Disekolah, Zia berlari ke kelas 12 Bahasa. Usai pelajaran pertama. Tidak ada keterangan saat ini mengenai Maisya membuat Zia merasa kesepian saat di kelas. Saat dirinya mencari-cari Rayn, Anna dan Alea yang baru saja keluar dari kelasnya menghentikan langkah Zia.
"Lo buru-buru amat cari siapa?" tanya Rianna.
"Cari Atyasa," jawab Zia.
Dua kata itu membuat Rianna merasa iri. Atyasa sangat meratukan Zia, mungkin jika Zia tahu bahwa Rianna hanya mencoba bersikap baik kepadanya. Akan tetapi tidak ingin mengambil resiko dirinya biarkan ketidaksukaannya di limpahkan oleh Alea. Rianna akan merugikan dirinya dan kehilangan kepercayaan Willy jika semua orang tahu.
"Wah cari muka banget ya, Rianna aja yang tunangan Willy gak selalu nempel-nempel sama Atyasa," cibir Alea.
"Bukan gitu aku cuma mau tahu kenapa Dedel gak sekolah," ucap Zia.
Alea tertawa terbahak-bahak, merasa dirinya menang dengan mengetahui bahwa Maisya tidak masuk sekolah.
"Kalo lo tahu kasih tahu Zia, kasian dia Lea," ujar Rianna.
"Oke, Adel mungkin Adel sakit hati karena Fauzan lebih milih gue dari pada dia," remeh Alea.
Mendengar itu Zia langsung teringat rahasia Maisya yang sengaja di sembunyikan mengenai hubungannya dengan Fauzan kakaknya.mungkin karena Fauzan telah berselingkuh Maisya jadi menjauh dan menghindar dan memutuskan untuk tidak bersekolah sementara waktu. Hanya itu yang bisa Zia pikiran.
Saat Zia melangkah, Alea mendorong Zia hingga tersungkur. Tentu saja hal itu di sengaja karena melihat Atyasa mendekati mereka. Alea langsung memberikan Rianna kode untuk menolong Zia di hadapan Atyasa.
"Ya ampun Zia sini gue bantu, Alea lo gak boleh gitu," tutur Anna membantu Zia.
"Zia!" teriak Willy menampar pipi Alea dengan keras.
Sementara Rayn Sudan menarik Zia dari Rianna dan memeluknya memberi ketenangan.
"Abang udah," larang Zia melihat Willy yang tak terkontrol.
"Wah nenek lampir berulah," seloroh Haris.
"Rayn antar gue ke kelas 12, cepet. Abang jangan nyakitin Alea lagi nanti dedek hukum," tutur Zia meninggalkan yang lain dan menarik paksa Rayn.
"Urusin tuh tunangannya!" seru Haris sambil menggaet Erlan di keteknya.
"Babi, ketek lo asem. Sialan," protes Erlan yang sedari tadi diam.
Zia masih berada di depan pintu kelas 12 yang tertutup bersama Rayn yang masih digenggam tangannya. Keluarlah seorang wanita cantik bernama Rara Amaya, yang dulu sempat mengejar-ngejar Rayn namun sekarang tidak lagi karena sebuah rumor yang mengatakan jika Rara sudah memiliki kekasih.
"Ada apa ini, mau minta gue jadi cewek lo? Telat Rayn gue udah punya sekarang, penyesalan datangnya belakang jadinya gini deh. Resiko jadi cewek populer di sekolah," celoteh Rara.
"Maaf kak, ada kak Fauzan gak?" tanya Zia.
Sial, Rara sangat malu karena terlalu percaya diri bahkan Rayn sama sekali tidak menggubrisnya sama sekali dan mengabaikannya. Mata Rara kembali melihat ke arah Zia, merasa heran mengapa Zia mencari Fauzan biasanya sahabatnya yang tidak absen datang ke kelasnya.
"Oy Zan, ada cewek nih cari lo!" teriak Rara dan langsung pergi dengan tumpukan buku dalam pelukannya.
Saat Fauzan keluar sebuah tamparan keras mendarat di pipinya. Sebetulnya Maisya tidak pernah melawan kakaknya atau orang tuanya saat meraka menyiksa dirinya. Namun kali ini berbeda saat ini posisi Zia sebagai sahabat yang tidak rela saat sahabat satu-satunya disakiti oleh orang terdekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAISYA ADELLA (On Going)
Short StoryJangan hanya melihat covernya sebelum mengetahui isi dari sisi baik dan buruknya seseorang. Ini kisah Maisya Adella, tentang persahabatan cinta dan penghianatan juga dunia yang di penuhi kegelapan. Misteri kematian dan kisah cinta yang sungguh memua...