29.TERUNGKAP

14 5 0
                                    

Grup chat

Kepala sekolah.
kepada orang-orang yang dicantumkan namanya harap hari ini di tunggu setelah kelulusan pukul 10 pagi di sekolah.

MAISYA
NATHAN
FANKA
TRIKSI
AKSHA
ARTHUR

Tertanda kepala sekolah.

Maisya
Mohon maaf Triksi telah meninggal dunia.

Pasan itu Maisya kirimkan bahkan seluruh siswa yang tergabung dalam grup sangat terkejut.

Maisya kembali melihat kembali room chat sekolah dan beralih pada kontak baru yang Triksi gunakan saat ini.

"Maisya, gue gak mau pura-pura mati gini gue juga butuh asupan nutrisi nih. Bisa gak kalo gue minta ke Korea buat ganti muka gue."

Begitulah kira-kira permintaan Triksi yang tidak bisa membunuh dengan bebas selama berada di paviliun Sean. Meskipun Sean selalu memenuhi hasrat Triksi dengan menyediakan daging sapi. Namun bukan itu yang menjadi keinginan Triksi dirinya rindukan daging manusia yang menjerit-jerit sebelum akhirnya berakhir di mulutnya.

Maisya menarikan jari-jarinya di layar ponselnya. Membalas Pasan Triksi yang memintanya untuk mengganti wajah dan identitasnya.

"Iya oke besok gue siapin semuanya, paspor, deposit, visa, debit card nanti gue siapin semua gue akan suruh orang buat urus, lo tinggal berangkat. Thanks buat bantuan lo kali ini gue akan turutin kemauan lo."

Hanya itu yang Maisya katakan lewat pesannya. Besok dirinya harus menghadapi masalah yang penting yang melibatkan dirinya dalam sebuah peristiwa kebakaran perpustakaan.
°°°

Ruangan kepala sekolah sudah di penuhi ke-lima murid yang di panggil. Apa lagi Fanka yang baru saja menyandang status sebagai istri dari Alviar merasa di rugikan. Apa lagi Rafanka juga merupakan salah satu korban atas kejadian tersebut.

"Apa benar diantar kalian adalah pelaku yang membakar perpustakaan? Dan apa motifnya? Jika kalian berkata dengan jujur pihak sekolah akan membantu untuk keringanan hukumannya," desak kepala sekolah.

"Ya, semuanya salah saya. Saya berencana membunuh Rehan dan tidak ada sangkut pautnya dengan mereka," ucap Arthur yang membuat perasaan Maisya sedikit lebih tenang rupanya Arthur benar-benar menepati  janjinya.

Guru melirik Fanka yang saat itu meninggalkan korban dalam kobaran api.

"Mengapa kamu bisa terjebak juga Fanka? Apa kamu yang meminta Rehan ke perpustakaan?" tanya kepala sekolah.

"Saya juga udah menjelaskan jika saya pergi untuk mencari pertolongan. Apa kalian masih nuduh gue yang ninggalin Rehan," tegas Fanka.

"Kepentingan saya juga apa sih Bu, lagian saya cuma nangkring di uks waktu kejadian," proses Nathan.

Sementara Maisya hanya diam dan melihat apa yang terjadi saat ini. Askha juga terdiam memperhatikan guratan senyuman yang terukir di lengkung bibir Maisya. Senyuman itu sangat tipis bahkan sangat tipisnya tidak sampai bisa disimpulkan sebagai sebuah senyuman.

"Arthur kamu sudah siap bertanggung jawab atas perbuatan yang kamu lakukan," ujar kepala sekolah.

"Ya Bu," jawab Arthur lesu.

Maisya tersenyum rupanya Arthur benar-benar tidak menyalahkannya meski Arthur tahu bahwa Maisya adalah dalangnya. Kategori manusia bodoh yang terlalu bucin.

"Baiklah kepolisian sudah menunggu kamu di depan sekarang masalahnya sudah selesai," ujar kepala sekolah.

Karena Arthur bersedia menyerahkan diri maka hukuman yang dirinya terima menjadi lebih ringan hanya satu setengah tahun saja karena pihak keluarga terkait juga memaafkan.

MAISYA ADELLA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang