14

236 19 7
                                    

"Kalian semua sudah siap?" tanya Wasit memastikan sebelum babak kedua dimulai.

Semuanya pun dengan serentak menjawab siap membuat semua penonton bersorak.

"SIAP!"

Laskar menatap Rafka didepannya itu dengan tatapan tajam. "Kali ini gak bakal gue biarin lo menang lagi Rafka." ucapnya dengan percaya diri.

Radit tertawa remeh kala mendengar ucapan Laskar. "Hahaha, tadi lo juga bilang gitu. Tapi, buktinya tim kita yang menang." ucapnya membuat tim Rafka tertawa puas.

"Betul tuh, Dit. Beraninya diomongan doang, buktiin dong kalau omongan lo itu beneran!" sahut Karel sambil tertawa remeh.

Sedangkan Laskar merasa tidak terima ketika diejek begitu saja oleh tim Rafka. "Kalian lihat aja nanti." ucapnya seraya tersenyum smirk.

"Oke, kita lihatin." jawab Rafka dengan senyum miringnya.

"Oke, kita mulai sekarang! Satu.. dua.. TIGAAA!" ucap Wasit lalu melemparkan bola basketnya keatas yang langsung ditangkap oleh Laskar.

Saat Laskar berhasil mengambil bolanya dia melihat kearah Laskar sambil tersenyum miring. Namun, Rafka tidak menggubrisnya. Dia lalu mengejar Laskar untuk mengambil alih bola basket tersebut.

Ketika Laskar ingin memasukkan bolanya kedalam ring, tiba-tiba bola tersebut diambil alih oleh Rafka membuat Laskar gagal untuk memasukkannya.

"I got it." ucap Rafka mengerlingkan matanya pada Laskar sehingga membuat sang empu mengepalkan kedua tangannya.

"Bangsat!"

Rafka mendribble bolanya dengan sangat gesit membuat lawannya kewalahan untuk mengambil alih bolanya.

"RAF LEMPAR KE GUE RAF!" teriak Karel yang langsung dilempar oleh Rafka.

"Mereka musuhankah?" tanya Aghata penasaran saat melihat tim Rafka dan tim Laskar seperti dipenuhi amarah.

"Hah, siapa yang musuhan?" tanya balik Nara membuat Aghata memutar matanya malas, "Malah tanya balik nih anak." ucap Aghata menghembuskan nafasnya kasar.

"Kayaknya sih iya Ta." ucap Thalia yang semakin membuat Aghata semakin penasaran, "Kok bisa? Mereka musuhan karena apa emangnya?" tanya Aghata seraya membalikkan tubuhnya menghadap kearah Thalia.

"Nah, kalau itu gue kurang tau," jawab Thalia jujur.

Aghata menghembuskan nafasnya kecewa. "Mereka musuhan karena apa ya?" batinnya sambil menatap kearah Rafka dan Laskar dari kejauhan.

"RAFKA! RAFKA! RAFKA!"

Semua penonton menyoraki nama Rafka dengan sangat keras, sehingga membuat Aghata menutup telingannya. "Anjir! Bisa budek nih kuping gue, bisa-bisanya teriak segitu kerasnya. Mana depan kuping gue lagi." ucapnya mengomel membuat kedua temannya tertawa.

"Hahaha, udah biasa itu mah." balas Thalia sambil tertawa kecil ketika melihat ekspresi Aghata yang sangat lucu, "Ya ampun, Ta. Di sekolah lo yang dulu gak pernah ada pertandingan basket apa, teriakan kayak gini mah udah biasa kali kalau dipertandingan, hahaha," sahut Nara menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum kecil.

"Ya ada sih, tapi kan teriakannya gak sekeras ini njirr. Teriakan ini mah ngalah-ngalahin suara toa masjid." jawab Aghata ngelucu membuat kedua temannya yang berada disebelahnya itu pun tertawa.

Saat bola basketnya sudah berada ditangan Karel, dengan cepat Laskar langsung mengejarnya. Dengan liciknya juga, Laskar sengaja menyenggol Karel yang sedang berusaha memasukkan bola tersebut hingga jatuh dan bolanya gagal memasuki ring.

Evil Beside AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang