Lion sudah masuk ke kamar nya, Lian juga sudah Bangun dari tidurnya.
"Pasti sakit ya bang" ucap Lion bergidik ngeri saat melihat dagu Lian yang kini sudah tertutupi perban.
"Gak sakit kok cuma kalau ngomong susah. Perih," balas Lian lalu mendorong wajah Lion agar tak lagi memperhatikan dagunya.
Usai bicara dan saling minta maaf satu sama lain, mereka pun memutuskan untuk berbaikan.
Lagian Lian dan Lion tak akan bisa berdiam-diaman dalam waktu yang lama. Karena kalau sehari tak bicara rasanya seperti ada yang kurang.
"Tadi abang sebelum dijahit disuntik dulu sama dokternya," ujar Lian bercerita.
"Terus abang ian nangis gak?" tanya Lion tampak antusias mendengarkan apa-apa saja yang tadi Lian lalui di rumah sakit.
Lian menggeleng. "Gak lah. Abang gak nangis."
"Yang bener bang?" Lion tampak tak yakin. Karena seingatnya ketika Lian tersandung dan kemudian berguling-guling di tangga, kembarannya itu menangis sangat keras.
Sebuah cengiran terpampang jelas di bibir Lian. Menampilkan lesung pipinya yang jarang sekali terlihat. "Nangis dikit."
Lion spontan memutar mata gemas. Membuat Lian sontak tertawa puas sebelum akhirnya mengeluh.
"Tapi badan abang rasanya sakit semua. Kata Mami , abang gak boleh masuk sekolah dulu."ucap Lian
"Yahhhhh." Lionn terlihat kecewa.
Karena itu tandanya Lion akan berangkat dan pulang sekolah sendiri. Membayangkannya saja sudah tak seru!
"Abang juga maunya sekolah tapi kata Mami gak boleh. Harus banyak istirahat dulu."ucap Lian
"Yaudah ini makan yang banyak biar cepat sembuh bang" Lion segera menyuapkan beberapa potong kentang yang tadi belum sempat mereka makan kepada Lian.
Karena selain luka jahit di dagu, Lion juga harus mendapat perban di tangan kanannya lantaran terhimpit sewaktu jatuh.
Saat sedang asik bercanda satu sama lain, Salsa perlahan masuk ke kamar kedua anak itu untuk memastikan keadaan mereka.
"Hello twins, belum pada tidur?" tanyanya sebelum menoleh menatap Lion
"Lion besok kamu sekolah lho," ucapnya memperingatkan.
"Mami, boleh gak ion libur sekolah satu hari aja," pinta Lion tiba-tiba.
Salsa mengerutkan dahi. "Kenapa?"
"Ion mau jagain abang ian," ungkap Lion. Mskipun tengil tpi Lion sangat sayang kepada Lian sang kembaran
"Kalau misalnya ion sekolah nanti yang jagain Abang ian siapa." ucap Lion
Mendengar alasan Lion barusan membuat Salsa sontak menggeleng.
"Gak. Lion tetap sekolah, biar Mami yang jagain Lian." ucap Salsa
Lion mendesah kecewa. "Ion aja mami, yang jagain Abang ian. Nanti kalau Mami capek gimana? "
"Lion, stop ya sayang. Jangan banyak alasan. Lion tetap sekolah. Biar mami yang jagain Abang kamu ya."ucap Salsa
Mendengar keputusan Salsa yang sudah bulat dan tak bisa diganggu gugat membuat Lion spontan merengut.
Gagal sudah rencananya untuk tidak pergi sekolah. Padahal kalau pergi sekolah tanpa Lian rasanya tidak seru. Nanti dia harus main dengan siapa? Hanya Lian saja yang mau meladeninya berguling-guling di rerumputan demi mendalami peran sebagai poweranger disaat anak-anak lain menganggapnya aneh karena sering kedapatan bicara dengan kucing lantaran menganggapnya sebagai monster yang sedang menyamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENCI JADI BUCIN/Kisah cinta AIRON dan SALSA
Teen FictionMenikah Tanpa Ikatan Cinta Tapi endingnya Bikin Bucin Dan Baper