentak.

Ting

Ting

Ting

Blake dengan cepat merapal sihir pelindung, dan membuat bilah-bilah darah itu menusuk pelindung sihir miliknya. Namun dalam sekejab, bilah itu mencair, membanjiri pijakannya engan darah.

Poland hanya diam dan mengangkat telunjuknya. Tiba-tiba darah yang menggenangi Blake berubah menjadi beberapa tombak yang hendak menikamnya dari bawah, namun Blake berhasil menghindarinya dengan cepat.

Blake memandang tempatnya berdiri tadi, keringat dingin mulai muncul didahinya. Telat sedetik saja ia pasti mati. Poland benar-benar berencana untuk membunuhnya!!

Karena asik berfikir, Blake tidak menyadari Poland yang sudah berada dibelakangnya. Dengan seringai yang belum hilang, Poland mengayunkan pedangnya, menebas punggung Blake yang terbuka lebar tanpa perlindungan.

"ARGHHHHH!!" Teriakan kesakitan Blake menggema diseluruh arena, membuat beberapa orang yang menyaksikan tak kuasa untuk membuka mata mereka.

"Kau tahu? Racunmu tercampur ke dalam darahku, itu membuat seranganku lebih mematikan dari biasanya." Bisik Poland ditelinga Blake yang masih mengerang kesakitan. Poland tanpa ampun mengayunkan pedangnya terus menerus ke arah Blake yang sudah hampir sekarat.

Beberapa siswa dari Horizon yang menyaksikan memuntahkan isi perut mereka karena melihat kebrutalan Poland.

"Uhuk...huk.." Blake menyeka darah yang keluar dari mulutnya. Ia sempat menteleportasikan dirinya, menjauhi Poland yang terlihat ingin memenggal kepalanya.

"Sialan.." Blake mendesis lirih.

"Apa? Setelah mengolok-olokku, kau tidak berpikir takkan kuserang balik, kan?" Tanya Poland santai. Ia bahkan menjilat darah yang menempel dipedangnya, membuat mata merah darahnya semakin bersinar.

"Yah setidaknya aku harus membuatmu merasakan yang namanya penderitaan, bukan?" Kali ini Poland berkata dengan senyuman,  tentu saja bukan senyum tulus, melainkan senyuman yang mempunyai 1001 arti di baliknya.

Degg

Blake tertegun. Ia merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, darahnya seakan mendidih, rasa panas membara seakan membakar tubuhnya dari dalam.

EPISTROFI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang