11.KEBAKARAN

25 14 0
                                    

30 menit sebelum kebakaran.

Di kantin Triksi pamit menuju ke kelas lebih dulu karena dirinya sudah melihat Rehan sudah melihat ponsel dan wajah nya berubah pasi. Sementara yang lainnya masih menyantap makanan yang sudah tersisa setengahnya lagi.

Nathan sejak dari rumah sudah tidak enak badan dirinya beranjak dari meja untuk merebahkan diri di uks sejenak karena hari kemarin juga dirinya selalu beristirahat di uks. Karena sejak hari-hari kemarin juga dirinya selalu beristirahat di uks. Sebetulnya bisa saja dirinya tidak berangkat ke sekolah namun rasa tanggung jawab terhadap kelompok dan juga sekaligus ketua katulistiwa membuat memaksakan diri untuk bersekolah.

"Gue istirahat bentar di uks," pamit Nathan lesu.

Dua puluh menit berlalu. Sepertinya Nathan melupakan ponselnya di meja Arthur yang menyadarinya, saat melihat ponsel milik Nathan berinisiatif mengembalikannya sekalian dirinya juga akan pergi ke toilet.

Saat Arthur hampir sampai di toilet sebuah pesan singkat muncul di ponsel Nathan, karena dirinya penasaran Arthur membuka pesan dan langsung berlari menatap orang yang berpapasan dengannya. Maisya yang baru kembali dari perpustakaan sedang Arthur saat dirinya hendak menuju arah gerbang, keduanya hanya saling tatap. Arthur menarik Maisya menjauh dari keramaian orang-orang yang seliweran menuju koridor yang cukup sepi.

"Kenapa lo gak libatkan gue dalam hal ini! Rencana yang lo buat bisa jadi bumerang kalo Nathan sampai gagal," marah Arthur memperlihatkan sebuah pesan singkat dari ponsel Nathan.

"Pistol korek di uks dalam laci bawah, sasaran akan masuk sebentar lagi. Tembakan kesebuah meja hitam karena itu bukan sembarang cat, cat itu bercampur oli dan bubuk mesiu. Tempat yang sempurna untuk membakar seseorang bukan, perpustakaan yang penuh dengan buku-buku yang mudah terbakar."

"Kenapa ponselnya ada di tangan lo," ujar Maisya karena dirinya sudah menerima balasan pesan dari penerima yang bertuliskan,"Baiklah jika itu mau lo, keinginan lo adalah perintah bagi gue."

Jika seperti ini waktunya tidak akan cukup, ah sialan Arthur. Arthur hanya akan menghambat rencananya dan sekarang Maisya bingung harus bagaimana. Waktunya tidak banyak karena harus di lakukan sebelum oli bercampur bubuk mesiu itu mengering.

"Gue yang kerjakan sisanya. Lo gak usah khawatir percaya sama gue, Nathan lagi sakit dia gak akan konsentrasi biar gue yang ngabisin musuh lo," ucap Arthur dan langsung berlari menuju gerbang.

Melihat arah berlari Arthur membuat Maisya cemas, bagaimana tidak Maisya bisa saat ini Arthur malah menuju gerbang dengan tak tenang dan terus berlari. Rencananya sudah pasti berantakan di karenakan Arthur akan mengubah rencana yang telah Maisya rencanakan matang-matang. Kali ini Maisya hanya bisa pasrah dan menunggu hasil akhirnya kelak. Maka jika gagal maka Arthur harus membayar mahal untuk itu.

Setelah Arthur sampai gerbang dan membeli sesuatu dari tukang mainan anak-anak. Arthur lekas berlari lagi menuju uks dan menghampiri Nathan yang tengah berbaring. Seolah hanya ingin mengembalikan ponselnya.

Brak!

Napas Arthur tidak beraturan dirinya bersabda membelakangi laci, secara perlahan namun pasti Arthur meletakkannya apa yang dirinya beli di gerbang sekolah dirinya mengambil senjata yang telah di simpan oleh Triksi tadi pagi dan menyembunyikannya di balik punggung yang tertutup seragam miliknya. Nafas Arthur masih tersengal-sengal, dan terkadang menampilkan senyuman tipis kepada Nathan yang merasa abang sepupunya seperti sedang kerasukan setan penunggu uks.

"Nath, ini ponsel lo tadi gue gak sengaja liat pesan dari Maisya tapi gue udah hapus pesannya sorry kebiasaan gue kalo ada pesan di ponsel main hapus aja. Katanya ada pistol di laci dan lo harus nembak siapapun yang masuk ke sini tanpa terkecuali, oke. Gue pamit dulu mau main boneka Barbie sama Alviar di kelas," ucap Arthur panjang lebar dengan napas yang tak beraturan.

MAISYA ADELLA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang