Tak sesuai ekspektasi Fitiara yang sangat bersemangat menyelesaikan pekerjaannya, ada saja perintah dari Abram yang membuatnya sibuk, salah satunya..
Dengan membawa secangkir teh, Fitiara keruangan utama, tempat di mana Abram beranda, sudah beberapa kali ia bolak balik ruangan tersebut. Dari membawakan segelas air putih, membelikan camilan, membuang sampah yang hanya berisikan beberapa lembar kertas, juga membersihkan ruangan itu yang telah di bersihkan pagi-pagi sekali, Abram seolah tak membiarkannya beristirahat, atau mungkin tak membiarkannya pergi bertemu dengan temannya, dan Fitiara tak berani menolak atau sekedar meminta ijin lagi setelah melihat sikap bos nya yang dingin sedari tadi pagi.
"Teh nya bos" sahut Fitiara mendekat dengan secangkir teh.
"Taruh di sini"
Abram menunjuk bagian pinggir meja, berlagak sok sibuk pada laptopnya.
"Masih ada bos, jika tidak ada lagi saya ijin keluar sebentar yah"
Abram kembali berpikir keras, tampaknya cara yang ia lakukan belum membuat Fitiara kehilangan waktu janjiannya dengan teman prianya itu, ia pun memikirkan cara lain secepatnya sebelum Fitiara meninggalkan ruangan miliknya.
"Oh iya Fitiara, saya sangat lelah terutama jari-jemari saya lelah sedari tadi mengetik, kamu bisa gantikan saya mengetik ini"
Abram ingat ucapan Risti anak Amir mengatakan Fitiara penulis novel di salah satu platform baca, itu artinya ia bisa mengetik mau 2 jari ataupun 10 jari. Dan Fitiara yang mendengar itu heran, bukankah itu tugas sekretaris ataupun asisten sekretaris?.
Tapi kembali lagi dengan sikap dingin Abram padanya seharian ini, ia menuruti saja.
"Duduk lah" titah Abram menunjuk kursi di depan lalu memutar laptop miliknya ke hadapan Fitiara. Fitiara melihat banyaknya tumpukan map di atas meja, lalu ia menoleh pada jam yang terpajang di dinding, tampaknya janjian makan siang dengan temannya itu akan gagal.
Sedangkan di depan ruangan utama, beberapa pegawai mendekat ke meja Leni si sekertaris, mereka penasaran sedari tadi Fitiara bolak balik ke ruangan bos mereka, dan kini Fitiara tak kunjung keluar sedari tadi masuk.
"Bos sama Fitiara ada hubungan apa sih?" tanya Arumi salah satu pegawai senior pada Leni
"Tidak tahu"
"Jangan-jangan mereka pacaran" sela Yugi ikut bergabung
"Iya yah, bos tidak pernah membutuhkan jasa seorang OB sesering itu, juga kenapa bos menahan Fitiara di dalam" sahut Leni di setujui yang lain.
"Menurut saya sih, jangan-jangan Fitiara menjadi OB hanya sebagai kedok untuk lebih memahami kantor ini dan sebagainya, karena dia akan menjadi nyonya Abram" imbuh Arumi yang lain menyetujui.
"Atau jangan-jangan Fitiara menjadi OB untuk memantau kita semua, dan dia di dalam ruangan utama membahas kinerja kita" timpal Yugi membuat semua orang tegang, segeranya mereka berhamburan meninggalkan meja Leni kembali ke meja mereka masing-masing. Di mana di samping Leni, Lisa terlihat kesal tak menyukai mereka membahas Fitiara, terlebih lagi ia tak suka mendengar pembahasan mereka yang mengatakan bos mereka memiliki hubungan dengan Fitiara, karena ia yang ingin mendekati bos mereka.
Yang tak mereka ketahui, Fitiara sibuk hingga di tahan di dalam ruangan utama dengan alasan bos mereka tak membiarkan Fitiara meninggalkan kantor, apa lagi sampai pergi dengan seorang pria meski itu temannya sekalipun.
Di hadapan Fitiara, Abram yang menganggur, matanya tak luput dari memandangi Fitiara yang tengah serius mengetik. Sekali lagi ia kagum dengan wanita itu. Meski mungkin saat ia duduk di bangku SMP belum menggunakan laptop, tapi jari-jemarinya bergerak lincah menyalin berkas-berkas dari selembar kertas ke dalam pc portabel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Kejar Cinta Bos Paman
Storie d'amoreLamaran ku tinggalkan, jodoh ku dapat. Kiasan itu mungkin cocok untuk Fitiara Kirana yang pergi dari rumah nya karena menolak di jodohkan dengan seseorang yang tak ia sukai. Ibu kota Indonesia menjadi tujuannya, karena di sana ada paman serta bibiny...