03

285 28 18
                                    

Semenjak teriakan Nara di kantin tadi, kini Aghata jadi semakin populer di Galaxy. Agatha populer bukan hanya karena murid baru yang berparas cantik, tapi kini Aghata semakin populer karena ketahuan naksir most wanted di Galaxy siapa lagi kalau bukan Rafka. Namun, semua itu tidak ada benarnya. Hanya saja mulut Nara yang terlalu bar² itu membuat semua orang mengira itu adalah benar.

Seperti yang terjadi saat ini, Aghata mendapatkan tatapan mata pengagum Rafka ketika dia berjalan menuju gerbang sekolah. Karena kelas sudah berakhir barusan, jadi Aghata berjalan ke gerbang sekolah untuk pulang karena supirnya sudah datang menjemputnya. Hal itu membuatnya sedikit risih, namun tidak terlihat dari wajahnya.

"Gak suka banget sama tatapan itu." batin Aghata seraya berjalan lurus dengan pandangan yang sangat tajam.

Di lain tempat, Radit terlihat murung sejak balik dari kantin tadi. Dia terlihat sedih dan tidak bersemangat, karena berita pujaan hatinya yang menyukai sahabatnya Rafka.

"Woy, udahlah gak usah murung gitu." ucap Karel sambil menggeplak baju Radit yang sedang melamun.

"Gak bisa, Rel. Gue lagi patah hati." jawab Radit masih menatap ke depan dengan tatapan kosong.

"Alay lo njirr, baru tadi pagi ketemu udah ngeklaim pujaan hati segala." balas Karel.

"Emang napa? Masalah buat lo hah?" jawab Radit nyolot sambil menatap Karel dengan mata melotot.

"Iya, masalah buat gue." balas Karel menantang seraya berdiri dari duduknya berjalan ke arah Radit seperti orang mengajak berantem.

Sedangkan Rafka menatap datar kedua sahabatnya yang selalu berantem karena cewek. "Kalian berantem aja sampe mati, gue pulang duluan." ucap Rafka sedikit menusuk membuat kedua sahabatnya melotot tak percaya.

Lalu Rafka berjalan keluar meninggalkan Radit dan Karel.

"Gara-gara lo nih." ucap Karel menuduh Radit membuat Radit marah, lalu Karel berjalan keluar menyusul Rafka.

"Kok gue anying." jawab Radit tak terima sambil memukul angin saat melihat Karel keluar kelas meninggalkan dirinya sendirian, dia pun pergi menyusul kedua sahabat laknatnya itu.

Aghata pun memasuki mobilnya, di perjalanan pulang Aghata memikirkan seseorang yang menggangu pikirannya itu sejak istirahat di kantin tadi.

"Apakah benar orang yang dimaksud bang Gilang itu cowok tadi?" batin Aghata bertanya-tanya, "Pasti itu orangnya, wajahnya mirip banget sama foto yang ditunjukin bang Gilang. Mungkin bang Gilang salah informasi tentang sekolahnya." lanjutnya sangat yakin seraya tersenyum miring.

"Mang, nanti mampir ke supermarket dulu ya!" pinta Aghata pada mang Asep.

"Baik, Non."

Sesampainya di supermarket, Aghata menyuruh mang Asep untuk menunggunya sebentar lalu dia langsung turun dan masuk ke dalam untuk membeli cemilan karena di rumahnya gak ada cemilan sama sekali.

Rafka menjalankan motornya dengan kecepatan sedang dia benar-benar meninggalkan kedua sahabatnya itu. Saat berada dijalan menuju arah rumahnya, tiba-tiba dering teleponnya berbunyi membuat Rafka menepikan motornya sebentar.

"Mama?"

Rafka pun mengangkat telpon dari sang mama. "Halo, Ma." ucapnya lembut.

"Halo, Raf. Mama boleh minta tolong gak?" ucap Mamanya dibalik telpon.

"Hm."

"Tolong belikan bahan-bahan buat masak ya, tadi mama yang mau pergi beli tiba-tiba ada tamu datang dan tamunya baru aja pulang, jadi mama belum sempat beli." jelas sang Mama dengan panjang lebar.

Evil Beside AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang