25

293 25 3
                                    

Langit malam yang bertaburan bintang memberikan keindahan yang tiada tara, dipadukan dengan angin yang berhembus kencang memberikan rasa sejuk yang menusuk kedalam tubuh. Apalagi saat berkeliling kota dengan motor, semuanya akan terlihat sangat indah dan juga sangat nyaman jika naik motornya bersama seseorang yang sangat spesial.

Hal tersebut dirasakan oleh Rafka, dia merasakan kenyamanan saat naik motor bersama Aghata. Bahkan dia baru pertama kali merasakan kenyamanan ini, sebelumnya dia tidak pernah merasakan kenyamanan saat berada didekat seseorang.

Kini Rafka dan Aghata sedang menaiki motor di kota malam Jakarta, Aghata yang memeluk tubuh Rafka dari belakang membuat suasana hati Rafka berdebar-debar tak karuan.

"Rafka, tahan Rafka! Lo gak boleh gampang baper cuman gara-gara dipeluk cewek," batin Rafka.

Aghata bersandar dipunggung Rafka. "Rafka, gue yakin lo pasti baper sama gue," batinnya sambil tersenyum lebar.

"Ta, ini kita mau kemana?" tanya Rafka mengeraskan suaranya.

"Ke cafe yang baru itu loh Raf, yang didekat taman biasa kita berangkat sekolah," jawab Aghata mengeraskan suaranya juga.

Rafka mengangguk paham, lalu dia menambahkan kecepatannya agar cepat sampai ke tempat tujuan.

"Di daerah sana kan sepi tuh. Jadi, gampang buat tawuran," batin Aghata tersenyum miring.

Belum juga sampai di tujuan, tiba-tiba terdapat segerombolan motor sekitar 7 motor yang menghalangi jalan Rafka. Sehingga membuat Rafka ngerem mendadak, karena tadi dia menyetir motornya dengan kecepatan tinggi. Hal tersebut membuat Aghata melepaskan pelukannya pada Rafka dan beralih menatap segerombolan motor tersebut.

"Wait, itu suruhannya bang Gilang? Tapi kenapa pake topeng segala?" batin Aghata bertanya-tanya setelah melihat pemimpin gerombolan orang tadi memakai topeng.

Sedangkan Rafka menatap tajam pada segerombolan motor itu. "Dia lagi," ucapnya.

"Ta, lo turun terus pergi menjauh dari sini!" lanjutnya menyuruh Aghata untuk turun dan pergi dari sana.

"T-api Raf.." ucap Aghata terpotong.

"Udah, lo turutin aja ucapan gue," balas Rafka tanpa menoleh kearah Aghata.

Lalu Aghata turun dari motor Rafka dan pergi menjauh dari sana. Sedangkan Rafka melepaskan helmnya lalu turun dari motornya dan menghampiri pria bertopeng serta gerombolannya yang masih duduk diatas motornya.

"Mau apa lagi lo? Gak puas kalah dari gue hah?" ucap Rafka setelah berdiri didepan motor pria bertopeng tersebut.

Pria bertopeng itu tersenyum miring lalu turun dari motornya diikuti oleh gerombolannya.

"Rafka, Rafka, lo pikir gue semudah itu buat nyerah sama lo? Nggak! Gue gak bakalan nyerah buat bikin lo hancur sebelum balas dendam gue terbalaskan!" jawab pria bertopeng itu menatap tajam pada Rafka.

"Balas dendam apasih bangsat! Gue aja gak kenal sama lo, kejahatan apa yang udah gue lakuin sebelumnya sampai orang yang gue gak kenal mau balas dendam sama gue?" ucap Rafka tidak paham dengan maksud pria bertopeng tersebut.

Dari kejauhan, Aghata menguping pembicaraan Rafka dengan pria bertopeng tersebut. "Hah, balas dendam? Jadi, cowok bertopeng itu juga mau balas dendam sama Rafka?" ucap Aghata bertanya-tanya.

***

Kini The Dangers sudah berada didepan markas The Halcón, markasnya geng Rafka.

"RAFKA! KELUAR LO!"

Teriakan Damar tersebut membuat Karel, Radit dan yang lain terganggu, mereka sedang asik bermain catur malah dikacaukan oleh teriakan Damar.

Evil Beside AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang