"Asli deh, dimana sih dia?!"
"Eat your food first, Chana." tegur Varga.
Chana menampilkan wajah masam, gadis itu mengunyah salad pesanannya dengan hati dongkol. Sudah 30 menit mereka menunggu dan sosok Anizhar belum juga mengunjungi mereka.
"Coba lo telfon Anizhar, Va."
Varga mengdongak, mengalihkan pandangan dari makanannya ke wajah masan Chana. "He's coming" tunjuknya dengan garpu pada sosok Anizhar yang baru saja memasuki pintu kantin.
"Ah, u right." Chana langsung berdiri begitu melihat sosok sang kekasih. "Babe, I'm waiting for you." ujarnya dengan sebuah pelukan yang dibalas oleh Anizhar.
"Maaf." Anizhar mengecup puncak kepala sang kekasih.
"Dari mana aja lu?" tanya Varga tatkala Anizhar mendudukan tubuhnya pada kursi.
"Gue ada urusan."
"Lama banget, sebel nunggu kamu yang gak datang-datang."
"Berapa lama?"
"30 menit."
Mendengar jawaban Varga lantas membuat Anizhar mengelus puncak kepala sang kekasih. "I'm really sorry, darling."
"Uhmm."
"Nanti kita mampir mall, beli apapun yang kamu mau." Lelaki itu mengeluarkan kartu hitamnya yang langsung diterima baik oleh sang kekasih.
"Really?"
Anggukan kepala sang kekasih membuat Chana senang, gadis itu menghadiahkan sebuah kecupan pada pipi kanan Anizhar. "I love u."
"Me too."
"Bisa gak untuk stop ngebucin. I'm here." Varga memasukkan sepotong roti ke mulutnya dengan ekspresi masam.
"Cari cewek sana!" Chana menjulurkan lidahnya pada Varga.
"Comot aja cewe random di sini."
"Kecuali mereka." Lanjut Anizhar tatkala melihat mata Varga yang terarah pada dua gadis yang sedang duduk tidak jauh dari tempat mereka.
Varga tertawa kecil kemudian tawanya mereda saat melihat Anizhar yang tak kunjung mengalihkan pandangan dari dua sosok itu. Diam-diam lelaki itu mengamati ekspresi baru sang sahabat.
Sementara Chana, gadis itu merasa kesal saat Anizhar memandang gadis lain. Dengan jari-jemari lentiknya, dia membawa wajah Anizhar untuk kembali menatap wajahnya. "Jangan lihat cewe lain, sayang."
Anizhar mengambil tangan Chana, kemudian mengecup punggung tangan kekasihnya. "Enggak, sayang."
"Uhmp! Btw, aku manggil kalian karena aku mau kasih sesuatu." Kemudian gadis itu mengambil dua buah kartu undangan yang ada di dalam paper bag pinknya. "Tada! Kita party!"
Varga menerima undangan itu, begitu pula Anizhar. "Dalam rangka apa nih?" tanya Varga.
"Anniversary gue dan Nizhar yang ke-4 tahun."
Varga sontak melirik Anizhar. "Wow, kalian berdua merencanakan ini?"
Anizhar menggeleng. Lelaki itu menatap sang kekasih. "Anniversary kita lusa, beb."
Chana mengangguk. "Aku tahu sayang, tapi aku mau mengadakan pesta besok. Anak-anak yang lain juga bakal datang."
"Kamu mengundang banyak orang?"
Anggukan antusias Chana berikan. "Yup! Aku mau mereka tahu kalau hubungan kita itu luar biasa! Dan aku mau kasih kejutan ke kamu!"
Anizhar tarik puncak kepala sang kekasih, lalu mengecupnya sedikit lebih lama. "Lakukan apapun yang kamu mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
APRICITY
Teen Fiction"Lo hamil tapi gak tahu siapa ayahnya. Bahkan lo ga mikir gimana lo bisa hamil. Kalau ga tolol apa namanya, bego?" ──── Amora Keylani, gadis beruntung yang memperoleh beasiswa prestasi di Biantara High School. Hidupnya yang biasa-biasa saja membuat...