Dua puluh menit telah berlalu, racun itu kembali beraksi Triksi terbangun dan rasa sesak di dadanya mulutnya kembali mengeluarkan busa. Maisya mengeluarkan air mineral kemasan gelas yang sudah dirinya campur dengan penawarnya.
"Minumlah dan habiskan," sodor Maisya.
"Apa yang terjadi?" tanya Triksi.
"Lo sudah mati dimata Zeus lagian urusan sekolah tinggal nunggu kelulusan kita harus sembunyikan Triksi dan mengumumkan kematian palsunya. apa lo keberadaan," tutur Maisya.
"Apapun untuk dirimu," sahut Triksi masih dalam keadaan lemah.
Sean melajukan mobilnya menuju kediaman Triksi, siapa sangka di sana sudah berada Askha yang menunggunya sedari sepulang sekolah. Maisya membopong tubuh Triksi hingga Askha yang mengambil alih membawanya dan membaringkan Triksi di kamarnya.
"Sya, Cici kenapa?" tanya Askha.
"Gue jelasin di dalam bawa Cici ke kamarnya dulu," perintah Maisya.
Setelah membiarkan Triksi beristirahat Maisya, Sean dan Askha duduk di ruang tamu bersama.
"Kenapa dia?" tanya Askha kembali.
Maisya hanya diam tak mampu bicara bagaimana jika langkahnya salah saat ini pikirannya bercabang. Namun dirinya harus menceritakan segalanya mengenai rencana yang tanpa melibatkan Askha.
"Triksi udah mati di depan ayah angkatnya, dia di racun sama Maisya," jawab Sean.
Terkejut, tentu saja jawabannya adalah iya. Askha benar-benar bingung melihat sikap diam yang Maisya tunjukan saat ini.
"Apanya yang mati, tapi Cici tadi dalam kondisi sadar walaupun terlihat letih," ujar Askha.
"Ya karena Maisya sudah memberikan penawarannya," ucap Sean kembali menjawab semua pertanyaan yang Askha berikan.
"Gimana kabarnya Katulistiwa?" tanya Maisya tiba-tiba.
"Hancur Sya, Nathan gak mau tahu soal keributan apapun pokoknya nanti sore kita di suruh kumpul di warung Bu Sukma tanpa terkecuali termasuk sumbernya yaitu lo, Rafanka, Fanya, Ferel dan Ziela juga ikut mungkin," jelas Askha.
"Kita harus keliatan berduka, gak aman kalo Triksi sembunyi di sini Arthur sama Nathan juga udah tahu tempat ini mereka bisa curiga kalo gak benar-benar dikosongkan," ucap Maisya.
"Saya memiliki paviliun di rumah saya kau bisa menyembunyikan Triksi di sana," usul Sean.
"Baiklah Sean lo bawa Triksi, gue akan ikut Askha buat kumpul sama anak Katulistiwa. Apalagi Arthur juga target yang perlu gue selidiki gak mungkin gue terus-terusan dengan secara terang-terangan musuhan sama dia mulu," jelas Maisya.
"Jadi apa rencana kamu Della?" tanya Sean.
"Liat aja nanti, mudah aja sih menaklukan bayi polos kayak Arthur," ujar Maisya.
"Wah, Maisya selalu menawan setiap saat," puji Askha.
°°°Kedua kepercayaan Zeus sudah berdiri menghadap atas panggilan Zeus sendiri. Siapa lagi jika bukan Dava Cakra Arkana dan Gerry Djohan Effendi keduanya tertunduk takut. Menunduk di hadapan pemimpinnya.
"Sialan kalian tidak berguna, siapa yang kalian culik? Sekarang putriku sudah tiada karena anak sialan itu meracuninya. Dari mana saya akan mendapatkan informasi tentang anak Carlo," marah Zeus.
"Maaf Tuan tapi laporan yang kita dapetin cuma tentang wanita itu," cetus Dava.
Zeus berteriak dengan keras mengeluarkan segala kekecewaannya. "Diam kamu Dava, baru kemarin saya buat kamu masuk rumah sakit hanya sekali tinju, jika kamu terus mengoceh maka tidak segan untuk saya membuat kamu masuk ke liang lahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAISYA ADELLA (On Going)
Short StoryJangan hanya melihat covernya sebelum mengetahui isi dari sisi baik dan buruknya seseorang. Ini kisah Maisya Adella, tentang persahabatan cinta dan penghianatan juga dunia yang di penuhi kegelapan. Misteri kematian dan kisah cinta yang sungguh memua...