Pagi yang cerah ini Atyasa tampak terlihat lesu setelah menjalani penyidikan kasus bunuh diri Sean semalam. Zia masih tertidur dikamar biasanya Maisya menginap, bahkan Zia sendiri juga cukup sering menempati kamar itu dulunya.
"Lo bilang semalam udah ambil kehormatan Adel apa maksudnya?" tanya Rayn.
"Iseng aja, gak beneran terjadi. Adel masih suci, gak gue sentuh setitik pun, ya kali," jelas Erlan si kulkas terlihat panik dihadapan dengan ketuanya.
"Becanda lo gak lucu sumpah dari semalem gue gelisah mikirin masa depan Adel, cukup hidup gue yang berantakan. Adel udah kayak adek gue sendiri, cukup gue. Ah sial siapa yang naro bawang disini," keluh Haris menghapus air matanya.
Karena Haris sudah menganggap Maisya seperti adiknya sendiri yang perlu dirinya lindungi sama halnya dengan posisi Zia dalam kehidupannya cukup dirinya yang hancur akan kehidupan dan kerasnya dunia tak ingin kehidupan orang-orang yang disayanginya merasa kesulitan dimasa yang akan datang.
"Rayn!" panggil Zia dan Willy secara bersamaan.
Willy baru saja membuka pintu markas dari luar sementara Zia yang keluar dari kamarnya yang ikut memanggil nama Rayn.
Kini Willy menatap Zia dengan mata yang berkaca-kaca. Sementara Zia langsung duduk di sebelah Rayn dan memepetkan posisi. Zia buru-buru menggenggam tangan Rayn sangat erat.
"Kenapa cantik?" tanya Rayn.
"Mimpi buruk," jawab Zia melirik manik mata Willy.
Rayn mengusap lembut surai Zia membuat senyuman terukir di bibir Zia. Rayn merangkul Zia membuat kepalanya menempel sempurna di dadanya. "Ada aku gak usah takut." Mata Rayn melihat Willy yang sudah berurai air mata dirinya melangkah menuju kursi dan duduk di hadapan ketuanya.
"Gue minta maaf Rayn, gue gak maksud menyalahkan Zia atas kejadian Anna. Apa pun keputusan lo gue terima, sekalipun gue harus keluar dari Atyasa," papar Willy langsung pada tujuannya dan mengesampingkan rasa bersalahnya terhadap gadis yang menatap benci pada dirinya.
"Gue gak mungkin keluarin lo, masalah Zia lo memang salah. Tapi ingat sekali lo nyakitin Zia maka gue yang akan rebut dia dari genggaman lo. Sekarang udah waktunya gue yang ada di kehidupan Zia," ujar Rayn.
Willy hanya bisa dilingkupi rasa penyesalan karena terlalu percaya kepada Anna namun dari rekaman CCTV yang di sembunyikan oleh Alea Jihan Witashya orang yang menjadi selingkuhan Fauzan dan sahabat dari Rianna itu sendiri. CCTV itu menunjukan bahwa Rianna lah yang menuntun pisau yang Zia pegang menusuk perutnya sendiri.
Maka kali ini Willy benar-benar hancur melihat kedekatan Zia dan Rayn saat ini. Walaupun demikian dirinya juga harus bisa bersikap adil pada tunangan yang cemburu buta bahkan berani melukai Zia hanya karena kedekatan mereka yang sudah di batas kata wajar sebagai abang adek.
Sebuah telepon berdering nyaring memenuhi ruangan, Rayn mengangkatnya sedikit menjauh dari anak Atyasa yang lain.
Rupanya telepon itu dari seorang ketua mafia yang menaungi kinerja Maisya. Lorazella Zeeafer Lorenza, Lora menanyakan kinerja Maisya yang terhambat dan membuat rencananya tersendat. Rayn di sana hanya bisa meminta maaf karena kesalahannya Maisya mengalami koma dan untuk itu Rayn menawarkan dirinya sendiri untuk membantu jika memang diperlukan.
Namun Lora sama sekali tidak membutuhkan orang awam dirinya bisa menanganinya sendiri dan hanya meminta nomor rekan satu timnya Maisya.
Kenneth Arnold Schwarzenegger, sepupunya. Lora yang dirinya tunjuk Ken untuk menggantikan Maisya. Laki-laki yang sangat mengagumi Maisya itu sudah pasti sangat iba saat mendengar kabar Maisya yang terbaring koma. Ken dengan senang hati mengerjakan tugas Maisya dan hari ini Kenneth akan terbang langsung dari Paris.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAISYA ADELLA (On Going)
Short StoryJangan hanya melihat covernya sebelum mengetahui isi dari sisi baik dan buruknya seseorang. Ini kisah Maisya Adella, tentang persahabatan cinta dan penghianatan juga dunia yang di penuhi kegelapan. Misteri kematian dan kisah cinta yang sungguh memua...