Chapter 29

1.8K 239 49
                                    

"Tunggu Yang Mulia, bukannya saya menolak. Tapi anda tahukan bahwa saya adalah siswa akademi, jadi saya tidak bisa selalu bersama Pangeran Nusa." Ujar Indo menjelaskan panjang lebar.

Zamrud kemudian meletakkan cangkir teh yang baru saja diminumnya.

"Aku tahu, karena itu kamu boleh datang kapan saja saat kamu luang. Tentu saja kamu harus istirahat yang cukup, tak perlu memaksakan diri jika tidak bisa datang." Jelas Zamrud dengan senyuman yang terpatri di wajahnya yang rupawan.

"Saya boleh saja, tapi apakah Pangeran Nusa setuju?" Tanya Indo, Hah ia tidak bisa menolak jika Ratu sudah bersikeras.

"Saya terserah Ibunda saja." Ujar Nusa dengan mata yang menatap intens ke arah Indo. Indo sampai berkeringat dingin dibuatnya.

"Kalau begitu Ibunda pergi dulu ya, ada urusan yang harus Ibunda lakukan." Ucap Zamrud sembari mengelus kepala Nusa.

"Kalian lanjutkan saja pembicaraan kalian." Ujar Zamrud sembari melambaikan tangannya.

'Tidak! Yang Mulia, jangan tinggalkan saya dalam kecanggungan ini!!'

Meskipun batin Indo berteriak namun mukanya tetap santai sembari meminum tehnya pelan.

"Anda sangat pendiam ya..." Ujar Nusa setelah melihat Indonesia tidak berbicara sama sekali setelah kepergian Zamrud.

'Ya kali baru pertama kenal udah ku ajak ghibah'

"Haha... tidak sampai begitu kok," beda di mulut beda di hati.

"Mungkin Pangeran sudah tahu, tapi saya akan memperkenalkan diri secara resmi. Nama saya Indonesia anak pertama Duke ASEAN." Ujar Indo berdiri sembari membungkukkan badannya dengan tangan didada.

"Seperti yang anda tahu, saya Nusantara Pangeran terakhir." Ucap Nusa. Indo sedikit risih dengan bahasa formal yang digunakan Nusa.

"Anda bisa memanggil saya Indo saja dan berbicara santai dengan saya." Ujar Indo yang menyuarakan suara hatinya. Nusa terdiam sebentar.

"Memangnya boleh?" Gumam Nusa lirih.

"Tentu saja, kenapa tidak..."

"Bukannya seperti ini cara berbicara anggota kerajaan?" Tanya Nusa. Indo sedikit paham situasi, mungkin sebelum ditemukan, Nusa sama sekali tidak tahu semua tata krama bangsawan. Sehingga ia hanya mencontoh apa yang dilihatnya.

'Aihh, ternyata pangeran anak yang lugu ya'

'Bukannya kata Petrus, kalau berbicara harus seperti ini. Apa dia membohongiku?!'

"Anda bisa berbicara santai dengan orang terdekat anda." Jawab Indo.

"Kalau begitu, kamu orang terdekatku?" Ucapan Nusa membuat Indo memiringkan kepalanya.

Setelah Indo mengerti, ia langsung menjawab " sayakan teman bicara Pangeran." Ujar Indo dengan senyum manisnya yang membuat Nusa sedikit tertegun.

"Kalau begitu kamu juga bisa memanggilku Nusa saja." Ujar Nusa semangat.

"Tentu saja... tidak! Mana mungkin saya memanggil seorang pangeran tanpa gelarnya." Ujar Indo dengan tegas menolak membuat Nusa memasang wajah murung.

"S-saya akan memanggil anda Nusa kalau kita sedang berdua saja.." ujar Indo panik ketika melihat wajah murung Nusa.

"Terima kasih." Nusa tersenyum ke arah Indo.

Akhirnya teatime itu berjalan lancar sampai akhir.

"Apa tuan muda menikmati teatime itu?" Tanya Aster kepada Indo. Mereka berdua sedang berada didalam kereta kuda yang menuju ke mansion ASEAN.

"Yah cukup menyenangkan tapi membosankan." Ujar Indo lesu.

EPISTROFI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang