Dan saat Fitiara meninggalkan ruangan utama, ia di sambut senyum ramah oleh semua pegawai, senyum yang sarat akan suatu kabar bahagia. Fitiara hanya membalas tersenyum pula dan segera ke pantry untuk berpamitan dengan temannya sesama OB, sembari melanjutkan pekerjaannya hingga hari ini usai.
Dan di jam makan siang, ia telah membuat janji dengan temannya untuk bertemu di sebuah cafe tak jauh dari kantor.
Saat ia dan temannya itu menikmati makan siang sembari bercanda dan berbagi tertawa, seorang pria memerhatikan mereka dari dalam mobil tak lain Abram.
Tangan kiri nya membentuk kepalan, membuat urat-urat di tangannya lebih kentara setiap kali melihat kedekatan mereka. Diam-diam ia mengikuti kemana Fitiara pergi dan apa yang ia lakukan dengan pria yang ia katakan temannya.
30 menit Fitiara habiskan bersama temannya. Setelah nya ia kembali ke kantor dengan berjalan kaki, menolak di antar karena temannya pun buru-buru.
"Fitiara"
Panggil Abram pun baru tiba. Fitiara berhenti menunggu bos nya mendekat.
"Iya bos"
"Saya tadi melintas di depan cafe tempat mu makan siang dengan teman mu itu. Dia siapa? Kalian tampak dekat,. Dan maaf yah, tidak seharusnya seorang wanita dan pria sedekat itu hingga saling jahil mencubit pipi satu sama lain. Juga kemarin saat saya ke kantor saya melihat kalian pelukan di depan apotik, eraaat sekali. Apa tanggapan orang-orang nantinya jika melihat kedekatan seperti itu dengan seorang pria yang bukan muhrim mu"
Abram baru saja menunjukkan ketidak sukaan nya pada teman Fitiara, atau bahkan lebih tepatnya cemburu.
"Maaf bos, tapi dia itu perempuan"
Pupil mata Abram melebar merasa yang ia lihat bukanlah sosok seorang wanita, melainkan sosok pria dari segi manapun.
"Dia memang tomboy, tapi meski begitu dia masih seorang wanita,. Bahkan perlahan-lahan dia telah berubah kembali ke kodrat nya,. Bahkan tidak lama lagi dia akan menikah, dan itu dengan seorang pria. Pertemuan kami dia menceritakan perjalanan asmaranya bertemu dengan calon suaminya itu, hingga akhirnya dia kembali ingin menjadi seorang wanita seperti lainnya"
Abram tersenyum garing seraya menggaruk belakang kepalanya. Ternyata sedari kemarin ia memendam rasa cemburu pada orang yang tak seharusnya.
"Terima kasih bos telah menegur saya karena perduli pada saya"
Tutur kata lembut Fitiara di sertai senyum manisnya terlihat indah, dan lagi membius Abram membuatnya makin mabuk pada pesona wanita itu
"Saya masuk yah bos"
"Silahkan"
Abram tersenyum-senyum di tempat nya, mengingat sedari kemarin ia membodohi dirinya sendiri dengan pikiran menjauhkan Fitiara dari temannya yang ia sangka seorang pria.
Begitupun Fitiara, ia tersenyum-senyum berjalan kearah belakang, ia terus saja teringat dengan ceracau Abram tadi padanya.
Jam 05:15
Fitiara segera menghampiri Amir yang baru saja memasuki pelataran parkiran kantor.
"Om..." panggilnya, lalu menyalami tangan Amir.
"Seperti nya ada kabar bahagia" sahut Amir, bibirnya mengukir senyum, lalu mengernyit penasaran melihat kebahagiaan di wajah keponakannya.
"Saya di pindahkan ke pabrik bersama om Amir, saya akan menjadi asisten om" ujar Fitiara kegirangan membuat pamannya tak menyangka.
"Kamu serius nak?"
"Iya, besok saya sudah mulai bekerja"
Amir berucap syukur mendengarnya. Itu akan lebih memudahkan nya dalam mengawasi dan memastikan keamanan keponakannya. Semenjak gosip yang tidak-tidak menyebar di pabrik, ia menjadi khawatir dan sering memikirkan keadaan keponakannya itu. Tapi kali ini ia bisa bekerja dengan tenang jika sang keponakan selalu dalam pengawasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Kejar Cinta Bos Paman
RomanceLamaran ku tinggalkan, jodoh ku dapat. Kiasan itu mungkin cocok untuk Fitiara Kirana yang pergi dari rumah nya karena menolak di jodohkan dengan seseorang yang tak ia sukai. Ibu kota Indonesia menjadi tujuannya, karena di sana ada paman serta bibiny...