31.SAUDARA ‼️

11 3 0
                                    

Perhatian! Kawasan area dewasa
Mengandung kata-kata verbal. Harap bijak dalam membaca.
(+17)
____
Nathan hari ini telah bersiap untuk menemui Maisya mengenai kabar Triksi yang merupakan adik tiri dari pihak ibunya saat ini. Nathan dengan keadaan wajah yang murung mengetuk pintu rumah Maisya hingga Bi Rumi membukakannya dan mempersilahkan untuk masuk.

Nathan duduk di salah satu kursi, wajahnya tertunduk lesu. Bi Rumi dengan segera menuju kamarnya atas untuk memberitahukan kedatangan Nathan. Bi Rumi memberi tahu Maisya bahwa saat ini dirinya kedatangan tamu. Dengan kegugupan Nathan menggosokkan kedua tangannya guna menetralkan kondisinya saat ini.

Derap langkah Maisya menyusuri setiap anak tangga, Maisya turun dengan perlahan melihat raut wajah Nathan yang mengkhawatirkan.

"Kenapa lo muka di tekuk kek sayuran busuk, entah kenapa gue mencium aroma-aroma air mata yang akan tumpah," cela Maisya.

"Triksi adik gue Sya," serobot Nathan.

"What? Lo gak lagi bercanda," kaget Maisya.

Entahlah mengapa air mata keluar dari kedua bola mata Nathan seakan dirinya merasa sangat kehilangan. Di mata Maisya, Nathan sangat memprihatikan. Ketika Nathan menangis justru Maisya menatap miris Nathan dengan malas.

"Cengeng lo jadi cowok, lo mau ketemu Triksi bilang bukannya nangis. Asal Lo punya uang lo bisa nyusul adik lo," ucap Maisya.

"Triksi ada di Korea lagi rombak muka, dia yang dinyatakan meninggal juga karena kemauan gue. Berangkat dari Minggu kemarin di antar keluarga Askha," lanjut Maisya.

"Apa adik gue masih hidup Sya? Lo serius? Lo gak bohong, ini beneran," tutur Nathan.

"Hmm, iya mungkin. Tapi ada syaratnya lo gak boleh bilang Arthur karena dia ada didalam daftar hitam gue. Jangan coba-coba memihak dia, Lo tahu gue gak mentolerir orang yang berani berkhianat sama gue," ujar Maisya.

"Oke, gue gak akan ikut campur urusan lo. Makasih lo udah mau kasih tau gue dan percaya sama gue," ujar Nathan.

Dengan demikian Nathan memutuskan berangkat menuju Korea menemui Triksi dan meninggalkan segalanya tanpa harus ikut campur dalam urusan Maisya lagi.
°°°°

Malam ini di sebuah bar penuh dengan sorot lampu warna-warni dengan puluhan orang-orang mabuk juga beberapa orang yang saling memadu kasih. Seorang pria dengan santai meneguk wine di tangannya dengan seorang gadis yang duduk dengan raut kesal hadapannya.

Memang menyebalkan bertemu di tempat laknat seperti ini, tempat yang tidak di sukai oleh gadis itu dan dirinya terpaksa harus datang serta masuk ketempat sarang berbuat tindakan haram tersebut. Teruntuk kakak satu-satunya yang sudah sangat mabuk sebelumnya tidak mungkin dirinya membiarkan kakak menjadi santapan jalang yang menawarkan selangkangan. Tadinya dirinya memintanya mendiskusikan tentang rencana di sebuah kafe yang di sepakati namun saat melakukan panggilan telepon laki-laki itu sudah mabuk dan gadis itu segera menyusulnya.

Beberapa wanita dengan berpakaian minim memamerkan dada dan paha juga tampak mendekati pemuda yang tengah mabuk berat dan tak bisa membedakan mana yang benar dan salah. Gadis dihadapannya hanya melihat kelakuan jalang-jalang sialan itu tengah merayu pria mabuk.

"Hai tampan, mau aku puaskan. Untukmu aku beri diskon setengah harga."

"Aku udah punya nomor boking kamar loh sayang ikut aku aja yuk."

Gadis itu tentu tidak tinggal diam dirinya juga ikut bermanja-manja dan duduk di pangkuan pria yang digelayuti dua kuntilanak di kedua sisinya. Mengusir perempuan centil yang terus mengganggu Gerry yang sedang mabuk parah. Maisya pikiran tidak akan apa-apa selama dirinya memiliki hak dan hubungan darah. Apa salahnya duduk di pangkuan Gerry jika cara itu berhasil mengusir kupu-kupu malam yang sedang tebar pesona.

MAISYA ADELLA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang