Satu Persatu

12 1 0
                                    

Suasana rumahnya masih sama seperti dulu. Hanya saja sekarang di rumahnya ada seorang asisten rumah tangga yang menemani neneknya agar tidak kesepian. Rachel sesekali datang untuk menemui neneknya, hanya untuk sekadar melepas rindu atau memang ada barang miliknya yang tertinggal di rumah lama.

Hari ini Rachel datang membawa beberapa makanan kesukaan sang nenek. Setelah makan dan banyak bercerita banyak hal, Rachel kini memilih duduk sembari menyandarkan diri pada bahu neneknya.

"Jangan terlalu benci sama sesuatu yang sudah berlalu." Suara itu terdengar lembut. "Apalagi sampai menaruh dendam sama seseorang."

Rachel tersentak mendengar ucapan barusan. Keningnya mengerut, bingung sekaligus tersinggung padahal apa yang dikatakan tadi belum tentu ditunjukan padanya, kan?

"Maafkan saja," ujar Rini, memiringkan sedikit kepalanya untuk melihat Rachel. "Mau balas dendam juga tidak akan mengubah keadaan, kan? Semuanya akan tetap sama dan tidak akan mengembalikan sesuatu yang sudah tiada."

"Nenek lagi bahas siapa?" tanya Rachel akhirnya. "Siapa yang dendam, Nek? Terus apa yang harus dimaafkan?" Rachel melanjutkan pertanyaannya karena sepertinya sejak tadi ia sedang disindir.

Rini menjawil ujung hidung Rachel. "Kamu."

"Aku? Aku kenapa?" Rachel gelagapan seperti tertangkap basah karena ketahuan berbuat hak yang buruk. "Memangnya aku dendam sama siapa?"

Tidak ada yang tahu apa yang terjadi di antara dirinya dan Saka. Rachel sudah meminta pada Saka untuk tidak memberitahu hal ini pada siapapun. "Nenek lagi bahas apa sih?"

Tubuh Rachel dirangkul oleh Rini. Elusan pelan diberikan oleh perempuan paruh baya itu dengan penuh kasih sayang. "Jangan membenci suami kamu sendiri."

"Enggak," sahut Rachel cepat.

"Saka gak tahu apapun soal kecelakaan itu, sayang. Lagipula kejadian itu sudah lama terjadi, dan Nenek berharap kamu sudah bisa lupa dan tidak menaruh dendam lagi sama pelaku yang membuat Ayah kamu pergi."

Saka? Jadi sekarang neneknya sedang membahas tentang Saka dan rasa dendamnya pada keluarga Saka? Siapa yang memberitahu tentang ini semua pada neneknya?

"Saka udah cerita semuanya." Rini dapat membaca secara jelas ekspresi Rachel sekarang. "Saka anak yang baik. Dia gak tahu apapun soal kecelakaan itu. Jadi, kamu gak boleh benci sama dia."

Jadi, laki-laki menyebalkan itu yang menceritakan semuanya? Bukankah dia sudah berjanji tidak akan bercerita pada siapapun? Rachel kesal sekaligus terkejut melihat neneknya yang ternyata bisa bersikap santai setelah mengetahui kebenaran yang selama ini disembunyikan.

"Saka cerita apa aja sama Nenek?" Rachel penasaran apa yang dikatakan Saka sehingga tetap bisa diterima baik oleh neneknya. "Saka udah bilang semuanya sama Nenek? Sejak kapan Nenek tahu?"

Sore itu setelah Rachel berpamitan akan pergi bersama Bima, Saka memilih pergi mengunjungi kediaman Rachel. Ia tidak bisa menyembunyikan lebih lama lagi perihal masalah yang terjadi di antara dirinya dan Rachel. Dengan keberanian yang sudah ia kumpulkan, Saka akan menemui nenek dari perempuan yang kini ia cintai dan menjelaskan semuanya tanpa terkecuali.

"Nenek masih ingat orang yang datang sewaktu pemakaman Ayahnya Rachel?"

Rini mengerutkan kening mendengar pertanyaan itu. "Ada banyak yang datang di hari itu. Kenapa memangnya?"

"Orang yang datang dan memberikan uang sama Ibunya Rachel," jelas Saka mencoba memberi petunjuk lain. "Orang yang bilang kalau kasus kecelakaan Ayahnya Rachel tidak perlu diperpanjang dan tidak usah melibatkan polisi lebih jauh."

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang