Sepulang sekolah Maisya di jemput oleh Sean hal itu menjadi pusat perhatian seluruh sekolah. Siapa yang tidak penasaran saat melihat mobil mahal terparkir di parkiran sekolah, sudah dipastikan dirinya bukanlah orang sembarangan. Sean memiliki julukan sebagai pengusaha sukses yang mapan dan memiliki wajah rupawan tentu saja akan menjadi perhatian hal kayak ramai. Namun sebagian orang juga bahkan ada yang kurang mengenalnya dirinya hanya dikenal oleh kalangan atas saja dan sangat merahasiakan identitasnya pada orang-orang yang tidak terlalu penting baginya.
Namun bukan hanya itu saja, seorang gadis tiba-tiba masuk kedalam mobilnya tanpa permisi ke dalam mobil dan duduk di bangku belakang. "Gue nebeng juga ya, soalnya mau kerumahnya Maisya juga." Dengan santai dan tanpa beban gadis itu mengatakannya tanpa mempedulikan Sean sebagai pemilik mobil.
"Hey nona saya bukan supir taksi," kesal Sean.
"Biarin aja dia sahabat gue, lagian gue juga udah saling kenal sama dia," ujar Maisya.
"Ck, dasar pengganggu," decak Sean.
Di luar mobil tampak seorang laki-laki dengan sebuah motor yang tengah membonceng seorang wanita mengetuk pintu dimana Fanya berada. Tak lama Fanya membuka jendela dan menanyakan tujuan kembarannya.
"Fanya beneran lo pulang sama Adel? Kalo gitu gue balik sama kak Tanika, bang Sean tolong jagain kembaran gue," ucap Farel dan melajukan motornya.
"Ogah dia bukan bayi," celetuk Sean.
"Udah deh kenapa Ael sensian banget hari ini," ujar Maisya.
Mobil Sean juga ikut melaju namun suasana menjadi hening selama perjalanan, saat Fanya memutuskan untuk ikut kepada mereka. Biasanya Maisya akan banyak bertanya ini dan itu namun kali ini hanya bisa saling diam.
"Bukannya anda adik dari Kaila bukan?" "anya Sean.
"Lo tau kak Kai? Kok gak ngasih tau gue sih padahal gue nanya dari kemaren," sahut Maisya.
"Nama itu sudah tidak asing dia adalah teman saya saat SMA, jadi saat kemarin kamu ingin mengenalkan saya dengannya tentu saja saya sudah mengenalnya," jelas Sean.
"Itu bang Sean tahu makanya gue gak segan masuk mobil ini, orang udah kenal," ujar Fanya.
"Diamlah kau bocah," tukas Sean.
"Kalo gue bocah Adel apaan," pungkas Fanya.
"Apapun yang saya inginkan," ujar Sean.
"Nyebelin banget sih," cibir Fanya.
Berani sekali anak ini bisa-bisanya dia menggangu waktunya bersama Maisya. Namun ini menguntungkan bagi Sean karena dirinya sudah berjanji untuk menyelidiki keluarga teman SMA-nya itu. Sementara Maisya hanya fokus pada rencananya sendiri, walaupun Sean sama sekali tidak menyukai tindakan Maisya hari ini.
"Jaga sikapmu nona, saya lebih tua dari anda," ucap Sean.
Sesampainya di rumah Maisya, mereka bertiga duduk di ruang tamu dan sudah ada beberapa cemilan dan minuman kaleng dingin di atas meja yang Bi Rumi bawakan. Disana Sean langsung disuguhi drama yang bergenre bawang tentang kisah kasih di sekolah.
Saat ini Fanka sedang menangis, dirinya kecewa pada Arthur yang selama ini buta akan kepeduliannya dan malah jatuh cinta pada sahabatnya yang sedang memeluknya saat ini.
"Udah dong Anya, lo gak cepek apa nangis cuma karena cowok, gue pernah di posisi lo tapi gak tuh sampai gue abis tisu dua pack gede kek lo," ucap Maisya menenangkan.
"Gue gak bisa hilangin perasaan gue sama manusia brengsek itu. Gimana gue bisa jalani hidup gue Del," lirih Fanya.
Di kursi satunya Sean hanya bisa menyangga pipinya melihat pemandangan Fanya yang dengan nyaman bersandar di bahu Maisya. Bosan, tentu saja dan saat ini Sean lebih baik melihat laporan penjualan keju dan beberapa senjata api ilegalnya. Juga beberapa hasil tambang yang di kelolanya. Sungguh pekerjaannya terabaikan selama dirinya memfokuskan diri untuk mendapatkan hati Maisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAISYA ADELLA (On Going)
Short StoryJangan hanya melihat covernya sebelum mengetahui isi dari sisi baik dan buruknya seseorang. Ini kisah Maisya Adella, tentang persahabatan cinta dan penghianatan juga dunia yang di penuhi kegelapan. Misteri kematian dan kisah cinta yang sungguh memua...