Rafka menghentikan motornya didepan rumah mewah minimalis milik Aghata. Tubuh mereka berdua pun masih basah kuyup karena tadi mereka lebih memilih menerjang hujan dibandingkan berteduh. Sehingga membuat seragam yang mereka gunakan sudah sangat basah.
"Makasih, ya." ucap Aghata saat sudah berdiri didepan Rafka dengan keadaan basah kuyup.
"Hm, langsung ganti biar gak masuk angin." jawab Rafka seraya melihat tubuh Aghata yang sudah sangat basah, tapi untungnya Aghata mengenakan kaos putih sebelum memakai seragamnya. Jadi, Rafka tidak dapat melihatnya.
Aghata tersenyum manis. "Lo khawatir ya." godanya mencolek lengan Rafka dengan genit.
Sedangkan Rafka menautkan kedua alisnya dibalik helm full facenya. "Dih, gak ada kerjaan gue khawatir sama lo." ucapnya menatap Aghata sinis.
"Halah, gak usah bohong deh! Lo pasti khawatir kan kalau gue sakit? Iya kan?" balas Aghata seraya melipatkan kedua tangannya didepan dada.
"Gak usah pd lo! Gue cuman gak mau disalahin ya, kalau nanti lo tiba-tiba sakit nanti. Soalnya kan gue yang nganter lo pulang." jelas Rafka panjang lebar membuat Aghata mengangkat alisnya.
"Mang eak."
"Udah sana masuk! Gue mau pulang." suruh Rafka lalu melajukan motornya meninggalkan Aghata berdiri sendirian didepan rumahnya.
Raut wajah Aghata seketika berubah menjadi serius ketika Rafka sudah pergi dari hadapannya. "Gue harus selidiki yang dimaksud Rafka tadi." ucapnya serius lalu dia masuk kedalam rumah mewah minimalis tersebut.
Rafka melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, seragamnya kini sudah kering karena terkena angin yang sangat kencang. Sehingga seragam yang digunakan sejak tadi pagi jadi cepat kering, dia menatap fokus kedepan.
Tiba-tiba terdapat seorang pria misterius bertopeng yang berhenti ditengah jalan, membuat Rafka kaget dan mengerem tiba-tiba. Dengan cepat Rafka membuka helmnya dan turun dari motornya, dia pun dengan cepat menghampiri pria bertopeng itu dengan wajah datar dan mata elangnya yang tajam.
"Siapa lo?"
Pria bertopeng itu tersenyum miring. "Lo gak perlu tau siapa gue. Karena tujuan gue bukan untuk kasih tau gue siapa, tapi tujuan gue itu akan buat lo hancur bahkan mati." ucapnya tertawa jahat.
Rafka menatap tajam pria bertopeng tersebut. "Gue gak tau lo siapa, dan gue juga gak tau kesalahan gue apa sampe bikin lo dendam gini ke gue." ucapnya dengan suara berat, "Tapi, yang penting lo gak bakal mungkin semudah itu buat lawan gue! Bahkan mau hancurin gue ataupun bikin gue mati sekalipun." lanjutnya tersenyum miring.
Pria bertopeng itu mengepalkan kedua tangannya. "Kita lihat saja!"
Pria bertopeng itu pun langsung menghajar Rafka, namun Rafka dengan cepat menangkis pukulan-pukulan dari pria bertopeng tersebut.
Bugh
Satu pukulan berhasil Rafka lakukan pada pria bertopeng itu, dia memukul dengan keras pada bagian perut pria bertopeng tersebut hingga terjatuh.
Rafka tersenyum miring. "Lemah!"
Pria bertopeng itu langsung mengepalkan kedua tangannya ketika mendengar perkataan Rafka yang meremehkannya, lalu dia berdiri dan kembali menghajar Rafka.
Bugh
Kini giliran pria bertopeng itu yang berhasil memukul Rafka, dia memukul sudut bibir Rafka hingga mengeluarkan darah.
"See, Gue gak lemah seperti yang lo ucap tadi!" ucap pria bertopeng itu sambil tersenyum puas.
Rafka mengusap darah yang mengalir disudut bibirnya, lalu dia berdiri dan bersikap tenang seperti tidak terjadi apa-apa, bahkan rasa sakit dan perih disudut bibirnya tidak dia hiraukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Beside Angel
Teen FictionTidak semua orang sifatnya akan sesuai dengan wajahnya yang terlihat baik, bisa jadi sebaliknya. Begitulah kisah dari salah satu remaja yang bernama Agatha, dia menyukai seorang pria di sekolah barunya yang membuatnya nekad untuk mengejarnya lebih d...