32.SERPIHAN TEKA-TEKI

8 3 0
                                    

Entah apa yang merasuki Mikaila meminta Maisya untuk menemuinya di sebuah kafe miliknya. Padahal Maisya baru saja mengantarkan Gerry ke depan kediaman Zeus. Maisya langsung menuju ke kafe dengan kuda besinya yang membelah jalanan dengan kecepatan tinggi.

Sesampainya di sana Maisya langsung duduk di hadapan Mikaila yang sedang menikmati jus di tangannya.

"Hai kak, ada apa nih Maisya di ajak ketemuan gini? Kak Kai gak jodohin aku sama Farel'kan," kelakar Maisya.

"Ya enggaklah, kamu ini selalu ada kejutan yang membuat semua orang tercengang. Padahal kakak cuma mau tanya soal kalung ini yang kakak dapatkan dari sepasang suami-istri korban kecelakaan," ucap Kai seraya melepaskan kalung dari lehernya.

Kalung berliontin kepik merah atau yang orang-orang lebih mengenalnya dengan sebutan Lady bug. Raut wajah Maisya seketika berubah memandang Kai dengan tatapan tajam.

"Kamu tahu ini kalung siapa?" tanya Kai.

"Kok bisa kalung mama ada ditangan kak Kai?" tanya balik Maisya.

Kai tersenyum rupanya benar Maisya adalah Della yang dirinya cari. Seketika Mikaila memikirkan beberapa hal yang bisa menguntungkannya.

"Jadi bener nama kamu Della?" tanya Kai.

"Iya nama aku kan Maisya Adella kak, pertanyaan aku belum di jawab loh," ucap Maisya.

Sepertinya Mikaila mengulur waktu entah apa yang dirinya inginkan sehingga senyuman yang sulit di artikan terukir di wajahnya.

"Gue akan bilang tapi ada syaratnya,"ujar Kai.
°°°

"Aaaaa…sialan ternyata keluarga itu yang terlibat dalam pembunuhan orang tua gue. Gue akan hancurkan kebahagiaan keluarga lo bahkan anak lo udah gue buat bertekuk lutut di ujung kuku gue dengan mudah. Gue ngakak akan pernah buat kalian bisa bernafas bebas gue sendiri gak sudi menghirup udara yang sama dengan pembunuh seperti mereka," marah Maisya berteriak di rumahnya sendiri, beruntungnya lagi Bi Rumi sedang belajar keperluan rumah ke luar.

Saat Mikaila menjelaskan bahwa saat itu dirinya melihat seseorang dengan jelas dan setelah di selidiki kini dirinya tahu jika itu adalah keluarga Attaja ayah dari Arthur yang mengomando pasukan yang mengendarai rombongan mobil yang mengejar Carlo hingga terjadi kecelakaan.

Namun syarat yang di berikan oleh Kai cukup merugikan Maisya dan mungkin akan sulit di lakukan.

Tok…tok…tok!

Suara ketukan pintu mengalihkan atensi Maisya dirinya segera menuju ke bawah dan melihat siapa yang datang.

Seorang pemuda berpakaian rapi menyapa Maisya dengan senyuman manis yang membuat orang diabetes.

"Hai sayang," sapanya.

Rupanya yang datang adalah pacar yang tak dianggap pacar oleh Maisya, dirinya terjebak dalam permainan yang dirinya buat sendiri. Bahkan belum bisa menemukan titik terang dari keluarga Yukaza apa mereka juga terlibat atau tidak.

"Kazio ya ampun lo ngapain ke rumah gue?" tanya Maisya.

Kazio menatap heran, apa salah jika dirinya mengunjungi rumah pacarnya sendiri? Ada apa dengan kekasihnya itu apa dia sedang amnesia? Melupakan hubungan atau semacamnya? Ah Kazio terlalu banyak memainkan peranannya.

"Mau ajak kamu jalan, kenapa kamu gak seneng ya?" tanya Kazio.

"Bukan gitu, lo kenal orang yang namanya Carlo dan Marsya gak? Atau siapa tahu orang tua lo tahu gitu," ucap Maisya datar.

"Kok intonasinya ganti kayak waktu kamu masuk sekolah kita bukannya udah pacaran," heran Kazio.

Ayolah siapa yang sudi berpacaran dengan seorang Kazio yang di kenal aneh dan yang pasti cerewet macam ibu-ibu yang suka senam erobik. Hanya manusia luar biasa saja yang bisa menangani sikap over manusia satu ini.

MAISYA ADELLA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang