Di antara dua insan yang melepas rindu itu, Abram bangun lebih dulu di jam 03:50 subuh. Kebahagiaan yang dia rasakan membuat matanya sulit terpejam lama-lama. Abram mengintip Fitiara yang bersembunyi di dalam dekapannya, menjadikan itu pemandangan indah saat membuka mata.
Di jam seperti itu udara makin terasa dingin, Abram berpindah keatas tempat tidur dengan membopong Fitiara.
Baru saja merebahkan tubuhnya, Fitiara kembali kedalam dekapan sang suami. Abram terkekeh lalu membalas pelukan menambah kehangatan meski dia tak tidur menunggu waktu sholat subuh.
Cring.....!!!
Kepalanya lepas dari bantal menatap ponselnya berada di belakang kepala Fitiara. Dia heran mendapati panggilan di jam subuh seperti itu.
Pelan-pelan Abram meraihnya karena tak ingin Fitiara terganggu. Lalu dahinya mengerut hebat melihat Alina anak bungsunya memanggil.
"Assalamualaikum, kenapa nak?"
"Waalaikumsalam,. Loh dad kok cuma ubun-ubun daddy saja yang terlihat?"
"Kamu kenapa telpon subuh-subuh begini?"
"Habis makan sahur buat puasa nazar, sekalian Alina mau tanya"
"Apa itu?"
"Daddy sama mom Fiti kan?"
Abram tak ingin menjawab, hanya akan membuat dirinya di serang keusilan oleh anak bungsunya nanti.
"Tidak mungkin daddy tidur sendiri kalau sudah menikah,. Sudah dulu yah, daddy mau mandi, mau sholat subuh berjamaah di masjid"
"Yah sudah dad Alina tutup bye"
"Bye"
"Semoga adik Alina segera jadi"
Abram hanya bisa tertawa mendengar ucapan anak bungsunya. Saat itu Fitiara bergerak merasa dekapan suaminya longgar, hingga udara dingin leluasa menyentuh kulitnya.
"Eumhh dingin" keluh Fitiara manja
Abram membenarkan selimut menutupi tubuh mereka, menarik Fitiara lebih dekat kearahnya. Mengecup puncak kepalanya, kian erat dalam mendekapnya.
Tujuan Alina memanggil di waktu itu benar karena sebuah puasa nazar, dan juga karena penasaran. Dan saat sang ayah memberikan pemandangan ubun-ubun padanya, dia bertambah yakin kedua insan itu benar-benar telah bersama.
"Siapa tadi?" tanya Fitiara menyadari suaminya baru saja melakukan panggilan dengan seseorang di jam subuh.
"Ada deh"
Abram mengerjai sang istri yang tak mengingat anak sambungnya. Tapi justru membuat wanitanya itu kesal hingga curiga karena cemburu.
"Aaakkh... Sakit sayang" rintih Abram menerima cubitan kesal Fitiara di pinggangnya.
"Siapa tadi yang video call?" Fitiara menambah tekanan cubitannya.
"Anak saya, anak saya, anak bungsu saya" kata Abram melepaskan tangan Fitiara. "Namanya Alina, usianya 25 tahun, punya suami namanya Lucas seusia kamu. Mereka sudah punya anak laki-laki berusia 5 tahun, namanya Derry, nah Derry sendiri sudah pernah kamu pangku juga kamu peluk, bahkan kamu cium" imbuhnya memberi penjelasan, sekaligus dia memberitahu apa yang Fitiara lupa.
"Ooh.. Kalau yang sulung namanya siapa?"
Kembali Abram bercerita dengan senang hati semua yang berhubungan dengan anak-anaknya, dirinya, dan kenangan mereka yang Fitiara lupakan.
"Ayo bangun sayang, kita sholat berjamaah di masjid yuk"
Fitiara mengangguk menuruti, hal itu memang salah satu impiannya, memiliki imam yang bisa membimbingnya lebih baik, bisa sholat bersama di rumah maupun di masjid.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Kejar Cinta Bos Paman
RomanceLamaran ku tinggalkan, jodoh ku dapat. Kiasan itu mungkin cocok untuk Fitiara Kirana yang pergi dari rumah nya karena menolak di jodohkan dengan seseorang yang tak ia sukai. Ibu kota Indonesia menjadi tujuannya, karena di sana ada paman serta bibiny...