"Nggak milikin lo aja gue udah bahagia."
•
"Kalo lo bisa khianatin gue, kenapa gue nggak?"
•
•NATA senyam-senyum sendiri seperti orang gila. Air shower mengguyur seluruh tubuhnya yang telanjang dada seiring dengan senandung kecil yang terdengar. Mengalir membasahi kepala, turun dingin menuju dada yang berdebar hingga ke bawah.
Rasanya seperti Nata mengalami hal deja'vu-seperti pernah mengalami hal serupa ketika kasmaran, hanya saja berbeda orang. Walaupun begitu, hatinya tetap milik Rea sekarang.
Pintu diketuk saat laki-laki itu selesai di dalam kamar mandi dan buru-buru memakai kaos dan celana pendek. Pintu diketuk makin kencang membuatnya menyahut, "Iya, sebentar."
Kakinya melangkah untuk membukakan pintu. Orang yang pertama terlintas di pikirannya adalah Rea, namun ternyata bukan. Tapi Violet. Gadis mungil itu tersenyum polos. Pakaiannya terbuka di bagian tulang selangka dan memperlihatkan sedikit belahan dada.
"Violet? Apa yang ngebuat lo dateng ke sini?"
"Wahhh, lo lupa, ya? Dulu, kan, gue suka ke sini sebelum ada Rea. Lo sekarang cepet banget, ya, ngelupain gue sejak ada dia?"
Kalem dan pedas. Tapi Nata sama sekali tidak terusik karena memang kata-kata Violet benar. Dulu mereka mereka dekat-lebih tepatnya Violet yang suka modus seperti meminta tumpangan, memberi barang-barang demi menarik perhatian Nata. Dan yang paling berani di antara semua siswi selain Kai yang menyukai Nata, Violet juga bisa terang-terangan mendekatinya.
"Eh, lo mau ngebiarin gue berdiri aja, nih? Nggak sibiarin masuk?"
Nata tersadar dan mempersilakan Violet masuk.
"Gue bikinin jus kesukaan lo, ya?"
Nata mengangguk begitu duduk di sofa, menyalakan siaran TV dari remote yang baru saja digenggamnya. Violet kembali beberapa menit berikutnya dan duduk di sebelah Nata. Tersenyum manis. Senyum yang bisa membius cowok-cowok mana saja kecuali Nata. Karena bagi Nata, senyum Rea lebih candu.
Mata laki-laki itu fokus terhadap layar TV sementara tangannya mengambil jus itu, lalu meminumnya dua tegukan.
Jus itu rasanya masih sama seperti yang pernah Violet buat juga. Manis dan menyegarkan. Tapi... entah kenapa beberapa detik berikutnya mendadak kepalanya pening, pandangannya memburam, sebelum perlahan Nata kehilangan kesadaran. Terakhir sebelum lemas, Nata mendengar kepanikan Violet. Kemudian gelap.
•••
Gosip itu menyebar luas di sekolah. Tidak ada satu pun murid yang ketinggalan gosip terhangat itu. Dan yang menjadi tokoh utama gosip pagi itu kini tampak kebingungan. Setiap orang yang dilewatinya menatapnya aneh.
Kenapa semua orang menatapnya seperti itu? Apakah ada yang salah dari penampilannya?
Kemarin, setelah Nata tersadar dari pingsannya, jam menunjukkan pukul satu dini hari. Nata benar-benar pening dan belum mengingat apa-apa, sebelum dia melihat jus di meja sofa yang kurang dari setengah dan sudah tidak dingin lagi.
Baru setelah itu memori otaknya memutar pada kejadian siang hari. Orang yang bersamanya terakhir kali adalah Violet. Nata tidak menemukan siapa-siapa di apartemennya, dan apa yang terakhir kali cewek itu lakukan kepadanya.
Aneh.
"Wah, wah, wah, masih punya muka lo ke sekolah," celetuk Jacky dengan ekspresi sinis, di sebelahnya ada Farel yang menggeleng-gelengkan kepala kecewa dan tak kalah sinisnya menatap sahabatnya yang sedang menjadi pusat perhatian satu sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATAREL✔️
Teen FictionKalau saja sandiwara sialan itu tidak ada, Rea tidak akan terjebak dalam cintanya sendiri. Kalau saja dia tidak dekat dengan Devon, crush sahabatnya, mungkin Rea tidak akan menerima ajakan berpacaran pura-pura dengan si pencuri, berandalan Abipraya...