Bab 27. Anak Sulung Menggantung Restu

3.3K 185 3
                                    

Sebelum bertolak ke Jepang, Abram menghubungi Fitiara terlebih dahulu, juga untuk menyampaikan kabar bahagia mengenai restu anak bungsunya.

Cring....!!!

Mendengar ponselnya berdering, segera Fitiara meninggalkan dapur berlari ke kamar Risti tak ingin ada yang mengganggu.

"Assalamualaikum pak Abram yang terhormat"

Abram tertawa terbahak-bahak makin bertambah bahagia setelah restu anak bungsunya, kini mendengar candaan kekasihnya.

"Waalaikumsalam nyonya Abram"

Fitiara tak kalah tertawa terbahak-bahak mendengar Abram membalas candaannya dengan kata yang ia amin ni.

"Bagaimana kabar pak Abram?"

"Seperti yang kamu lihat"

Fitiara menatap wajah kekasihnya yang terlihat bahagia, senyumnya terus terukir, yang ia yakini bukan hanya karena candaan yang tadi mereka lontarkan.

"Pak Abram kelihatannya lagi bahagia, kasih tahu dong apa"

Abram memposisikan diri duduk di depan jendela.

"Alina anak bungsu saya merestui kita"

Fitiara berucap syukur benar-benar bahagia mendengarnya. Lalu tiba-tiba Derry mendorong daun pintu mencari keberadaan kakeknya.

"Derry sini nak" panggil Abram, segera kaki mungil Derry berlari menghampirinya. "Katakan halo pada oma muda" celoteh Abram, lagi membuat Fitiara tertawa.

"Halo Derry,." sapa Fitiara sembari melambaikan tangan pada cucu kekasihnya.

Abram berbisik di telinga Derry entah apa, lalu anak kecil berusia 5 tahunan itu membuka suara.

"Halo... Oma... Mudanya... Derry" kata Derry mengikuti apa yang di bisikkan Abram, dan lagi membuat Fitiara tertawa.

"Halo juga Derry sayang" balas Fitiara, kedua pipinya mengembang gemas dengan cucu dari kekasihnya itu.

Setelah berbincang sebentar dengan melibatkan Derry, Abram menutup panggilan akan bersiap-siap untuk penerbangan ke Jepang bertemu dengan anak sulungnya.

7 jam 25 menit penerbangan..

Abram mendarat dengan selamat. Kali ini ia pun di jemput, tapi oleh sopir yang di perintahkan untuk menjemput, karena anak sulungnya tengah di perjalanan pulang ke Okinawa dari Tokyo.

Di dalam mobil yang menjemputnya dari bandara, Abram menghubungi Fitiara lagi untuk memberitahukan dirinya telah sampai dengan selamat.

"Dozo ohairikudasai, sensei" seru sang sopir sesaat membukakan pintu, ia membungkukkan tubuh memberi hormat khas orang Jepang.

"Arigato" sahut Abram melakukan hal yang sama, lalu mengambil langkah mendekat ke kediaman anak sulungnya yang bertema tradisional modern, di depan teras menantunya telah menunggu bersama seorang asisten rumah tangga.

"Apa kabar dad?" tanya Shizuni, istri anak sulungnya berkebangsaan Jepang Indonesia. Meskipun ia besar di Jepang tapi ia fasih berbahasa Indonesia.

"Alhamdulillah baik, kamu sendiri nak?"

"Baik juga"

"Cucu daddy?" Abram menatap perut menantunya yang masih rata, usianya baru memasuki minggu ke tiga.

"Baik juga,. Ayo masuk dad, suami Zuni sedang di perjalanan kemari,. Oh iya daddy lapar?"

"Tidak, daddy masih kenyang nak, daddy ingin istirahat saja dulu"

Di Kejar Cinta Bos PamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang