24.RENCANA APANYA

8 5 0
                                    

Pagi ini Maisya berangkat sekolah dari kediaman Zeus karena dirinya di anggap sebagai Triksi. Semalam dirinya sudah meminta Sean untuk menjemputnya dan membawakan foto dari laci kamarnya. Dirinya sekarang cukup duduk manis depan cermin meminta pelayan menata rambutnya. Sekali-kali menjadi putri sehari tidak membuat Maisya berdosa bukan jika hanya berpura-pura memerankan sosok Triksi.

Maisya baru saja selesai mengenakan pakaian seragamnya. Jangan tanyakan dimana seragam bisa didapat, Zeus bukan orang yang bodoh sehingga tidak tahu dimana putrinya bersekolah dimana. Hanya saja Zeus mudah tertipu dan terkecoh oleh Maisya yang seakan menjebak dirinya sendiri untuk menjadikan dirinya sebagai Triksi.

Maisya turun dengan wajah tersenyum bahkan Zeus sudah duduk di salah satu kursi dengan berbagai makanan di hadapannya. Langkah Maisya cukup santai padahal pemandangan pagi hari jauh dari kata damai banyak orang yang diseret dalam kondisi mengenaskan bahkan entah kemana mereka membawanya. Maisya cukup miris melihat perlakuan manusia iblis yang membuat orang-orang kecil menjadi korban bahkan Maisya sempat membayangkan bagaimana orang tuanya bisa keluar dari ruang pengap penuh kesakitan ini.

"Kemari kesayangan ayah mari kita makan bersama dan saat kau pulang nanti ayah akan mempersembahkan beberapa orang untuk kau bunuh, cabik bahkan kau nikmati," ujar Zeus.

"Baik sekali dirimu Tuan Zeus, akan aku nantikan hal itu. Bicara soal seseorang aku akan berangkat dengan kekasihku hari ini dia sedang dalam perjalanan menuju kemari," papar Maisya mengambil sebuah roti yang dirinya sisipkan selai strawberry dan langsung melahapnya.

Sungguh Maisya sama sekali tidak tertarik dengan daging-daging yang tersaji dihadapannya. Cukup sekali dirinya mencoba memakan manusia karena unsur ketidaksengajaan, karena dahulu Triksi pernah menyajikannya dihadapan teman-temannya termasuk Askha, Nathan dan Arthur yang pernah mencicipinya.

Bip...bip!

Suara klakson begitu nyaring namun siapa sangka penjagaan yang begitu ketat di luar mampu orang itu terobos dengan mudahnya. Bahkan beberapa peluru mudah dirinya hindari.

"Masih belum berubah juga sistem pengamanannya. Benar rupanya setelah Konzo mati Devils kehilangan kejayaannya," batinya.

Seseorang dengan sangat lancangnya masuk ke ruang tengah mata Zeus memicing kala melihat mantan anak buah ayahnya dahulu. Dia adalah Sean seorang kaki kanan andalan ayahnya sedangkan Zeus selalu di nomor duakan. Zeus ingin membuktikan bahwa dirinya bisa sukses juga di usia muda. Maka setelah ayahnya (Kenzo) meninggal dunia, Zeus mengeluarkan Sean yang mengancam kedudukannya sebagai ketua di Devils. Maka Zeus meminta Sean untuk mendirikan perusahan perdagangan gelap agar dirinya tak kehilangan orang yang kompeten seperti Sean. Hal ini menjadi bumerang walaupun Sean hanya mendirikan perusahan kecil Devils semakin terdesak karena adanya Ailes.

"Baiklah ayah, ah tidak-tidak, Tuan Zeus. Triksi mu ini mungkin akan terlambat jika anda terus menatap kekasihku dengan tatapan mata yang mengerikan seperti itu," dalih Maisya.

"Maaf tuan saya permisi dulu, sepulang sekolah nanti saya pastikan putrimu ini akan membawakan hadiah spesial untukmu," ucap Sean yang tersenyum manis.

Jika di tanya bagaimana Sean bisa masuk kediaman Zeus dengan begitu mudah kerena sebelumnya dirinya juga sosok yang menagani keamanan di kelompok Devils. Maka tidak heran jika dirinya membobol pertahanan yang dibuatnya sendiri lagi pula posisi penembak yang masih sama walaupun dengan beberapa titik tambahan diposisi yang hampir sama.

Maisya tertawa puas, tangannya senatiasa menggandeng Sean saat keluar dari rumah Zeus bukan hanya itu Sean juga langsung memberikan foto yang dirinya ambil dari kamar pribadi Maisya tepatnya di dalam laci meja Maisya.

MAISYA ADELLA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang