Bab 44. Diary Permohonan

2.1K 150 4
                                    

Mirna pergi saat diary itu berpindah tangan pada yang tertuju. Abram merapatkan daun pintu, kembali duduk di tepian tempat tidur. Dia mengusap diary berwarna biru muda tersebut, di mana di atasnya tertulis tahun, bulan, dan hari mereka pertama bertemu, bertempat di kediaman Amir.

Abram menyingkap sampul diary telah memperlihatkan kuntum bunga mawar putih kering yang dia berikan saat kembali meminta restu kedua anaknya.

Pak Abram Bremdi yang terhormat, alias kekasih ku, dan saat ini pak Abram baca berarti pak Abram sudah menjadi suami ku yang ku cintai.

Abram tersenyum membaca untaian kata-kata manis di seling candaan dari istrinya. Lalu menyingkap lembar berikutnya.

Sayang, aku minta maaf, benar-benaaaar minta maaf karena menyembunyikan rahasia besar tentang diriku. Aku takut aku akan kehilanganmu jika ku katakan yang sebenarnya, dan saat ini kamu baca berarti aku melupakanmu. Maaf, sudah bersikap egois.

Aku pun awalnya tidak percaya jika aku mengalami yang namanya lupa ingatan, tapi kekosongan dan kehampaan yang kurasakan selama bertahun-tahun membuatku percaya ucapan keluarga ku, jika kecelakaan yang menimpaku telah merenggut ingatan ku. Hingga saat ini aku kembali melanjutkan hidup dengan membangun cerita baru, membuat memori baru, dan hal itu secara bertahap mulai ku terima,. tapi satu yang tidak ingin ku lakukan, yah itu jatuh cinta dan terikat pernikahan. Karena aku takut akan menyakiti nantinya.

Jika kembali mengingat saat Fitiara menorehkan tinta di atas diary tersebut, air matanya terus terjatuh saat itu.

Tapi setelah bertemu denganmu, aku melawan ketakutan itu, aku menjadi egois untuk bisa bersama denganmu, aku melupakan konsekuensi untuk menjadi milikmu. Untuk pertama kali setelah menyusun ingatan baru yang ku miliki, aku membiarkan diriku jatuh cinta dan menjadi jahat dengan bersikap egois, maaf.

Tatapan Abram tak jelas terhalang embun halus yang menghalangi pandangan. Saat dia berkedip, embun yang berubah genangan di pelupuk mata terjatuh bebas. Dia menyekanya, kembali menjernihkan netranya.

Seperti yang pasti kamu tahu jika kini aku melupakanmu. Kamu pasti berpikir untuk menyerah dan ingin pergi kan?

Air mata Abram kembali terjatuh seraya mengangguk kecil mengakui hal itu, pikirannya yang kalut beberapa kali terbesit untuk pergi.

Selama kita kenal aku bisa mengingat hanya tiga kali aku meminta sesuatu pada mu. Pertama meminta di pindahkan ke pabrik, kedua mempertahankan Lisa, dan ketiga meminta untuk tidak memberitahu pada kedua orang tua ku perihal keseriusan mu sebelum mendapatkan restu dari kedua anak mu,. Tapi kini aku ingin meminta bahkan memohon..

Lagi Abram menyeka air matanya, menjernihkan kedua netranya.

Jangan menyerah dengan ku, jangan tinggalkan aku, jangan pergi dari pernikahan kita. Saat ini aku memang tidak mengingat bagaimana hebatnya cinta kita, tapi aku ingin mengingatnya, bantu aku mengingat semuanya, bantu aku mengingat mu, aku mohon.

Tubuh Abram terselak-selak karena tangisan hebat. Dia tak menyangka Fitiara telah menyiapkan permohonan karena tak ingin mereka berpisah.

"Aku tidak akan menyerah sayang" gumamnya

Abram telah bertekad tak akan menyerah. Seperti perkataan Lucas, jika Fitiara sangat mencintainya, hanya dia lupa dengan cintanya itu. Dia akan mendekati istrinya dengan ikatan baru jika wanita itu tidak bisa mengingat ikatan pernikahan mereka.

Abram mengambil sebuah pena, menulis di diary yang sama.

Selama yang maha kuasa tidak menakdirkan kita berpisah, aku akan terus berusaha mendapatkan hatimu meski di ingatanmu mu tentang ku tidak ada lagi. Aku mencintai mu hingga yang maha kuasa memutuskan kapan aku berhenti.

Di Kejar Cinta Bos PamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang