"Siap?"
Tanya Abram pada semua orang yang mengambil posisi di dalam mobil miliknya, semua orang menyahuti ia pun melajukan mobilnya ke tujuan awal, yah itu sebuah taman kota.
Di dalam mobil yang melaju, kedua pria paruh baya itu bercakap-cakap membahas pekerjaan. Dhian melakukan panggilan telepon dengan salah satu temannya, Risti melihat-lihat postingan di ponsel nya, dan Fitiara terus menatap keluar jendela menikmati pemandangan kota, ia tak menutup jendela membiarkan angin menerpa wajahnya.
"Fit, tutup jendelanya nak, banyak debu" titah Amir, Fitiara menuruti lalu duduk terdiam di tempat nya tak seperti tadi senyum-senyum menikmati angin.
"Kamu tidak apa-apa Fit?" tanya Abram melihat melalui kaca spion dalam senyum di wajah Fitiara menghilang saat kaca jendela di naikkan.
"Tidak apa-apa pak"
"Kakak mabuk perjalanan pak kalau tidak ada angin" sahut Risti tahu sikap diam kakak sepupunya.
"Oh ya ampun, buka saja yah kaca nya"
Abram menurunkan kaca mobil di samping Fitiara, kembali wajah Fitiara mengukir senyum menikmati angin kembali menerpa wajahnya.
Dahi Abram sedikit mengkerut melihat sikap wanita dewasa yang duduk di belakangnya, yang menikmati hal sederhana dengan senyum sumringah. Sikap wanita itu antara sederhana juga penuh rasa penasaran.
Beberapa menit perjalanan, mobil di tepikan memasuki taman kota, semua orang turun bersiap memulai jalan-jalan. Mereka berpisah menjadi dua kelompok. Fitiara, Dhian dan Risti bersama-sama. Abram dan Amir bersama sembari melihat prodak mereka, juga mendengar ulasan orang-orang mengenai prodak mereka.
"Sepertinya orang-orang banyak menyukai prodak kita" ujar Amir di anggukkan Abram yang memasang wajah serius menelisik ekspresi dan tanggapan orang-orang mengenai prodak milik nya.
"Bagus,. Untuk camilan yang itu pak Ruli memiliki ide untuk membuat rasa baru, rasa green tea"
Amir manggut-manggut tampak setuju dengan ide dari salah satu pegawai.
"Tampaknya ide pak Ruli itu bagus bos, apa lagi memang prodak minuman rasa green tea yang kita luncurkan banyak yang minat, ini seperti paket komplit,. Camilan Gree tea dan minuman green tea"
Ketika pembahasan kerja itu berlangsung, berganti pada Fitiara bersama bibi dan sepupunya, mereka melakukan jalan-jalan yang sesungguhnya. Dari mencoba jajanan, berfoto dan berbelanja beberapa cendramata.
Lalu kelima orang itu bertemu dalam satu kelompok, bergabung di tengah taman sesuai janji yang mereka buat,. Mereka bersantai di sebuah cafe dari terik panas matahari yang menyengat sembari menikmati jajanan yang ada di sana.
"Wah, kalian benar-benar menikmati jalan-jalan" ucap Amir melihat istri dan anaknya menenteng beberapa benda.
"Kok kamu tidak membeli sesuatu juga?" tanya Abram pada Fitiara yang kembali dengan tangan kosong.
"Saya tidak tahu mau beli apa"
"Sesuatu yang kamu sukai"
"Saya bingung apa yang saya sukai"
Abram tertawa mendengar kata-kata itu, di tambah mimik wajah Fitiara yang memasang wajah bingung, membuat candaan nya makin terlihat meyakinkan.
Setelah beristirahat sejenak, mereka kembali berjalan-jalan,. Kali ini tak ada hubungannya dengan pekerjaan, ke lima orang itu menyenangkan diri dengan berjalan-jalan sembari menikmati jajanan yang mereka lalui.
Fitiara yang baru pertama kali datang ke ibu kota bak seseorang yang baru pertama kali melihat dunia, ia celingak-celinguk dan penasaran dengan banyak hal, hingga tingkah dan pertanyaan-pertanyaannya membuat semua orang tertawa. Begitupun dengan Abram yang tersenyum melihat wanita sedewasa Fitiara memiliki rasa penasaran yang tinggi bak seorang wisatawan asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Kejar Cinta Bos Paman
RomanceLamaran ku tinggalkan, jodoh ku dapat. Kiasan itu mungkin cocok untuk Fitiara Kirana yang pergi dari rumah nya karena menolak di jodohkan dengan seseorang yang tak ia sukai. Ibu kota Indonesia menjadi tujuannya, karena di sana ada paman serta bibiny...