26. APRICITY

3.7K 138 2
                                    

Padahal Amora yakin kalau Anizhar hanya salah menekan tombol mengikuti di akun instagramnya, sehingga dia santai-santai saja saat mendownload kembali aplikasi itu setelah dua hari berlalu. Setidaknya sampai dia login dan melihat banyak DM Instagram yang masuk ke akunnya.

"Mbak pacar atau saudara Anizhar?"

"Kok bisa sih di follow sama Anizhar?"

Ada pula berbagai pesan masuk yang semakin dia baca semakin mengerikan isinya.

"Dasar pelacur, jangan sok kegatelan sama cowo gue!"

"Mati Lo!"

"Cewe ga tahu diri, udah hamidun bukannya tobat malah makin kegatelan!"

Semakin jauh Amora membaca pesan-pesan itu, semakin terguncang pula hati kecilnya. Kebanyakan berupa pesan yang mengutuk dirinya. Saat Amora mencoba mengintip ke setiap akun, dia langsung tahu jika kebanyakan pengirim pesan itu berasal dari sekolah yang sama dengannya dulu.

Jari jemarinya bergerak di layar ponsel, membuka satu persatu akun yang mengiriminya DM. Hingga tindakannya tertahan di salah satu akun dengan postingan baru. Dia melihat dengan jelas sosok Anizhar yang menatap ke arah kamera dengan ekspresi datar dan salah satu tangannya digandeng erat oleh Chana. Kontras dengan ekspresi Anizhar yang datar, ekspresi Chana jauh lebih ceria. Melihat Chana dan Anizhar yang bergandengan membuat Amora teringat dengan kejadian di hotel. Amora kesal, mengapa dia justru menemukan postingan itu. Kolom komentar postingan pun dibanjiri oleh kalimat memuja.

: OMG, my couple goals!

: contoh nyata pasangan setara. Sama-sama cantik dan berduit 🥰🥰

: berarti rumor yang kemarin ga benar yah?

: nah ini baru benar, bukan sama si cewe ga tahu diri itu.

Membaca kalimat terakhir, Amora langsung merasa tersindir. Jelas sekali "si cewe ga tahu diri itu" merujuk ke arahnya. Ditengah kepanikannya, ada perasaan lain berupa kekesalan yang juga mendominasi.
Amora mendengus, menutup aplikasi instagramnya kembali dengan perasaan dongkol.

"Kenapa tuh wajah lo? Jelek banget," komentar Sira yang datang dari arah dapur dengan sepiring cemilan sayur kering dan susu ibu hamil.

Amora menerima uluran segelas susu dari tangan Sira, menghabiskannya dengan cepat.

"Buset, pelan-pelan, mor." Sira mengulurkan selembar tisu yang langsung diterima Amora. "Lo kenapa sih?"

Amora cemberut, lantas menjelaskan semuanya kepada Sira. "Jadi gitu."

Setelah mendengar penjelasan panjang Amora, Sira lantas segera membuka aplikasi X. Jari-jemarinya bergerak, hingga terhenti di akun lambe turah sekolah. "Anjir, iya Lo viral!"

Seiring dengan jarinya yang menggulir layar, rahang Sira mengetat. Semakin dia baca, amarahnya semakin naik hingga ubun-ubun. Merasa ikut sakit hati membaca setiap komentar tentang sahabatnya di sana. Sama seperti Amora, Sira juga tidak menyangka masalahnya menjadi seperti ini dan dia merasa gagal menjadi sahabat karena tidak mampu mencegah Amora untuk tidak membuka sosmed.

Diantara mereka berdua, biasanya Sira lah yang paling update soal media sosial. Terutama jika berkaitan dengan gosip-gosip yang terjadi di lingkungan Biantara semenjak dirinya kehilangan teman ngobrol. Hanya saja sejak menemani Amora yang sendirian, Sira jarang bermain sosmed karena dia lebih asik mengobrol langsung dengan sang sahabat.

Amora dengan mata jeli nya sangat memperhatikan perubahan ekspresi Sira. Amora merebut ponsel perempuan itu, merasa penasaran dengan apa yang membuat rahang Sira mengetat.

APRICITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang