Nasya seorang gadis remaja yang masih duduk di bangku SMA. Dilahirkan dari keluarga yang kaya. Hidupnya bahagia tapi tidak bahagia?
Bingung kan sama bahagia tapi tidak bahagia? Baca aja deh biar ngga penasaran.
*disclaimer
cerita ini hanya fiksi. ji...
Untuk mendukung dan menyemangati author, jangan lupa vote dengan tekan tanda bintang dan komen guys 🤗
•°• Happy Reading •°•
" Dasar anak sialan, kamu dan ibumu sama saja. Kerjaannya cuma bikin emosi saja." Ucap Arga dengan emosinya.
" Aku begini karena papah, papah pilih kasih. Papah ngga pernah sayang sama aku. Papah cuma mikirin Nasya, Nasya dan Nasya. Kapan papah mikirin aku, aku juga anak papah." Bianca mengeluarkan seluruh isi hatinya.
" Jangan mimpi kamu, saya tidak akan pernah menyayangi kamu. Masih untung saya mau menampung kamu dan ibumu disini." Ucap Arga dengan tatapan tajamnya.
" Saya tidak mau dengar kamu menyakiti Nasya lagi. kalau saya dengar kamu menyakiti nya lagi, saya tidak akan segan-segan seret kamu ke penjara. Persetan dengan statusku sebagai orang tuamu." Tegas Arga mencengkram kuat rahang Bianca dan menghempaskan nya secara kasar.
" I-iya pah, aku ngga akan ngelakuin apapun lagi ke Nasya. Aku janji." Ucap Bianca dengan Isak tangisnya.
Arga berlalu meninggalkan Bianca begitu saja. Ia sama sekali tidak memperdulikan keadaan Bianca. Diana yang sedari tadi hanya bersembunyi akhirnya keluar dan langsung memeluk anaknya yang masih terduduk sembari menangis di lantai.
" Maafin mamah, mamah ngga bisa bantu kamu. Maafin mamah bi." Ucap Diana ikut berlinang air mata.
" Aku ngga terima diginiin mah, aku sakit." Ucap Bianca penuh kebencian.
" Ada mamah bi, mamah akan selalu ada buat kamu. Apapun yang terjadi kamu tetep jadi kebanggaan mamah." Diana mengusap lembut punggung Bianca yang masih ada dalam dekapannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nasya turun dari kamarnya karena mendengar bell di rumahnya terus berbunyi. Tidak ada orang di rumah selain nasya. Art di rumahnya sedang pulang kampung, sedangkan kakaknya sedang bekerja.
" Iya tunggu sebentar." Teriak Nasya dari ujung tangga. Nasya bergegas menuju ke depan untuk membukakan pintu.
" Ayah! Adek kangen banget sama ayah, kok ngga ngabarin adek ayah mau kesini." Ucap Nasya berhambur kedalam pelukan Arga.
" Ayah juga kangen sama adek, maaf ya ayah baru pulang. Ayah juga minta maaf atas semua yang sudah bianca lakukan ke adek. Maaf ayah ngga ada disaat adek butuh ayah." Ucap Arga mengusap lembut punggung Nasya
" Gapapa yah, ayah sekarang ada disini dalam keadaan sehat itu udah cukup buat adek." Balas Nasya yang masih berada dalam dekapan Arga.
" Kita masuk dulu yuk yah, masa kita mau disini terus." Ajak Nasya diangguki Arga. Mereka berdua masuk kedalam rumah. Nasya meminta Arga untuk duduk di sofa ruang tengah, sementara dirinya akan membuatkan minum.