18.PENCULIKAN

17 9 0
                                    

Hari berikutnya Maisya berkumpul di kelas dengan teman-temannya, rasanya otak Maisya terlalu banyak memikirkan siapakah musuh yang sebenernya. Ditambah lagi Devils yang sudah mulai memburunya juga dengan gencar mencari putrinya membuat dirinya harus menyusun rencana dengan orang dalam di kelompok mafia Devils. Pertemuan kemarin masih membuat Maisya merasa curiga pada sosok yang mengaku sebagai kakaknya. Maka dari itu Maisya memerlukan pembuktian bahwa dirinya benar-benar berpihak padanya.

Pada akhirnya Maisya memutuskan untuk keluar kelas dengan alasan pamit ke toilet pada ketua kelas untuk mencari udara segar. Meski tidak ada pembelajaran seperti biasanya semua orang harus tetap di area sekolah. Jadi apa salahnya jika Maisya mencari angin segar di rooftop sekolah.

Menarik napasnya dalam, seakan dirinya tidak ada beban dan menikmati udara yang dirinya hirup guna menenangkan diri. Maisya melihat pergerakan seseorang yang gerak-gerik mencurigakan dari seseorang di balik pohon. Mata Maisya bisa jelas melihatnya walaupun dalam radius lima ratus meter dari tempatnya berdiri.

"Target sepertinya melihat kearah gue, bekap dia dari belakang," titah seseorang yang memakai hoodie hitam berbicara melalui earphonenya.
°°°

"Ngapain tuh orang," gumam Maisya.

Teman yang satunya sudah naik dari pilar dan membekap mulut Maisya yang sedari tadi sedang memperhatikan laki-laki yang bersembunyi dibalik pohon.

"Hmmpp...hnmm, lep...wass," ucap Maisya tertahan karena seseorang membekap dirinya.

Tentu saja Maisya berontak dan berusaha berteriak namun orang itu benar-benar mengunci pergerakannya. Mau tidak mau Maisya hanya bisa pasrah sampai dirinya kehabisan napas dan berakhir tak sadarkan diri.

Laki-laki yang bersembunyi dibalik pohon mengintruksikan kepada rekannya bahwa dirinya sudah menyiapkan matras berlapis dirinya dan Maisya hanya perlu melompat saja.

Mereka berdua mendarat dengan selamat dan Maisya di angkat menuju mobil dan melaju dengan kecepatan tinggi.
°°°

"Halo tuan, nona Maisya di culik, mereka menunju ke jalan raya dan melarikan diri," ucap seseorang melaporkan kejadian yang di lihatnya.

Seseorang yang menerima laporan itu sedari tadi sedang sibuk dengan urusan pekerjaannya. Mendengar Maisya di culik, dirinya langsung bergegas menuju ke tempat yang di kabarkan. Mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi tidak lupa juga si pelapor mengirimkan plat mobil yang membawa Maisya.

Seorang laki-laki keluar dari mobilnya yang dirinya tepi'kan di pinggir jalan dirinya mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana bisa mereka kecolongan menjaganya namun ini juga kesalahannya sendiri karena menyukai gadis itu secara sembunyi-sembunyi.

Laki-laki itu menancap gas mobilnya kembali dengan kecepatan penuh dan mencari mobil yang membawa Maisya pergi. Tak lama kemudian dirinya melihat mobil Dengan plat nomor yang sama berada tepat di hadapannya. Terjadi aksi kejar-kejaran dengan berlangganan lama hingga akhirnya menyalip beberapa kendaraan dan sampailah didepan mobil pelaku penculikan Maisya.

Dirinya keluar dari mobilnya kemudian mengetuk pintu mobil orang-orang yang menculik gadisnya.

"Keluar kalian tikus kecil," panggilnya.

"Agrrh...sialan," umpat pengendara.

Kedua penculik itu keluar dari mobilnya menemui orang yang menghadang perjalanan mereka. Menatap kesal kepada si pelaku.

"Beraninya menghentikan mobil rongsokan lo di depan kita," ucap penculik yang turun dari kursi penumpang atau orang yang membekap Maisya bahkan masih berusia sangat muda.

"Berikan gadis itu kepadaku maka aku akan mengabulkan apa yang kalian mau," tawarnya.

"Ck, gue gak butuh uang lo tuan Gelael mantan tangan kanan mafia terdahulu sebelum tuan Zeus bukan," ungkap penculik yang mengendarai mobil yang usianya jauh lebih dewasa dari rekannya.

MAISYA ADELLA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang