Bab 53. Berpisah

3K 171 11
                                    

Karena tak ingin di serang pertanyaan setibanya, Abram meminta untuk tak di jemput dari bandara, dia menggunakan jasa taksi, berharap kesedihan yang mendera hati dan ingatannnya berhamburan ke jalan yang di lalui menuju pulang ke rumah.

"Assalamualaikum.." seru Abram memasuki kediaman mewahnya.
Segera anak dan menantunya yang menunggu menghampiri. Alina memeluk ayahnya yang terlihat rapuh saat ini, hingga wajahnya tak memancarkan semangat sama sekali.

"Daddy mau istirahat dulu" kata Abram berlalu meninggalkan anak dan menantunya.

"Kasihan daddy, dia pasti sangat sedih" ujar Shizuni prihatin.

Alina mengeluarkan ponselnya hendak menghubungi seseorang.

"Siapa yang kau hubungi Alina?" tanya Abimana

"Fitiara"

"Untuk apa?"

"Kita harus tahu bagaimana sebenarnya perasaannya pada daddy?"

"Perasaan apa yang ingin kamu tanyakan jika dia saja tidak mengingat perasaannya. Kamu hanya akan menyiksa mereka berdua"

Alina terdiam bahkan sebelum dia menemukan kontak Fitiara, membenarkan ucapan sang kakak .

"Kita hanya bisa mengikuti keinginan daddy. Jika daddy mengatakan akan memperjuangkan pernikahannya kita dukung, tapi jika daddy ingin berhenti kita harus hargai itu" tambah Abimana

"Tapi tidak ada salahnya kan kita hubungi Fitiara untuk bertanya keadaannya, lagi pula sekarang kan kita keluarga, tidak apa-apa jika kita bertanya kabar" sela Shizuni di setujui Alina dan Lucas. Dan Alina melanjutkan mencari kontak Fitiara.

Tut..
Tut..
Tut..

"Halo Assalamualaikum"

Dahi Alina mengerut menyadari suara wanita paruh baya yang menyapa indra pendengarannya bukanlah milik ibu sambungnya.

"Waalaikumsalam,. Ini kontaknya Fitiara kan?"

"Iya, saya mamaknya, ini Alina yah?"

"Iya buk"

"Daddy kalian sudah sampai?"

"Iya, baru saja"

"Alhamdulillah"

Abimana memberi isyarat agar menggunakan pengeras suara.

"Fitiara kemana kok bukan dia yang mengangkat teleponnya?"

"Fitiara ke rumah sakit melakukan check-up pada lututnya"

"Ada apa dengan lututnya?"

"Lututnya kembali sakit saat dia memaksakan berlari mengejar mobil yang membawa daddy kalian pergi"

Ke empat orang yang ada di sana saling tatap. Perasaan mereka tak salah jika sebenarnya meski Fitiara kehilangan ingatan, tapi pasti rasa nyaman dan cinta yang dia miliki untuk ayahnya masih ada.

"Selain itu tidak ada apa-apa kan buk dengan Fitiara?"

Rosana menghela nafas berat perihatin akan keadaan rumah tangga anaknya.

"Ibu tidak bermaksud meminta belas kasihan kalian pada anak ibu, tapi  Fitiara sekarang lebih banyak mengurung diri di kamar tamu, di mana daddy kalian pernah beristirahat. Meskipun dia belum mengingat hubungan mereka, tapi dia benar-benar ingin bersama daddy kalian, tapi daddy kalian telah pergi"

Keempat orang yang ada di balik telepon diam ikut prihatin.

"Nak, ibu boleh minta tolong"

"Apa itu buk?"

Di Kejar Cinta Bos PamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang