17.SI HOODIE HITAM

9 8 0
                                    

Dalam kondisi yang sama di sekolah masih belum bisa mengadakan pembelajaran kooperatif seperti semestinya. Murid-murid hanya sibuk membaca dan menghabiskan waktu di kantin sekolah. Karena kendala pembangunan, siswa siswa dibebaskan berkeliaran di sekitar sekolah akan tetapi di larang keluar dari kawasan sekolah. Maisya membuka pintu yang sudah terlihat usang rupanya pintu itu menggunakan anak tangga menuju rooftop. Maisya yang akhir-akhir ini merasa bosan hanya berdiam diri di kelas pada akhirnya dirinya memutuskan untuk mencari angin. Matanya memicing tajam melihat ke bawah tepat di balik pohon ada seseorang yang sedang mengendap-endap.

"Ngapain tuh orang," celetuk Maisya.

"Hmmpp...hnmm, lep...wass,"ucap Maisya tertahan karena seseorang membekap dirinya.

Brukk!

Setelah Maisya sudah hampir kehilangan kesadaran walaupun Maisya memaksakan dirinya tetap sadar. Seseorang membawanya terjun dari atas rooftop yang di bawahnya sudah tersedia matras berlapis. Sialan Maisya merasa lemas sekarang, dan ini terlalu cepat untuk tindakan tanpa konfirmasi. Semuanya diluar dugaan Maisya.

Setelah berada di bawah dan ikut terkapar di atas matras, Maisya benar-benar kehilangan kesadarannya. Sebelumya Maisya melihat seseorang yang tadi dirinya lihat dari atas dirinya yakin itu adalah orang yang mengendap-endap di balik pohon. Pria itu perlahan mendekat dan membantu rekannya yang menggunakan pakaian senada mengangkat tubuh Maisya yang benar-benar kehilangan kesadarannya. Mereka langsung merebahkan tubuh Maisya di mobil dan melaju dengan kecepatan tinggi. Membawa Maisya entah kemana.
°°°

Sebuah ruangan yang mendominasi dengan warna hitam dan putih, dengan wangi maskulin sitrus yang menenangkan. Maisya terbaring tidak sadarkan diri selama semalaman lamanya. Langkah lebar seseorang terdengar memasuki ruangan, seseorang membuka pintu dengan perlahan lalu terduduk di tepi ranjang. 

Orang itu mengusap surai Maisya yang menghalangi sedikit wajah cantiknya. Dirinya begitu mengagumi pahatan wajah Maisya, menatapnya dengan teduh dengan wajah tampannya yang mendominasi.

Maisya tampak cantik walaupun dalam kondisi menutup matanya, tidak sabar rasanya melihat gadis itu bangun dan berbicara. Memikirkannya saja sudah membuat Pria itu merasa senang.

"Come on, wake up honey, don't you want to see your future lover? You can only be mine baby," ucap laki-laki itu masih setia mengusap surai Maisya.

[Ayo bangun sayang, apa kamu tidak ingin melihat calon kekasihmu? Kamu hanya bisa menjadi milikku sayang]

Maisya membuka matanya perlahan, merasa terganggu akan pergerakan orang lain di dekatnya. Maisya melihat sekitar dan sangat terkejut saat melihat seorang laki-laki berada satu ranjang bersamanya. Dengan cepat Maisya menepis tangan laki-laki itu dan menendangnya hingga terjatuh dari ranjang. Pria itu bangkit hendak menggapai ranjang dan langsung ditimpuk batal oleh Maisya.

"Apa yang lo lakukan sama gue sialan? Kenapa lo culik gue?" tegas Maisya.

Laki-laki itu hanya tersenyum melihat tingkah laku Maisya. Saat dirinya ingin mendekati gadis yang tengah marah tiba-tiba Maisya melemparkan bantal lainnya kepadanya. Memasang wajah kewaspadaan terhadap laki-laki asing dihadapannya.

"Jangan mendekat bangsat, gue bisa bikin kaki lo patah kalo lo berani maju selangkah lagi," ancam Maisya.

Laki-laki itu tidak mengindahkan ucap Maisya dan terus mendekat ke arah Maisya. Tanpa menunggu lagi Maisya melayangkan serangan dan tidak ada satupun yang mengenainya. Semua yang dilakukan Maisya hanya tindakan yang sia-sia yang membuatnya kelelahan. Bagaimana bisa pria ini dengan baik menghindari serangan dan tendangan yang Maisya berikan.

Maisya menyerah dan duduk pasrah di atas ranjang sementara pria itu hanya tertawa seakan meledeknya.

"Mandilah, kau lihat paper bag itu? Itu pakaian untukmu," tunjuk laki-laki itu pada sebuah bungkusan di atas meja, kemudian dirinya tersenyum kembali.

MAISYA ADELLA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang