19.PEDULI

18 9 0
                                    

Zeus yang merupakan singa mafia, dalam hal yang berhubungan dengan kata yang dibilang jauh dari kata adil dan tidak bisa di kulik hanya oleh hukum negara. Dirinya adalah ketua yang menggantikan posisi ayahnya yang di bunuh ketua Mafia Ailes, Axelsen. Dulu Konzo Neilsone selalu bertindak kotor dan dibantu oleh tangannya yang cekatan yaitu Sean Kingston Gelael. Walaupun Sean hanya berkerja dua tahun namun kemampuan tidak tertandingi, membuat Zeus merasa tersaingi dan mengeluarkan Sean dari kelompok mafia Devils.

Siapapun bisa mereka jadikan kambing congek, ah tidak-tidak maksudnya di kambing hitamkan. Sebuah keluarga yang tidak tahu apa-apa harus terlibat di dalam pembunuhan keluarga Mandala. Carlo dan Marsya. Dirinya dulu hanya wanita biasa yang tiba-tiba menyaksikan kecelakaan. Usianya pun barulah 15 tahun. Untungnya dirinya melarikan diri ke luar negeri bersama keluarganya dan pintarnya tanpa meninggalkan jejak. Para mafia hanya mengetahui jika wanita itu berasal dari keluarga yang kembar hanya itu yang mereka dapatkan dari warga sekitar.

Kejadian 11 tahun yang lalu itu sangat membebani gadis itu. Sekarang dirinya hanya memandangi sebuah kalung berlian yang dirinya ambil dari jenazah seorang wanita yang pada saat kecelakaan mereka di tinggalkan begitu saja. Untungnya gadis itu menemui korban saat penabrak sudah pergi. Ya pasangan itu adalah Carlo dan Marsya, sebelum menghembuskan napasnya yang terakhir seorang anak berusia 15 tahun itu mendekat dengan raut ketakutan.

Dengan susah payah Marsya berusaha bicara agar anak itu dapat mewujudkan permintaannya, "Nak, to…long sam…paikan pada anak ka…mi. Bah…wa o…rang tua…nya di bu…nuh dan ka…mu adalah… sak…si satu-satu…nya." Marsya menarik kalung yang melingkar di lehernya dan memberikannya pada anak gadis itu.

"Siapa Tante? Aku gak tahu anak Tante," ujarnya.

"Dia…heghh…Deellaa."

Hanya ucapan itu yang sekarang berada di kepala gadis berusia 27 tahun itu, kemana dirinya akan mencari sosok Della saat dirinya saja tidak tahu bagaimana wajahnya.

"Aggrrhhhh…sialan masa iya sih rekaman cctv menghilang begitu saja dan hanya tersisa saat gue di lokasi kejadian. Ini bener-benar gak masuk akal gue udah tahu siapa yang terbunuh mereka itu pasangan paling sukses tapi gak ada yang tahu anaknya hilang kemana," geramnya sendiri mengacak berkas kerja di hadapannya.

"Apa gue harus cari tahu juga siapa pembunuhnya? Tapi gue yakin pembunuh itu bukan orang sembarangan," sambung gadis itu frustasi.

***
Pelaku penculikan itu tertunduk di hadapan pemimpinnya.

"Maaf kami gagal, tuan," ucap seorang laki-laki yang bernama Dava Cakra Arkana.

Pria usia 18 tahun yang tidak melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah atas. Dirinya menyerahkan dirinya kepada kelompok mafia sejak dari keluar sekolah menengah pertama.

Orang tua bangka itu memerintahkan Dava untuk menculik Maisya. Bersama orang kepercayaannya yang bernama Gerry Djohan Effendi, pemuda yang gigih dan tidak takut akan kematian juga senantiasa menjadi anjing kesayangannya. Katanya saja Gerry adalah seorang penjilat yang handal.

Perintah itu bisa saja dilakukan kapan saja namun Dava yang mengambil keputusan terburu-buru membuat rencananya tidak sempurna.

Plak!

Tamparan keras mendarat di pipi mulus Dava yang langsung tidak sadarkan diri. Sementara Gerry hanya menatap dan tertunduk.

"Tidak berguna kalian, hanya menculik seorang wanita saja tidak bisa. Wanita itu jauh lebih berharga dari nyawa kalian berdua sialan," marah Zeus pria berusia 45 tahun itu sangat marah karena sebuah kegagalan.

"Bawa boneka itu Gerry, jangan biarkan dia mati hanya karena satu tamparan," sambungnya dengan nada kesal.

Setelah kepergian Gerry yang menyeret Dava layaknya karung sampah, Zeus menatap sebuah bingkai foto gadis kecil yang tersenyum di pangkuannya.

MAISYA ADELLA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang