Chapter 38

1.9K 243 92
                                    

"Bwahhh... air disini dingin sekali!!"

"Kau benar!!"

"Pantainya juga indah!! Dan yang lebih penting, HANYA KITA YANG ADA DISINI!!"

"Anak-anak jangan terlalu ke tengah, kalau kalian hilang, ayah tidak mau mencari kalian."

"Ayah juga harus ikut berenang!!"

Setelah kejadian tidak mengenakkan beberapa hari yang lalu, kini keluarga ASEAN sedang berlibur di pulau milik Indo. Pulau di benua Tengah hadiah dari Raja Kastara. Ini semua adalah rencana Indo untuk menebus kesalahannya yang mengingkari janjinya dengan Singapore.

Malaysia, Philippines dan Brunei sibuk berenang bersama, ASEAN yang membantu Singapore dan Thailand menyiapkan makan siang mereka, Cambodia dan Myanmar yang berlomba siapa yang paling lama berada didalam air, Vietnam dan Laos yang berselancar, dan Asya yang sedang berjemur lengkap dengan kacamata hitam dimatanya.

Sedangkan Indo, Aster dan Jackson sedang memanggang sosis dan ayam. Meskipun setiap selesai dipanggang, sosis itu selalu lenyap dimakan Aster.

"HEI BABI!! ITU ADALAH JATAHKU!!" Teriak Jackson emosi sembari mencengkram kerah baju Aster. Baru saja, Jackson ingin menyuapkan sosis itu ke mulutnya, Aster dengan tampang tanpa dosa langsung merebut dan menelan sosis itu tanpa mengunyahnya terlebih dahulu.

"Tidak bisakah kalian berdamai sehari saja?" Tanya Indo menatap malas kedua pengawalnya yang sedang baku hantam.

"KAKAK, AYO BERENANG BERSAMA!! JANGAN HANYA DISANA!!" Dari kejauhan, Malaysia berteriak memanggil Indonesia.

Merasa bukan pilihan buruk, Indo segera menyetujuinya. Indo dengan cepat melepaskan bajunya dan melompat ke air.

Brunei merasakan wajahnya memanas, dengan cepat ia menceburkan wajahnya. Sedangkan Malaysia malah menatap lekat sang kakak sebelum menyeletuk,

"Tubuh kakak sangat putih, kakak yakin kalau bukan perempuan?" Ucapan Malaysia membuat Indonesia menatapnya dengan tatapan membunuh.

Indo merasa semakin lama adiknya semakin tidak imut lagi. Mereka menjadi menyebalkan seperti salah satu kelompoknya waktu itu. Apa jangan-jangan Malaysia tertular kebodohan mereka?

"Kak, darimana kakak tahu tempat ini?" Tanya Philippines mengalihkan perhatian Indo sebelum sang kakak mengamuk.

"Dari salah satu temanku." Yah untuk saat ini Indo tidak bisa mengatakan kalau pulau ini sudah menjadi miliknya.

"Kalian cepatlah kemari!! Kita makan siang dulu." Suara Thailand membuat mereka yang sedang bermain air terhenti.

"BAIK!"
.
.
.

"Sebentar lagi akademi mengadakan festival ya?" Tanya Cambodia dengan mulut penuh makanan.

"Telan dulu baru bicara." Tegur Indo sembari mengusap pipi Cambodia yang belepotan membuat senyum cerah si bungsu terbit.

"Hmm... kalau tidak salah, UN bilang setiap kelas harus memberikan sebuah pertunjukan yang akan dilihat oleh para orang tua." Ujar ASEAN membuat Laos menyemburkan air yang diminumnya ke wajah Myanmar. Myanmar hanya menatap datar kakaknya itu.

"Apakah itu wajib?" Tanya Indo sebelum menoleh ke arah Malaysia yang sempat mencolek lengannya. Malaysia menunjukkan wajahnya yang penuh belepotan. Tapi sebelum Indo mengelapnya, Singapore sudah meraup dengan kasar wajah Malaysia.

"Wajib. Dan kelas yang tidak ikut serta akan mendapatkan sangsi." ASEAN menatap Malaysia yang melihat Indo dengan tatapan berkaca-kaca.

"Memangnya apa yang bisa dilakukan orang-orang kaku dikelasku..." Laos menghela nafasnya. Indonesia hanya menepuk kepalanya pelan setelah menenangkan bayi harimau yang hampir menangis.

EPISTROFI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang