Dekorasi bunga mawar putih menghiasi ruangan, suasana masih terlihat sangat sepi hanya ada calon mempelai wanita dan pria yang berada di dalam ruangan yang berbeda.
Di ruang mempelai wanita, Fanya dan Tanika sedang bercanda gurau dengan sedikit menggoda Rafanka yang sudah selesai dengan riasan wajahnya.
"Ya ampun lo cantik banget deh Fanka, kayak Prinsees di negeri dongeng," puji Fanya.
Rafanka tersenyum, rasanya seperti mimpi bagiannya bisa menikah dengan Alviar seseorang yang sangat dirinya inginkan selama ini.
"Emm makasih ya padahal kita gak sekelas dan baru-baru juga kita kenal tapi lo udah jadi temen gue yang paling baik yang gue punya, apa lagi kak Tanika," ujar Fanka yang sudah lengkap mengenakan pakaian pernikahan.
"Gak apa-apa kali gue juga mau jadi kakak lo, Anya aja sedekat itu sekarang, di kelas kan kita mungkin guru dan murid tapi beda lagi dengan di luar," ujar Tanika sesekali ikut bicara karena saat ini dirinya sedang live dan di tonton ribuan orang.
Sementara di ruangan Alviar, dirinya sendiri sedang gelisah entah harus berbuat apa? Bahkan Erick yang selalu ada di dekatnya hanya fokus pada ponselnya seakan tidak peduli dengan acara yang akan digelar.
Tiba-tiba Maisya masuk kedalam ruangan mengejutkan kedua pria yang berada di dalamnya. Maisya langsung berhadapan dengan Alviar membuat Erick sedikit beranjak dari posisinya. Kedatangan Maisya membuat Erick tak berpaling memandangi keduanya.
"Lo ngapain masuk sini? Cewek bukannya suka liat mempelai wanita ya," heran Erick.
"Apa?" Maisya melirik Erick sekilas. "Gue cuma mau kasih hadiah buat kakak lo. Alviar gue udah masukin lo sebagai anggota Atyasa tapi bukan inti ataupun anggota tetap masih tahap pengujian soalnya Rayn gak mau salah rekrut orang. Mungkin ini bakal panjang karena Rayn sampai sekarang gak di ketahui dimana adanya. Desas-desusnya sih masih di tempat terakhir kalinya gue ketemu dia," tutur Maisya walaupun sebenarnya dirinya tahu keberadaan Rayn namun rumor tetap rumor bahwa ketua Atyasa sedang hilang entah kemana.
"Serius Sya, lo nggak bohong. Ininya nyata." Heboh Alviar tak percaya menerima surat panggilan tes masuk geng Atyasa.
Maisya menganggukkan kepalanya menandakan bahwa dirinya benar-benar melakukannya. Raut wajah Alviar begitu penuh dengan kebahagiaan dan mungkin Erick akan segera lengser untuk memenuhi janjinya untuk keluar dari Revlas karena berkhianat kepada Fauzan sama dengan bunuh diri. Apa lagi dirinya memiliki ikatan perjanjian dengan Maisya yang harus dirinya tepati, karena Maisya sudah mewujudkan segala keinginan Erick selama ini.
"Jangan seneng dulu, lo mau tahu siapa yang tes kelayakan buat masuk Atyasa?" tanya Maisya.
" Gue gak peduli soal itu karena ini hadiah paling berharga buat gue Sya, makasih banyak," ujar Alviar memeluk Maisya.
"Orang itu gue Al. Lo harus bisa tumbangkan gue saat itu tiba," batin Maisya.
Entahlah keberanian dari mana sehingga Erick menarik Maisya dari pelukan Alviar. Bukan hanya tak suka namun dirinya juga cemburu melihat Maisya begitu dekat dengan kakak tirinya.
"Gak usah peluk-peluk, lo mau nikah," dalih Erick.
"Santai aja gue udah siap sekarang buat jadi suami Fanka," jawab Alviar merapikan jasnya.
"Kalo gitu gue keluar dulu pacar gue pasti nyari-nyari karena tadi gue izin ke toilet sebelum kesini," pamit Maisya.
°°°Tamu-tamu mulai berdatangan mulai dari rekan bisnis dan teman-teman kedua mempelai tentunya. Attaja, Jhefano bahkan keluarga Alkian juga lainnya yang berkaitan dengan bisnis juga hadir dalam acara. Semua orang berbaur dalam suasana yang mewah penuh dengan kebahagiaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAISYA ADELLA (On Going)
Short StoryJangan hanya melihat covernya sebelum mengetahui isi dari sisi baik dan buruknya seseorang. Ini kisah Maisya Adella, tentang persahabatan cinta dan penghianatan juga dunia yang di penuhi kegelapan. Misteri kematian dan kisah cinta yang sungguh memua...