03. APRICITY

159 8 2
                                    

"Sira, jangan lupa bekal lo!"

"Iya bentar!"

Tidak lama kemudian Sira menghampiri Amora yang telah membawa kotak makan kuningnya. Gadis itu tersenyum, kemudian menggandeng lengan Amora dengan semangat. "Yuk berangkat!"

Seperti hari-hari biasa, Amora dan Sira selalu berangkat sekolah tepat pukul 07.00. Hal ini harus mereka lakukan karena jarak kost mereka dari Biantara High School lumayan jauh apabila ditempuh dengan berjalan. Pertama-tama mereka harus berjalan menuju terminal, kemudian melanjutkan perjalanan dengan angkot.

"Lo yakin ga papa masuk sekolah?"

Amora mendengus. "Yakin lah." Pasalnya, sejak di rumah sakit hingga mereka pulang sahabatnya satu ini selalu bertanya hal yang sama.

"Lo tahu kan, gue khawatir banget lo kena bully."

"Engga tenang aja. Lagian, ada lu yang siap jadi perisai kami."

Sira menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. "Iya sih, tapi tetap aja gue takut lalai."

"Biasa aja, Sira. Semua manusia itu sama, sama-sama makan nasi."

Sira cemberut. "Apa sih yang gak lo takuti. Semua ditrabas."

Amora tersenyum. Sebelumnya, dia tidak takut pada apa pun. Bahkan kepada kematian, bagi dia yang pernah merasakan berada di tepi jurang kematian hal itu tidaklah lagi menakutkan. Apalagi orang tuanya telah lebih dahulu berpulang ke sisi-Nya. Akan tetapi, semua berbeda sekarang. Amora Keylani takut kehilangan keluarga untuk yang kedua kalinya.

Langkah Amora terhenti sejenak, dia menatap sebuah toko perlengkapan bayi. Perlahan telapak tangannya mengusap perut dengan gerakan lembut. "Sehat-sehat di sana anak mama."

"AMORA BURUAN!"

"IYA-IYA!"

.O.

Pukul 07.25 mereka tiba di sekolah. Amora dan Sira langsung menuju kelas mereka yang berada di lantai 3.

"Seger banget kalau pagi gini!" Sira merentangkan tangannya. Gadis itu berdiri di dekat pagar sembari menghadap langsung matahari.

"Panas, Sira."

Sira berbalik, menemukan Amora yang tengah bersandar di daun pintu dengan mata menyipit. "Ini sinar yang sehat, Sira. Terutama untuk lu yang lagi hamil muda. Hahaha."

Amora tak kuasa menahan putaran bola matanya. "Iya dehh, makasih my besty sayang."

"Sini-sini!" Sira menarik Amora untuk bergabung bersama nya.

Dipikir-pikir, ini kedua kalinya Amora terpukau atas pemandangan menakjubkan Biantara High School. Suasana yang masih sepi membuat BHS tampak sangat indah dari atas sini. Ditambah dengan sinar cahaya matahari membuat gedung-gedung BHS tampak berkilau. Tidak hanya itu, tanaman dan pepohona di sekitar pun ikut bergoyang secara perlahan mengikuti arah angin.

"Indah."

"Iya kan!"

Amora mengangguk, dia melanjutkan penjelajahannya. Hingga kemudian, keberadaan seseorang di gedung sebrang menarik perhatian Amora.

Orang itu tersenyum.

Kedua alis Amora bertaut. Apa-apaan orang itu? Siapa dia?

"Sira. Lo tahu dia?"

Sira menoleh ke arah Amora kemudian mengikuti arah pandang gadis itu. Seperti Amora, dia juga terpaku.
"Yang lagi melambaikan tangan itu?"

Amora mengangguk.

APRICITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang