Tidak semua orang sifatnya akan sesuai dengan wajahnya yang terlihat baik, bisa jadi sebaliknya. Begitulah kisah dari salah satu remaja yang bernama Agatha, dia menyukai seorang pria di sekolah barunya yang membuatnya nekad untuk mengejarnya lebih d...
Setelah membersihkan diri, Rafka merebahkan tubuhnya di atas kasur. "Gue harus cepat cari bukti itu!" ucapnya lalu dia mengambil ponselnya untuk dicek.
Pertama kalian yang bikin Rafka salfok ketika membuka ponselnya yaitu sebuah nomer tidak dikenal mengechatnya.
"Siapa ini?"
Dia pun hanya membalasnya dengan singkat, dan berganti ke aplikasi lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(seperti itulah kira-kira)
Setelah itu, Rafka memutuskan untuk tidur. Dia bahkan belum mengobati lukanya yang masih basah itu.
"RAFKA! KENAPA KAMU TEGA NGELAKUIN INI SAMA PACAR KAKAK?" bentak Arsyil pada Rafka dengan air mata yang mengalir deras.
Setelah mengantar pacarnya ke pemakaman untuk terakhir kalinya, Arsyil datang ke rumahnya lalu memarahi Rafka.
"Aku gak ngelakuin itu kak." ucap Rafka membela diri, karena dirinya emang tidak bersalah.
"Gak usah bohong! Jelas-jelas kakak lihat dengan mata kepala kakak sendiri Rafka. Kalau kamu yang ngebunuh Mannaf!" marah Arsyil didepan hadapan Rafka.
"Kak, aku ga-"
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba Arsyil memotong ucapan Rafka. "Gak usah ngelak lagi Rafka! Kakak kecewa sama kamu! Dari dulu kan kakak udah bilang STOP BERANTEM! STOP BERANTEM! Tapi apa? Kamu malah terus-terusan berantem." Arsyil mengeluarkan semua unek-uneknya pada sang adik, "Sejak kamu jadi ketua geng, hidup kakak jadi gak tenang." lanjutnya menatap Rafka tajam dan benci.
"Mulai sekarang kakak gak mau punya adik kayak kamu! Mulai sekarang kamu bukan adik kakak lagi Rafka." ucap Arsyil penuh kecewa.
Deg
Rafka menatap tak percaya pada kakaknya. "Maksudnya?" tanyanya masih ngelag.
Arsyil memutar matanya. "Lo gak denger? Gue bukan lagi kakak lo." ucapnya menekankan setiap perkataannya seraya menunjuk wajah Rafka dengan jari telunjuknya.
Dari kejauhan, kedua orangtuanya yang baru saja datang kaget ketika melihat pertengkaran kedua anaknya.
"Ada apa ini?" ucap Tiara menatap kedua anaknya secara bergantian.
"Kalian berdua kenapa?" tanya Davin yang tidak dijawab oleh Arsyil dan Rafka.
"Ma, Pa. Arsyil besok mau pindah ke USA." pinta Arsyil tiba-tiba masih dengan wajah penuh air mata.
Rafka menatap kaget sang kakak. "Kak, kakak jangan git-"
Lagi-lagi ucapan Rafka dipotong oleh Arsyil. "Diam! Gue udah bilang kalau gue bukan lagi kakak lo." ucapnya memperingati Rafka.