Satu Raja dengan Dua Ratu

15 1 0
                                    

Barangkali jika Saka disuruh menyebutkan salah satu hari yang membuatnya bahagia, maka jawabannya adalah hari ini.

Telinganya samar mendengar hujan yang entah sejak kapan mengguyur bumi. Saka menggerakkan pelan tangannya yang sejak semalam memeluk Rachel. Dilihatnya Rachel yang masih terlelap dan begitu damai. Jam di dinding masih menunjukan pukul tiga kurang lima menit. Saka tidak akan membangunkan Rachel dan memilih memandangi istrinya yang masih berada di alam mimpi.

Saka menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah indah Rachel. Sedikit terusik, Rachel bergerak dan semakin memeluk Saka kian erat. Rachel terlihat sangat menggemaskan sekaligus cantik. Bulu mata lentiknya terlihat sangat jelas dalam jarak sedekat ini. Terlalu gemas, Saka akhirnya mendaratkan sebuah ciuman singkat di dahi Rachel. Namun ternyata ulahnya kali ini benar-benar membuat Rachel terusik.

"Tidur lagi, ya." Saka mengelus punggung Rachel, sedikit menyesali tindakannya.

Rachel justru membuka mata dan menenggelamkan wajah pada dada Saka. "Jam berapa?" tanyanya sedikit bergumam.

"Jam tiga. Kamu tidur lagi aja, masih gelap kok."

Tidak ada jawaban.

"Kamu kenapa kebangun jam segini?" Kali ini Rachel sedikit menarik diri dari Saka dan menatap lekat mata suaminya. "Kamu mimpi buruk lagi?"

"Enggak. Aku gak mimpi apapun." Ditatapnya Rachel tepat di matanya. "Udah ah tidur lagi. Merem matanya, jangan lihatin aku terus.

Rachel yang sebenarnya belum sepenuhnya sadar hanya tersenyum mendengar apa yang dikatakan Saka. Ia menurut dan mencoba kembali memejamkan mata. Namun itu tidak berlangsung lama, matanya kembali terbuka dan menemukan Saka sedang memperhatikan dirinya.

"Kenapa?" tanya Rachel kali ini benar-benar penasaran. Kesadarannya sudah sempurna dan bisa melihat wajah Saka yang kembali menyebalkan di matanya. "Kenapa kamu gak tidur juga?"

"Nanti." Saka membelai lembut rambut Rachel. "Kamu aja tidur duluan. Sebentar lagi aku juga mau tidur kok."

Rachel bergumam pelan. "Ya udah kalau gitu kamu harus cerita apa aja sampai aku tidur lagi."

Tawa kecil Saka terdengar di antara hujan yang terus-terusan membasahi bumi. "Cerita apa? Kamu mau aku bacain dongeng?" tanya Saka yang dibalas gumaman kecil oleh Rachel.

"Di sebuah kerajaan, ada dua orang anak yang tumbuh bersama sejak kecil. Anak raja dan ratu itu selalu terlihat akur. Si putra pertama selalu menjaga si bungsu. Ia harus memastikan jika adik tercintanya baik-baik saja dan tidak boleh menangis." Saka menarik napas sebelum akhirnya kembali melanjutkan cerita. "Ratu begitu menyayangi putra kecilnya. Bahkan sepertinya seluruh dunia akan ia berikan untuk jagoannya itu. Namun, bukankah setiap ibu akan berbuat seperti itu untuk anaknya? Akan tetapi hal itu hanya berlaku untuk putra bungsunya."

Dalam diamnya, Rachel paham apa yang sedang diceritakan oleh Saka sekarang. Suaminya belum sepenuhnya menceritakan apa yang telah terjadi di masa lalu. Laki-laki yang sekarang sedang mendekapnya itu hanya mengatakan jika semuanya sudah selesai dan baik-baik saja.

"Anak laki-laki itu masih terlalu kecil. Ia hanya tahu jika raja dan ratu menyayanginya. Tidak peduli seberapa sering diabaikan dan dibedakan dari sang adik, anak kecil itu masih bisa tersenyum dan menuruti permintaan dari sang ratu untuk menjaga adiknya," tutur Saka pelan karena takut membuat Rachel terganggu. "Suatu hari, adiknya menangis. Jatuh karena saling kejar dengan temannya, lututnya berdarah, tidak terlalu parah sebenarnya, tetapi hal itu membuat si sulung berakhir dikurung di ruang belakang kerajaan."

Gelap dan lembab.

Ada tikus dan hewan kecil lainnya yang menemani hukuman dari sang ratu sewaktu itu. Semuanya masih tercetak jelas dalam bayangannya. Sesuatu yang selalu datang menjadi bunga tidur paling ia benci.

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang