Demi Warisan

56 1 0
                                    

"Ah, Pak Saka ini ngawur aja kalau ngomong." Rachel memeluk nampan kayu di tangannya begitu erat. Seakan nampan itu merupakan pegangan paling aman untuk dirinya saat ini. "Pak, jangan bercanda kayak gitu dong."

"Saya serius. Saya mau menikah sama kamu."

Rachel ingin menimpuk Saka dengan nampan sekarang juga. Sejak kapan bosnya yang super kaku ini jadi bisa bercanda seperti sekarang? Wajah datar laki-laki itu sejujurnya tidak ada perubahan. Tetap tanpa ekspresi dan terlihat menyebalkan. Rachel yakin jika ini hanya April Mop saja.

Kepala Rachel menggeleng kuat-kuat. "Enggak, Pak. Saya permisi dulu," pamitnya mundur satu langkah.

Saka Gumilang berhasil menahan langkah Rachel. Tubuh jangkungnya menghadang wanita itu tepat sebelum keluar dari ruangannya bekerja. "Ayah saya sedang sakit. Dia menginginkan saya untuk segera menikah."

"Nah, ya udah Pak Saka tinggal menikah saja." Rachel menjawab tanpa rasa takut. "Pak Saka, kan punya pacar. Ajak beliau aja buat segera menikah."

"Saya akan menikahi Amanda kalau dia tidak selingkuh."

Kejutan lainnya yang Rachel terima hari ini. Setahunya, Saka dan pacarnya itu sudah lengket dan begitu mesra. Tidak menyangka jika yang terlihat baik-baik saja akan memiliki akhir cerita yang seperti ini.

Bodoh. Kamu aja diselingkuhi, Rachel! Dalam hati Rachel merutuki dirinya sendiri yang bernasib sama dengan Saka. Bahkan hubungannya dengan Bima saja selau terlihat baik-baik saja, persis seperti Saka dan pacarnya.

Saka melipat tangannya di dada. "Amanda berselingkuh dengan adik saya. Dan dia memilih adik saya daripada saya."

Rasanya Rachel tersedak ludahnya sendiri. Apa yang dikatakan Saka cukup membuatnya iba. "Saya gak tahu, Pak. Maaf," katanya sedikit menyesal.

"Saya akan memaafkan kamu asal kamu mau menikah dengan saya."

Kali ini Rachel mencebikkan bibir. Ia menggeser kakinya sampai tidak lagi berhadapan dengan Saka. "Permisi, Pak. Saya mau lanjut lagi bekerja," pamitnya lalu kabur secepat mungkin.

Menginjak di usia 25 tahun, Rachel memang sudah memikirkan apa yang akan terjadi untuk ke depannya. Apalagi mengenai sebuah pernikahan. Ia sudah berpikir akan menikah dengan Bima, lalu mempunyai seorang anak yang menggemaskan. Sialnya, harapan itu kini pupus. Memaksa Rachel mengubur impian itu dalam-dalam sampai tak tersisa.

Meski hatinya sudah menginginkan sebuah pernikahan, Rachel juga tidak akan sembarangan menikah dengan seseorang. Apalagi orang itu adalah Saka. Bosnya yang setiap hari cuma cemberut dan hanya tersenyum kepada orang-orang tertentu saja.

Atau mungkin jika Saka menawarkan sesuatu yang luar biasa, Rachel akan menimbangnya kembali. Ah, sudahlah lagi pula Rachel sendiri tidak yakin jika bosnya serius akan ajakannya tadi. Dari sekian banyak pegawai yang masih melajang, mana mungkin ia yang akan terpilih untuk menjadi calon pengantin dadakannya.

"Muka kamu kusut banget." Devina— salah satu teman kerjanya datang menyenggol lengan Rachel. "Kayak abis putus cinta aja," tambahnya seraya terkekeh.

"Seratus buat Mbak Devina." Rachel menyimpan nampan di atas meja. "Aku memang baru putus, Mbak. Bima selingkuhin aku."

Mata Devina kontan melotot. "Kok bisa? Bukannya dia bucin sama kamu ya? Kalian berdua kan sama-sama saling cinta. Kenapa dia sampai selingkuh?"

Pura-pura bucin, Mbak, batin Rachel meralat perkataan Devina.

"Kamu tahu kalau Bima selingkuh dari siapa? Kamu lihat sendiri atau dapat kabar dari orang lain?"

"Aku lihat sendiri, Mbak. Dia selingkuh sama sahabatnya." Laki-laki. Namun, Rachel tidak akan mengatakan yang sebenarnya.

Tangan Devina terulur untuk mengelus bahu Rachel. "Semoga kamu dapat pengganti yang baik ya nantinya."

"Semoga," balas Rachel mengamini. "Ada pelanggan, Mbak. Aku ke depan dulu ya." Lalu Rachel pergi meninggalkan Devina.

•••••

Di ruangan yang lain ada Saka sedang memijat pelipisnya dengan pelan. Memikirkan kenapa nasib percintaannya selalu berakhir mengenaskan dan membuatnya tak habis pikir. Mulai berpikir dan bertanya apa semua ini karena salah dirinya? Apa ada yang salah dalam dirinya sehingga membuat pasangannya memilih mundur?

"Lagian Ayah nyuruh nikah kayak nyuruh beli bakso," gumam Saka, memikirkan kembali permintaan ayahnya yang sedang terbaring di rumah sakit. "Kenapa harus gue duluan yang menikah? Kenapa gak Fajar aja yang udah ada calonnya?"

Jika saja Amanda tidak berselingkuh dengan Fajar, Saka akan senang hati mengabulkan permintaan ayahnya. Selain karena permintaan, Saka juga sudah berniat akan melamar Amanda dalam waktu dekat ini. Sialnya, ada beberapa hal yang kadang tak sesuai dengan rencana. Niat menikahi Amanda harus Saka urungkan saat ia tahu jika adik kesayangannya itu menjalin hubungan dengan Amanda.

"Ayah mau kamu segera menikah. Bukan dengan Amanda."

Apa yang dikatakan ayahnya kembali Saka ingat. Lalu dengan siapa?

"Rachel. Kamu harus menikah sama dia." Nama itu disebut ayahnya dengan sedikit terbata-bata.

Sejujurnya, itu ide yang buruk. Saka tahu jika Rachel sudah memiliki kekasih. Namun, lebih buruk lagi saat dirinya menghubungi Rachel dan mengajak wanita itu untuk menikah. Jauh lebih buruk lagi ketika Rachel menolaknya dan memilih kabur dengan wajah yang kesal seratus persen!

"Gimana caranya gue bisa menikah sama Rachel?" Saka mencoba memutar otak untuk mendapatkan ide. "Rachel udah punya pacar. Kan, gak mungkin gue rebut dia dari pacarnya."

"Kenapa harus Rachel? Kenapa harus Rachel yang dipilih Ayah?" tanya Saka frustrasi. "Kalau gue gak menikah sama Rachel, warisan gue bakal terancam."

Saka benci miskin. Hidupnya sudah dilimpahi kemewahan dan harta yang melimpah sejak kecil. Ia benci hidup susah dan tidak punya uang.

"Perusahaan Papa bakal jatuh ke tangan Fajar kalau aku gak menikah sama Rachel," ujar Saka pelan. "Itu gak boleh terjadi. Gue sudah bosan mengurus kafe ini."

Takut akan meledak, Saka memilih keluar dari ruangannya. Matanya mudah sekali menemukan Rachel yang sedang melayani pelanggan. Ditelisik lebih jauh, ia tidak menemukan apa yang istimewa dari wanita itu. Selain cerewet dan kelewat ceria, Saka tidak paham kenapa ayahnya meminta dirinya untuk menikahi Rachel.

Namun, di balik semua itu, Saka yakin ayahnya melihat sesuatu yang tersembunyi di balik sikap ceria Rachel. Ayahnya tidak akan mungkin sembarangan memilihkan calon istri untuknya, kan? Ayahnya selalu selektif dalam segala hal. Bahkan, ia yakin jika setelah ini Amanda akan didepak jauh-jauh agar tidak dekat lagi dengan Fajar.

"Kenapa, Pak? Ada yang salah?" Devina menatap Saka penuh selidik.

"Rachel mana?" Pertanyaan bodoh itu dilontarkan Saka karena merasa tertangkap basah sedang memperhatikan Rachel.

"Lah, itu Rachel lagi melayani pelanggan," jawab Devina. "Dia baru aja putus sama pacarnya. Jadi, supaya mengurangi galaunya, dia menyibukkan diri."

Saka seperti mendapat hadiah besar saat berita itu datang. Apakah ini sebuah kebetulan atau memang sudah takdir untuknya? Takdir untuk mendapatkan Rachel dan warisan yang melimpah ruah dari ayahnya.

"Putus?"

"Iya. Pacarnya selingkuh."

"Kamu suruh Rachel ke ruangan saya, ya. Saya mau bicara sama dia."

Devina hanya menganggukkan kepala dan segera menghampiri Rachel.

Tidak lama kemudian Rachel datang dengan wajah yang jelas sekali kebingungan. "Pak Saka manggil saya?"

Saka tersenyum penuh arti. "Benar. Saya perlu bicara sesuatu sama kamu."

"Saya melakukan kesalahan?" Demi Tuhan, Rachel takut akan dipecat karena tadi sudah keluar ruangan tanpa mendapat izin dari Saka.

"Kamu mau kan menikah sama saya?"

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang