Abram bergeming dari tidurnya mendengar suara rintihan kecil. Perlahan ia membuka kedua matanya yang masih terasa berat, baru saja tidur sekitar 3 jam yang lalu, belum lagi lelah karena begadang yang ia rasakan belum hilang.
"Sayang,." panggilnya mengangkat kepala mengintip Fitiara dari belakangnya, mendengar suara merintih itu berasal dari istrinya. "Kamu kenapa sayang?"
"Hikss sakit" keluh Fitiara
Abram bangun duduk mengintip Fitiara yang masih memberi punggung, ia merapihkan rambut Fitiara yang menutupi wajahnya, melihat wajah cantik istrinya yang menekuk mendesis perih.
"Apanya yang sakit sayang?" tanyanya khawatir
"Milik ku"
Abram tersenyum kembali berbaring mendekap istrinya, mengecup puncak kepalanya berkali-kali. Ia sempat khawatir berpikir istrinya sakit perut atau ada yang luka. Ternyata sakit yang istrinya rasakan akan luka karena ulahnya.
"Nanti juga sembuh kok, maaf yah sayang..." kata Abram makin mengeratkan pelukan, menurun kan wajahnya pada telinga Fitiara. "Habis enak sih" bisiknya lalu tertawa kecil.
"Mas keterlaluan"
"Loh"
Abram kembali mengangkat kepalanya mengintip istrinya yang menyalahkannya, bukannya marah, ia malah makin tersenyum gemas bertambah erat mendekap istrinya. Juga sebutan mas yang istrinya lontarkan memberi kebahagiaan lain.
"Oh iya lapar tidak?" tanya Abram
"Iya"
"Mas pesan makanan dulu yah"
Abram turun dari tempat tidur, mengenakan handuknya kembali lalu membersihkan diri lebih dulu sebelum meninggalkan kamar hotel.
Fitiara yang enggan bergerak banyak masih di tempat tidur duduk bersandar. Ia meraih ponselnya menghubungi ibunya menanyakan keadaan ayahnya saat ini.
"Sayang mas keluar sebentar yah, mau beli rokok di depan" kata Abram sembari berpakaian. Kini pria itu tak malu-malu hanya mengenakan dalaman bawah berlalu lalang di hadapan istrinya. Tak seperti Fitiara, ia menundukkan pandangan, belum terbiasa melihat pemandangan seperti itu. "Oh iya kamu mau pesan sesuatu?" tambahnya berhenti di depan pintu.
"Beliin paket data internet yah"
"Siap sayang"
Kembali Abram meneruskan langkahnya meninggalkan kamar hotel.
"Daddy..." panggil Alina mendekat bersama anaknya, Abimana, Lucas dan Shizuni. Mereka berencana ke rumah sakit untuk menjenguk Parman.
"Daddy kok ada di sini? Bukannya tadi malam katanya akan menginap di rumah sakit dengan Fitiara?" tanya Abimana heran.
"Keadaan bapak nya Fitiara mulai membaik, kami di minta pulang saja, makanya daddy istirahat di sini"
"Terus mom Fiti di mana?" tanya Alina
"Ada di dalam"
Tanpa bertanya lagi Shizuni dan Alina segera masuk kedalam kamar menemui Fitiara, tak mengindahkan panggilan Abram yang menahan.
"Mom..." panggil mereka seraya mendekat.
"Alina,! Shizuni,!" terkejutnya Fitiara melihat kehadiran anak sambung dan menantunya pada saat ia hanya mengenakan selimut. Terkejut juga bingung tak tahu harus bagaimana, terlebih lagi ia malu. Di mana kedua tamu tiba-tiba itu memerhatikan sekitar tempat tidur. Bantal berjatuhan ke lantai, juga banyak tissue bekas, dan sprei kini tak beraturan. Keduanya lalu saling lirik dan tersenyum penuh arti, menebak wanita di hadapannya yang hanya mengenakan selimut menutupi tubuhnya, tampaknya telah di gempur semalaman oleh ayah mereka yang telah lama menduda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Kejar Cinta Bos Paman
RomantizmLamaran ku tinggalkan, jodoh ku dapat. Kiasan itu mungkin cocok untuk Fitiara Kirana yang pergi dari rumah nya karena menolak di jodohkan dengan seseorang yang tak ia sukai. Ibu kota Indonesia menjadi tujuannya, karena di sana ada paman serta bibiny...