"Astaga Amoraaa!"
Brak!
Mendengar suara Sira yang bagaikan toa dan gebrakan meja membuat Amora perlahan bangun dari tidurnya. Gadis itu mengucek mata dengan gerakan pelan. Sementara Sira yang melihat itu lantas menghela napas.
"Ga di kelas, ga di toilet, ga di kantin tidur mulu kerjaan lo."
"Engh, ngantuk Ra." Mora berniat merebahkan kepalanya kembali, tetapi buru-buru ditahan oleh Sira.
"No...no...no! Ini di kantin Amora sayang. Kantin buat makan bukan buat tidur, astaga."
"Iya-iya." Dengan malas Amora mengurungkan niatnya untuk kembali tidur.
Sejak dia tahu bahwa ada kehidupan lain di perutnya, Amora kerap kali menjadi lebih mudah lelah dan mengantuk. Rasanya dia hanya ingin merebahkan badan dan enggan beraktivitas.
"Nih makan, sesuai permintaan lo kemarin malam. Nasi goreng spesial kantin Biantara."
Bibir Amora mengerucut. "Kan gue maunya kemarin."
Sira mendengus. "Udah lah makan aja. Lagian kemarin itu tuh jam 11 malam, mana mungkin kantin BHS masih buka. Aneh emang ngidam lu."
Sira menerawang kejadian kemarin. Lebih tepatnya kemarin malam sekitar 3 menit sebelum jam 12 malam. Disaat dirinya sedang bermimpi bertunangan dengan Jake Enhypen, tiba-tiba Amora mengguncang tubuhnya dan membuat acara pertunangan impiannya hancur. Gadis itu mengidam menu nasi goreng spesial kantin Biantara High School. Akan tetapi, berkat segala usaha dan bujukan Sira berhasil melakukan negosiasi. Dia menuruti permintaan bumil satu itu untuk membeli nasi goreng, bedanya nasi goreng yang dia beli berasal dari pedagang depan gang.
"Ya gimana, bukan gue yang mau."
"Demi calon keponakan tercinta." Sira berucap dengan sabar.
Amora memakan nasi goreng dengan khidmat sampai tiba-tiba suara nyaring membuat gerakan tangannya terhenti. Tidak hanya dia, seluruh penghuni kantin mengarahkan pandangan menatap satu titik di depan sana.
"Mereka mulai." Ucapan Sira membuat Amora mengangguk.
Di balik punggungnya terdapat seorang laki-laki yang tengah menghajar laki-laki lain. Sementara diantara mereka berdua, ada seorang gadis yang tengah dipeluk oleh gadis lain dan seorang laki-laki lain yang berusaha melerai mereka.
Pemandangan seperti ini bukan hal yang asing. Setidaknya bagi seluruh warga Biantara High School.
"Bosen ga sih lu lihat keributan yang sama mulu?" celetuk Amora sembari membenarkan posisi duduknya kembali menghadap sang sahabat. "Sok sok an banget mentang-mentang mereka paling punya kuasa di BHS."
"Ssst, Mora. Lu ga takut apa ada yang denger terus viral?" Sira melirik ke sekeliling. Bisa gawat jika ada yang mendengar.
"Kenapa? Bener kok! Entah udah keberapa cowo yang dia hajar kayak gitu. Kasihan loh muka mereka sampe bonyok, mereka kan juga manusia. Coba kalau bukan bokap dia yang punya ni sekolah, ga akan sih dia kurang ajar kayak gitu. Mentang-mentang orang tua mereka punya kekuasaan di sekolah ini, jadi mereka bisa semena-mena. Seharusnya sekolah ini kasih tindakan yang tegas buat mereka tanpa memandang status," tutur Amora mengebu-ngebu.
"Siapa yang lo katain kurang ajar?"
"Siapa lagi kalau bukan Anizhar Bryatta Shailendra si raja iblis Biantara," ujar Amora sembari menahan kekesalan.
Sedetik kemudian kedua alisnya menyatu. Dia menatap Sira yang telah menatapnya dengan wajah pucat. Jika dipikirkan lagi, suara tadi bukan milik sahabatnya dan kemudian Amora pun mendongak.
"Raja iblis ya...."
Glek! Mendadak alaram bahaya di atas kepalanya berbunyi nyaring.
BRAK! PRANG!
"Aakh! Le...le...pas."
"Amora!"
Begitu cepat dan tanpa aba-aba. Meja makan mereka ditendang hingga membuat meja lain ikut tergeser. Bahkan makanan mereka sudah tidak berbentuk.
"S...sa...kit."
"Izhar, plis stop! Kasihan Amora!"
Bukannya melonggar, cengkraman Anizhar pada leher Amora justru kian menguat. Sira dibuat gugup saat mata elang Anizhar menatapnya meski hanya sekian detik.
"Amora Keylani." Anizhar membaca nametag tag di seragam "Lagi-lagi anak beasiswa yang bersikap sok jagoan."
BRUK!
"Uhuk...uhuk...uhuk....Sira, perut gue." Tanpa manusiawi Anizhar melepaskan cengkeramannya membuat Amora langsung jatuh terduduk dengan pinggang sedikit membentur kursi.
"Kita ke UKS."
"Gue belum selesai." Suara berat itu lantas membuat langkah Amora dan Sira terhenti.
"Kak, pliss temen gue kesakitan." Sira panik, dia takut janin dalam kandungan sahabatnya dalam bahaya. Sama seperti Amora yang hanya bisa menggigit bibir bawahnya menahan ringisan sakit.
"Temen lo mati disini pun ga akan jadi masalah. Lo tahu kan gue siapa," kata Anizhar dengan seluruh aura keangkuhannya.
Amora sudah tidak tahan, dia mendongak. "Dasar iblis! Cowo pengecut yang cuman ngandelin kekuasaan orang tuanya!" Dengan sisa tenaga Amora memaki cowo dihadapannya.
Bruk!
Anizhar menendang kaki Amora, lelaki itu sedikit menunduk hingga mata mereka sejajar. "Mulai hari ini gue bakal jadi raja iblis lo, Amora," ujarnya kemudian berlalu dari sana.
"Kita ke rumah sakit!" Putus Sira setelah sosok Anizhar tak lagi terlihat.
.O.
"Kandungan teman mu sehat, tidak ada masalah serius. Karena usia pasien sangat muda dan rentan keguguran, saya sarankan untuk nak Amora lebih menjaga kesehatan dan juga mengontrol pikiran agar tidak stres."
"Makasih dok, saya pasti akan menjaga teman saya." Sira mengucapkan terima kasub kepada sang dokter. Mendengar perkataan dokter ada sedikit kelegaan di hatinya.
Setelah dokter pergi, Sira lntas menghampiri Amora yang berbaring di ranjang rumah sakit. "Yuk pulang."
"Dia gak papa kan?"
Sira mengangguk. "Tenang aja, anak lo kuat kayak gue."
Perlahan kekakuan di wajah Amora perlahan hilang. "Syukurlah. Gue takut banget dia kenapa-napa."
"Ga kok. Dia sayang sama mamanya jadi enggak mau sampe mamanya khawatir."
Amora mengelus perutnya, kemudian perlahan bangkit dari ranjang sembari dibantu oleh Sira.
"Mora, besok lu izin aja ya."
"Kenapa?" tanya Amora bingung.
"Err, gue rasa setelah kejadian tadi lo perlu istirahat."
Amora menepuk pundak Sira dan tersenyum. "Lo sendiri kan yang bilang kandungan gue baik-baik aja. Kalau bayinya sehat, gue juga gak papa kok masuk sekolah. Lagian besok kan ada ulangan harian."
"Huft! Janji sama gue lu dan debay harus kuat. Gue bakal selalu dukung lo."
"Iya-iya aunty cerewet."
───────
Iseng doang buat ni cerita :v
04.05.2024
KAMU SEDANG MEMBACA
APRICITY
Teen Fiction"Lo hamil tapi gak tahu siapa ayahnya. Bahkan lo ga mikir gimana lo bisa hamil. Kalau ga tolol apa namanya, bego?" ──── Amora Keylani, gadis beruntung yang memperoleh beasiswa prestasi di Biantara High School. Hidupnya yang biasa-biasa saja membuat...