Seminggu berlalu, Abram siap kembali ke ibu kota bersama Fitiara beserta memboyong seluruh keluarganya untuk melakukan resepsi yang telah lama tertunda.
Segala keperluan untuk resepsi telah di siapkan oleh Abimana dan Lucas yang kembali terbang ke Indonesia setelah mendengar kabar keadaan Fitiara telah membaik dan siap melakukan resepsi.
Tak tanggung-tanggung Abram memesan 10 kursi kelas bisnis untuk kenyamanan anggota keluarga Fitiara di pesawat nanti.
"Mas,." panggil Fitiara memeluk manja lengan Abram.
"Iya sayang?"
"Baju pengantinnya bagaimana?"
"Ada kok"
"Maksudnya memang saya muat? Apa nanti tidak sempit yah?"
Abram memerhatikan tubuh istrinya yang khawatir takut gaun pengantinnya tidak muat.
"Justru kamu kurusan sekarang, kalaupun longgar, nanti di benarkan lagi sama designer nya"
Masalah pun selesai, apa yang Fitiara khawatirkan kini telah menemukan jalan keluar. Akhirnya dia bisa beristirahat selama pesawat masih mengudara.
"Tidurlah, nanti setibanya kita harus mengurus beberapa hal yang tidak bisa di urus anak-anak mas" kata Abram menarik Fitiara kedalam pelukannya.
Pesawat landing, 3 mobil pribadi telah menunggu di pelataran parkiran bandara. Mereka bergerak ke sebuah hotel yang telah di siapkan Abimana, karena tak mungkin semua anggota keluarga menginap di kediaman Abram. Kamarnya yang tak cukup.
Bahkan untuk menghargai tamu-tamu dari istrinya, Abram dan Fitiara pun menginap di hotel, begitupun bersiap-siap di hotel pula.
Di sana Dhian dan Risti telah menunggu. Bertindak sebagai tuan rumah untuk memastikan kenyamanan seluruh anggota keluarga dari Fitiara.
Abram dan Fitiara pamit mengurus beberapa keperluan.
Pertama-tama mereka melakukan fitting baju pengantin. Di butik itu mereka bertemu anak dan menantu Abram yang juga menyusul kesana.
"Dad.." panggil Alina bersama yang lain, mereka berbagi pelukan. Di belakang Abram Fitiara diam mengukir senyum ramah tak tahu harus berkata apa, baginya itu pertama kali dirinya bertemu dengan anak-anak dan menantu dari suaminya.
Alina mendekati Fitiara, mengerti dengan kebingungan yang wanita itu rasakan.
"Alina" serunya mengulurkan tangan, Fitiara menyambut. "Aku anak bungsunya daddy, dan itu Lucas suami ku, dan anak kecil itu anak ku, namanya Derry"
Fitiara manggut-manggut. "Maaf yah, saya tidak ingat kita dulu pernah kenal" katanya tak enak
"Tidak apa-apa, kita mulai ingatan baru ok mom"
Lagi Fitiara mengangguk dan tersenyum sumringah, tak menyangka anak dari suaminya sangat ramah.
Abimana mendekat bersama Shizuni, mereka bersalaman pun saling mengenalkan diri.
"Oma" panggil Derry membuat Fitiara sedikit terkejut hingga pupil matanya melebar di panggil nenek.
Derry mendekat berdiri tepat di hadapan Fitiara, menengadah menatapnya yang dia rindukan. Fitiara menurunkan tubuh mensejajarkan tinggi mereka. Dia menatap cucu suaminya itu gemas, dan mencubit pipi gembulnya.
"Derry, jangan panggil oma lagi yah nak" kata Lucas tak enak, takut Fitiara kini tak menyukai di panggil seperti itu.
"Tidak apa-apa, Derry bisa panggil oma kok, kan oma memang oma nya Derry" sahut Fitiara mengusap puncak kepala Derry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Kejar Cinta Bos Paman
Storie d'amoreLamaran ku tinggalkan, jodoh ku dapat. Kiasan itu mungkin cocok untuk Fitiara Kirana yang pergi dari rumah nya karena menolak di jodohkan dengan seseorang yang tak ia sukai. Ibu kota Indonesia menjadi tujuannya, karena di sana ada paman serta bibiny...