Chapter 52

1.7K 257 82
                                    

"Kalian seharusnya tidak macam-macam dengan putraku." Mata emerald Kirana bersinar.

Wushh

Brakk

"Sial!! Siapa dia sebenarnya?!" Gumam salah seorang penyihir yang melihat Kirana melepaskan sihirnya dengan membabi buta.

"ATUR FORMASI PENYERANGAN!!"

"BAIK!!"

Kirana menyeringai.

"Kalau kalian ingin mati, matilah seperti keinginan kalian."

"қค੮Րคς੮ՐคԲíқ૯"

BOOMMMM

"Ugh..." Kirana menajamkan matanya ketika mendengar suara rintihan dari salah satu penyihir. Penyihir itu terkapar dengan salah satu lengan yang sudah hilang daei tempatnya.

"A-aku i-ingat... a-ada seorang pemburu penyihir terkenal dari korps penyihir pengadilan-"

Sring

Brukk

"K-kepalanya..." Romany mati-matian menahan gejolak ingin muntah saat melihat Kirana yang memenggal kepala salah satu penyihir.

"Dia keren sekali!!" Mata Japan berbinar melihat penampilan Kirana yang bersimbah darah milik si lawan.
.
.
.
.
.

"Apa alasan Kira masuk korps penyihir..." gumam Zamrud yang masih bisa didengar yang lain.

"Untuk menciptakan dunia yang aman bagi kakaknya." Sahut USSR dengan kepala menunduk.

"A-apa?"

"Kirana pernah mengatakan kalau ia akan melakukan apapun demi melindungi tempat kakaknya tinggal." Timpal Nazi.

"Sebenarnya apa hubungan kalian dengan Kirana?" Tanya UN bingung.

Nazi dan USSR hanya diam.

"Heee... memang kau tidak tahu? Mereka bertiga itu hanya teman dekat tahuuu." Celetuk J.E seenaknya.

Kata-kata hanya teman terus menggema di kepala Nazi dan USSR. Membuat aura keduanya semakin suram.

"Ngomong apa kau blok?!!" I.E menyenggol lengan J.E keras.

"Ku beritahu ya... kebenaran itu memang pahit."
.
.
.
.
.
.

"Hic... bundaaa..cakit..." Si kecil terus merintih dalam tidurnya. Dengan tangan gemetar, Kirana mengusap keringat yang terus menetes di dahi Indo.

"Kakak..." Mata Malaysia berkaca-kaca saat melihat keadaan sang kakak.

"Istirahatlah." Ellaim menepuk bahu Kirana pelan.

"Laim... bagaimana ini..hiks.." Kirana terisak pelan. Tubuhnya di rangkul Ellaim erat. Sesekali Ellaim juga membisikkan kata-kata penenang untuknya.

"Aku yang akan mengobatinya, kamu istirahatlah."

"Tapi-"

"Kamu sudah memakai kekuatan cukup banyak hari ini." Ellaim mengelus kepala Kirana sembari memberi Kirana sihir tidur agar Kirana bisa beristirahat.

Ellaim kemudian membaringkan Kirana disamping Indonesia yang terus merintih kesakitan.

"Laim..cakit..hic..huwaaa!!" Tangan mungil Indonesia terangkat menggeggam jari Ellaim.

"Tahanlah sebentar. Begitu kamu bangun dari tidur, kamu tidak akan kesakitan lagi." Ellaim memberi sihir tidur kepada Indonesia agar si kecil bisa istirahat.

EPISTROFI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang