Life Is Fair

Prolog

Hana Masita, anak dari pebisnis yang namanya sudah dikenal banyak orang. Ayahnya Keiro perwira, pemilik perusahaan perwira Group sedangkan ibunya Melisa, desainer gaun terkenal yang desainnya sudah banyak dipakai para artis papan atas.

Hana Masita, nama yang bagus bukan? tapi tidak dengan kisahnya. Siapa sangka gadis dengan paras setenang itu ternyata menyimpan segudang luka. gadis yang sudah terbiasa tidak mendapatkan waktu dari orang tuanya sejak kecil, ketika awal kedewasaannya ia kembali dihantam dengan badai yang sangat besar.
Terlahir di keluarga yang mampu dan kaya tidak menjamin hidupnya bahagia, siapa sangka di awal kedewasaannya ia mendapatkan banyak plow twist dan kesedihan yang sangat menguras mentalnya.

Psikolog?, Ya ini cita-citanya sejak kecil kata hana "Hana ingin menjadi psikolog agar nanti hana dapat membantu banyak orang yang memiliki gangguan mental untuk sembuh karena mereka juga berhak bahagia dengan ketenangan tanpa beban."

"Ibu bisakah ayah mengantarku ke sekolah?"
"Tidak usah manja hana berangkatlah dengan supir, ibu dan ayah harus bekerja."
"Lalu kapan aku mendapatkan perlakuan seperti anak lainnya."
Sejak saat itu aku tidak lagi berharap banyak pada orang lain aku lebih mengandalkan diriku sendiri, karena pada dasarnya memang hanya diri sendirilah yang selalu ada disaat sedang membutuhkan orang lain. tapi aku percaya dibalik semua kepedihan yang ku alami tuhan pasti sudah menyiapkan bahagia untukku di akhir ceritaku nanti, setidaknya jika tidak aku akan tetap kembali pulang kepada tuhan dalam keadaan tenang.

___________________________________________________

Happy reading guys
Tandai typo jika ada kesalahan penulisan, mohon dimaklumi ini cerita pertama saya.
Utamakan vote sebelum membaca
Jangan lupa share sebanyak-banyaknya cerita ini murni karangan saya.
Happy reading All