10

267 23 8
                                    

Aghata memasuki kelasnya dengan santai, belum juga sampai depan pintu kelas. Dia tiba-tiba dikejutkan oleh kedua temannya, siapa lagi kalau bukan Thalia dan Nara.

Dorr

Tidak ada reaksi apapun dari Aghata membuat kedua temannya kebingungan.

"Kok lo gak kaget sih, Ta?" tanya Nara kebingungan.

"Tau njirr, biasanya orang kalau dikagetin pasti dia kaget. Lah, si Aghata kok biasa aja? aneh banget." sahut Thalia yang juga bingung dengan respon Aghata yang biasa saja.

"Kalian berdua yang aneh, kayak anak kecil aja. Untung gue orangnya gak kagetan." jawab Aghata panjang lebar lalu masuk ke dalam kelas begitu saja.

"Emang ngagetin orang aneh Thal?" tanya Nara polos.

Thalia menatap Nara dengan wajah kesal. "Gak tau, pikir aja sendiri." jawabnya lalu masuk ke kelas menghampiri Aghata yang sudah duduk anteng di bangkunya.

"Dih, orang nanya mah dijawab bukan disuruh nyari jawaban sendiri." balas Nara kesal dengan jawaban Thalia barusan.

"Aghata." panggil Thalia ketika sudah duduk disamping Aghata.

Aghata hanya berdehem karena sedang fokus membalas pesan seseorang.

"Tadi lo ke kelas 11 IPA 2 ya?" tanya Thalia dengan penasaran akut.

"Hmm."

"HAH!" ucap Nara kaget dengan suaranya yang sangat keras, membuat Thalia kaget, "Ya ampun, Nara. Lo bisa gak sih kecilin dikit suaranya, kuping gue bisa putus nih lama-lama dengerin suara lo yang cempreng itu ngalah-ngalahin toa masjid aja." omelnya panjang lebar membuat Nara menunduk malu.

"Hehe, ya maap Thal." ucapnya cengar-cengir membuat Thalia memutarkan matanya karena sudah malas dengan sikap Nara.

"Ngapain emangnya Ta?" tanya Thalia kembali ke topik awal.

"Ngasih bekal doang." jawab Aghata santai membuat kedua temennya shock terutama Nara.

"APA! LO NGASIH BEKAL KE RADKKSJSJ."

Ucapan Nara terpotong ketika sebuah tangan tiba-tiba menutup mulutnya, siapa lagi kalau bukan tangannya Thalia.

"Gue tadi kan udah bilang Nara sayang, kalau ngomong tuh gak usah teriak-teriak." ucap Thalia mengingatkan Nara dengan suara yang dilembut-lembutkan. Sedangkan Nara hanya menyengir tanpa merasa bersalah.

"Terus reaksi dia gimana Ta?" tanya Nara kembali ke topik awal.

Aghata yang mengingat kejadian tadi pun menghela nafasnya panjang. "Cuek." ucapnya singkat padat dan jelas.

"Hah, maksudnya cuek tuh gimana?" tanya Nara lagi tidak paham dengan jawaban Aghata yang terlalu singkat.

"Ya dia abaikan pemberian gue, tapi gue tetep paksa supaya dia terima bekal gue." jelas Aghata.

"Oh, udah biasa itu mah. Rafka emang cuek banget orangnya, dulu aja Stevi ngejar-ngejar Rafka gak pernah digubris sama sekali." ucap Thalia memberitahu sesuatu yang Aghata tidak tau.

"Iyakah?"

"Iya, Ta. Sampe sekarang pun dia masih ngejar-ngejar Rafka dan hasilnya pun masih sama." jawab Nara excited.

"Masa secuek itu sih?" batin Aghata bertanya-tanya, "Tapi gue gak peduli! Gue akan tetap bikin dia jatuh cinta sama gue." lanjutnya dalam hati sibuk tersenyum miring.

Seperti biasa, dari kejauhan terlihat seseorang yang memantau gerak-gerik Aghata yang menurutnya sangat mencurigakan.

"Semakin hari tingkahnya semakin mencurigakan."

Evil Beside AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang