Chapter 41

2.1K 259 129
                                    

"Snow White hidup bersama raja dan ratu yang merupakan ibu tirinya. Karena ibu kandungnya telah meninggal saat melahirkannya, maka ratulah yang merawat snow white dari kecil."

"Ratu tersebut sangatlah cantik. Ia memiliki cermin ajaib yang selalu ditanyainya setiap hari."

Terlihatlah Alfred yang duduk di depan sebuah cermin.

"Itu cantik? Matanya buta ato katarak yang bilang?"

"Itu Alfred kan? Dia ngapain?!" FBI bertanya dengan wajah ilfeel.

"Awokawokawok bangsat ngakak banget!!" EU tertawa terbahak-bahak sampai-sampai Majapahit sedikit melirik ke bangku mereka.

Para guru hanya menatap canggung Majapahit, sebelum akhirnya ASEAN menyikut dada EU kencang.

"Adohh!!"


"Wahai cermin? Siapa yang paling cantik di kerajaan ini?" Alfred berkata dengan nada mendayu-dayu membuat beberapa orang bergidik.

"Siapa dia?" Germany, siswa tahun ketiga itu menoleh ke arah sang ayah.

"Dia guru baru, kalau tidak salah namanya Alfred?" Ujar Germany dengan nada ragu di akhir.

Nazi, ayah Germany mengerutkan keningnya.

"Ada apa, Vater?" Tanya Germany melihat tingkah ayahnya yang tidak seperti biasanya.

"Tidak apa. Hanya... sepertinya aku pernah melihat orang itu disuatu tempat."
.
.
.

"Tentu saja engkau. Wahai ratuku." Jawab Cermin itu dengan suara Iran.

"HAHAHA... Tentu saja akulah yang tercantik!!" Alfred tertawa bak villain, nampaknya ia sangat menikmati perannya.

"Apa dia butuh kaca yang lebih besar?" Tanya SEATO melihat tingkah Alfred yang makin menjadi.

"Ratu selalu mengulang pertanyaan tersebut setiap harinya dan jawaban cermin tersebut tidak berganti hingga saat Snow White berumur 17 tahun."

"Wahai cermin! Siapakah yang paling cantik di kerajaan ini?"

"Tentu engkaulah yang tercantik Ratuku. Tapi Snow White beribu-ribu kali lebih cantik dibanding engkau." Suara Iran kembali terdengar.

"Snow White?! Katakan lagi!! Siapa yang paling cantik di kerajaan ini?!"

"Snow White." Kali ini suara Iran terdengar malas.

"Selain gila ia ternyata tuli juga yah." Laos berkata tanpa dosa, namun Malaysia dan Philippines mengangguk membenarkan.

"BERANINYA KAU SNOW WHITE!!" Alfred berkata dengan nada marah yang dibuat-buat sembari mencengkeram sisi-sisi cermin itu.

"Lepaskan aku wahai Ratu. Kenapa aku yang ingin engkau bunuh?!"

"Semakin hari, Snow White tumbuh semakin cantik. Ratu pun semakin membencinya. Hingga suatu hari raja pun meninggal dunia."

"Inilah saatnya untuk menyingkirkan Snow White." Alfred menyeringai bak setan. Membuat salah satu anak kecil yang dibawa oleh wali murid menangis ketakutan.

"Pengawal!! Panggil seorang pemburu kemari!!"

"Baik."

"Ada apa wahai Ratu?" Tanya Iran yang berpakaian seperti pemburu dengan pistol yang tersarung apik di pinggangnya.

"Bawalah Snow White ke hutan dan bunuh dia!!"

"Bunuh tuan putri? Serius?"

Dalam hati Iran membatin. Naskah buatan India memang unik.

EPISTROFI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang